Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
MENGAJARI ANAK-ANAK UNTUK MENYELESAIKAN KONFLIK
23 Juli 2017 23:17 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
Tulisan dari Habib Alwi Jamalulel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Bogor, Tidak selamanya hidup itu tentram dan damai, setiap orang pastinya mengalami yang namanya konflik. Baik konflik yang terjadi di keluarganya atau konflik dengan temannya. Namun sesungguhnya konflik akan menjadikan seseorang lebih baik jika ia mampu mengatasinya dengan bijak. Setiap konflik yang kita temui pasti akan ada solusi, oleh karenanya seseorang harus pandai dalam mengambil solusi, melangkah dan mengambil keputusan yang tepat agar membawa maslahat.
ADVERTISEMENT
Kebanyakan orang percaya bahwa ketika seseorang marah dan terjadi konflik yang dilakukan adalah menyakiti orang tersebut. Kepercayaan ini terefleksi dari kepribadian kebanyakan orang baik anak-anak maupun orang dewasa. Kebiasaan tersebut sering terjadi bukan hanya pada konflik yang sekalanya besar namun yang skalanya kecilpun terjadi. Pertanyaannya kenapa hal tersebut bisa terjadi? menyakiti seseorang sebagai balasan apabila ia marah dan terjadi konflik. Dalam buku Thomas Lickona yang berjudul Education Carachter dijelaskan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan seoserang berbuat hal tersebut diatas adalah karena kurangnya pendidikan karakter seseorang dari masa kanak-kanak.
Sering kita jumpai pada anak-anak di lingkungan sekitar kita apabila ia marah dan terjadi konflik maka yang ia lakukan adalah memukul atau menendangnya, dan seringkali kita sebagai orang dewasa tidak dapat memberikan nasihat yang benar untuk tidak melukan hal tersebut. Sebaiknya, kita sebagai orang dewasa mampu mengarah anak-anak untuk tidak melakukan itu, berikan solusi yang terbaik contoh saling minta maaf dan berjanji untuk tidak mengulangi lagi. Semoga dengan begitu anak-anak Indonesia lebih cerdas dalam mengatasi konflik, dan menjadikan konflik sebagai tantangan untuk pribadi yang lebih baik lagi.
ADVERTISEMENT