MEMBUDAYAKAN MORAL POSITIF DI SEKOLAH

Psikolog Clark Power, Ann Higgins dan Lawrence Kohlberg, melakukan studi tentang bagaimana budaya moral siswa mempengaruhi moral siswa secara fungsional. Dalam buku mereka yang berjudul Lawrence Kohlberg’s Approach to moral Education (1989), mereka mengungkapkan penemuan mereka bahwa ketika sekolah berusaha menjadi suatu kehidupan sosial masyarakat yang sesungguhnya maka murid akan melihat sekolah mereka sebagai lembaga yang dibangun dengan norma yang sangat tinggi seperti peduli dengan orang lain, saling menghargai, budaya mengantri, saling mebantu dan bekerjasama. Ketika lembaga sekolah telah menjadi kehidupan sosial masyarakat yang sesungguhnya, sangat memungkinkan kondisi tersebut akan diterapkan oleh para siswanya dalam kehidupan sehari – hari di rumahnya masing-masing dan ini menjadi cikal dalam pembentukan budaya moral positif di sekolah.

Pembentukan budaya moral yang postif di sekolah diubutuhkan komitmen dan kerjasama yang baik antara kepala sekolah, dewan guru, siswa, keamanan sekolah dan semua elem yang ada dalam sekolah tersebut untuk sama-sama menjunjung tinggi nilai dan moral yang baik disekolah. Moral yang baik diantaranya, budaya mengantri, saling menghargai, saling menghormati, bekerjasama, tolong menolong, tidak membully, tidak terlambat, tidak menyotek dan lain sebagainya.

Janet Brodesser (Guru Brockpot New York) mengatakan bahwa Jika kita menginginkan peserta didik kita mempunyai moral yang baik, maka sekolah sendiri harus menjadi institusi yang bermoral. Dengan dibiasakannya moral yang baik bagi siswa sejak masa di sekolah, semoga kelak anak-anak tersebut menjadi orang yang bermoral dan berkarakter baik.