Konten dari Pengguna

Belajar Mengikhlaskan Melalui 5 Tahapan Kesedihan (5 Stages Of Grief )

Haaniyah fadhilah
Mahasiswa Psikologi UIN Jakarta
14 Desember 2022 10:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Haaniyah fadhilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi 5 tahapan kesedihan. Sumber : Canva
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi 5 tahapan kesedihan. Sumber : Canva
ADVERTISEMENT
Di antara kita semua pasti pernah merasakan sedih, entah karena patah hati, ditinggalkan oleh orang tercinta, impian tidak terwujud, merasa kehilangan akan sesuatu dan lain-lain. Setiap individu butuh waktu dan cara sembuh yang berbeda-beda. Saat mengalami kesedihan tersebut kita akan melewati lima tahapan kesedihan. Yuk! Mari kita bahas satu-per satu.
ADVERTISEMENT

Keadaan Apa Yang Memicu Kita Merasakan Sedih?

“Mengapa rasa sedih ini tak kunjung hilang?”, “Bagaimana agar cepat melupakan rasa sedih ini?”, ucap monolog orang-orang yang sedang mengalami kesedihan. Rasa sedih ini sangat wajar untuk dirasakan, semua orang juga pasti pernah merasakannya. Emosi kesedihan muncul di dalam diri seseorang diakibatkan oleh keadaan suasana hati yang sedih, melankolis, mengasihani diri, kesepian, putus asa, dan depresi berat (Daniel Goleman, 1999).
Keadaan apa yang memicu seseorang untuk merasakan kesedihan? Mengenai hal ini sebenarnya banyak yang memicu kesedihan seperti saat merasa kehilangan sesuatu yang berharga atau seseorang, ketika gagal meraih impian dan tujuan, ketika kita mengingat peristiwa menyedihkan pada masa lalu, serta pudarnya afeksi dari lingkungan maupun orang lain. Jadi, kesedihan sebenarnya bukan keadaan, tetapi reaksi kita menanggapi suatu keadaan.
ADVERTISEMENT
Memberikan ruang untuk mengalami rasa sedih dengan cara anda sendiri dapat membantu anda sembuh setelah kehilangan. Namun fase penyembuhan setelah kehilangan ini memiliki proses-proses yang pasti dilewati oleh setiap orang. Seorang psikiater yang bernama Dr. Elizabeth Kubler Ross menyampaikan teori 5 tahapan kesedihan atau “5 stages of grief”. Lalu apa saja 5 tahapan tersebut?

Mengenal Lebih Dekat 5 Tahapan Kesedihan (5 Stages Of Grief)

Dr Elizabeth Kubler Ross dalam bukunya yang berjudul “On The Death and Dying” (1969) menemukan teori yang menjelaskan tentang kesedihan atau kehilangan yang dialami oleh seseorang. Setiap kesedihan tersebut akan melewati tahap-tahap yang disebut “Five stages of grief”. Mari kita bahas tahapan-tahapan ini satu persatu.
ADVERTISEMENT

1. Tahap Penyangkalan (Denial)

Tahap pertama dari tahap kesedihan ini adalah penyangkalan, Biasanya seseorang akan dihantui dengan perasaan-perasaan : “Hal ini tidak mungkin terjadi, ini hanya mimpi!”, “Dia masih hidup, tidak mungkin meninggalkan saya seperti ini”, “Apakah ini semua nyata?” Hal ini merupakan reaksi awal saat seseorang mendapati dirinya berhadapan dengan situasi-situasi yang sama sekali tidak diinginkan.
Pada saat seseorang mengalami kejadian yang menyedihkan, pasti diawali dengan rasa penyangkalan dan penolakan karena tidak percaya hal tersebut akan menimpa dirinya. Tahap ini menjadi perisai dalam keadaan sedih. Seseorang akan seolah-olah memakai topeng untuk menutupi dan menyangkal rasa sedihnya. Sebenarnya perasaan seperti itu sangat wajar asal kita harus bisa mengatasinya dengan benar dan tidak berlarut-larut.

2. Tahap kemarahan (anger)

Setelah fase penyangkalan individu akan mulai menyadari bahwa kenyataan itu sangat pelik. Perasaan kesal yang luar biasa membuat emosi marah itu muncul. Kemarahan pun keluar dari seseorang karena masih belum menerima apa yang terjadi kepadanya. Individu akan mulai mencari pihak-pihak atau sesuatu untuk disalahkan atas peristiwa yang terjadi kepadanya. Pihak yang disalahkan ini bisa bermacam-macam seperti menyalahkan diri sendiri, keluarga, teman, pihak yang berkaitan dengan peristiwa tersebut, bahkan hingga menyalahkan tuhan dan mulai bertanya tanya “Ya Tuhan mengapa engkau tega sekali kepadaku?”. Di dalam kemarahan ini terdapat rasa sakit dan penyesalan yang mendalam atas peristiwa yang terjadi.
ADVERTISEMENT

3. Tahap tawar-menawar (Bargaining)

Pada tahap ini individu akan melakukan negosiasi terhadap kesedihan yang dialaminya. Seseorang akan berandai-andai atas kemungkinan yang seharusnya dia lakukan sebelum peristiwa buruk itu terjadi. Dengan menggunakan kalimat “seandainya saja..” atau “bagaimana jika aku tidak..” untuk memberikan harapan terhadap diri mereka sendiri untuk terlepas dari rasa kehilangannya. Hal tersebut merupakan bentuk penawaran yang seseorang inginkan atas kejadian yang telah terjadi. Walaupun menyakitkan, tahap ini membantu seseorang untuk menunda munculnya rasa sedih, sakit, dan kedukaan yang bermunculan.
Di tahap ini tujuan seseorang melakukan negosiasi sebenarnya hanya ingin mengubah keadaan agar semuanya bisa kembali seperti semula. Maka dari itu seseorang akan berusaha bernegosiasi dengan tuhan maupun pihak-pihak terkait untuk tidak melakukan hal-hal yang membuat dirinya dirugikan dan mengakibatkan kehilangan.
ADVERTISEMENT

4. Tahap depresi (Depression)

Pada tahap ini seseorang benar-benar sudah menyadari bahwa dirinya mengalami kehilangan yang akan mengubah hidupnya untuk selamanya. Perasaan menyesal dan tidak berdaya menimbulkan perasaan tertekan. Individu merasa kehilangan harapan dan merasa putus asa. Depresi di sini bukanlah penyakit kelainan mental, melainkan keadaan individu yang kembali ke realitas yang tidak diharapkannya. Kehilangan seseorang yang dicintai adalah situasi yang sangat menyedihkan, jadi wajar saja jika seseorang merasakan depresi. Contoh depresi di sini adalah seperti terlalu lama menangis, sering merenungi kejadian menyedihkan, dan susah tidur (insomnia). Jika kesedihan merupakan proses penyembuhan, maka depresi adalah salah satu dari beberapa langkah yang diperlukan di sepanjang proses.

5. Tahap Penerimaan (acceptance)

Pada tahap terakhir, seseorang mulai menerima bahwa kejadian menyedihkan yang menimpanya merupakan kenyataan yang permanen. Seseorang tersebut mencoba mengikhlaskan apa yang telah terjadi. Dengan menerima, bukan berarti seseorang merasa baik-baik saja dengan rasa kehilangan itu. Meskipun sulit untuk melupakan peristiwa kehilangan tersebut, tetapi individu sudah merasa lebih baik untuk terus menjalani kehidupannya seperti dahulu lagi. Sudah terbiasa dengan rasa sedih yang dilewatinya membuat seseorang bisa menerima kejadian menyedihkan tersebut. Individu yang sudah berhasil mencapai di tahap kelima ini berarti sudah melewatkan proses-proses dari tahapan kesedihan yang dialaminya. Meskipun, butuh waktu yang tidak sebentar untuk mencapai ke tahap penerimaan ini, kita harus terus berusaha untuk menyembuhkan rasa sedih dan kehilangan.
ADVERTISEMENT

Bisakah kita melewati 5 fase tersebut dengan cepat?

Menurut Dr. Kubler-Ross, 5 tahapan kesedihan ini pada setiap orang berbeda-beda jangka waktunya. Tidak semua orang melewati seluruh urutan tahapannya, mungkin ada beberapa tahapan yang terlewati dan juga ada yang melewatinya dengan urutan tahapan yang berbeda. Tidak perlu memikirkan seberapa cepat kita melewati fase-fase ini, karena pasti akan berakhir pada tahap penerimaan dan penyembuhan. Jadi, jangan menekan diri untuk bahagia ketika sedang berduka ya!