Eksplorasi Mediasi dan Mediatisasi dalam Kehidupan Media Kontemporer

Habib Brilian
Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Andalas
Konten dari Pengguna
23 April 2024 11:32 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Habib Brilian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ilustrasi integrasi media (sumber: freepik.com/rawpixel.com)
Pendahuluan: Menelusuri Kehadiran Kompleks Media Digital
Dalam zaman yang dipenuhi dengan perubahan tak terduga, media telah menjadi kekuatan yang menghanyutkan, merajut dirinya dalam jaringan kehidupan manusia. Mulai dari dinamika keluarga hingga panggung politik global, media terus mengalirkan informasi, membentuk pandangan, dan memengaruhi persepsi terhadap realitas. Untuk memahami kompleksitas media ini, kita perlu mengakui kekuatan serta pengaruh yang tak terbantahkan yang dimilikinya dalam membentuk dunia yang kita tempati saat ini. Kajian media, sebagai disiplin yang hidup dan bergerak, terus menggali rahasia media serta cara mereka berinteraksi dengan masyarakat. Dua konsep utama dalam studi media, mediasi dan mediatisasi, hadir sebagai alat kritis yang memungkinkan kita untuk melihat peran media dalam kehidupan sosial dan budaya dengan lebih jelas.
ADVERTISEMENT
Mediasi: Menjembatani Realitas dan Representasi
Mediasi mengacu pada proses dimana media bertindak sebagai perantara antara individu dan realitas. Media menyeleksi, membingkai, dan menyampaikan informasi kepada public, mewarnai persepsi serta pemahaman kita tentang dunia. Contoh mediasi dalam berbagai konteks:
1. Berita: Media berita menyajikan informasi tentang peristiwa terkini, namun pilihan informasi dan cara penyampaiannya dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti ideologi, kepentingan politik, dan nilai-nilai budaya.
2. Iklan: Iklan menggunakan media untuk membingkai produk atau layanan dengan cara yang menarik, memanipulasi emosi, dan keinginan konsumen untuk mendorong pembelian.
3. Media sosial: Media sosial memungkinkan individu untuk terhubung dan berbagi informasi, namun platform ini juga menjadi ruang bagi penyebaran informasi yang salah dan propaganda.
ADVERTISEMENT
Mediatisasi: Mengintegrasikan Media ke Dalam Kehidupan
Mediatisasi melangkah lebih jauh, menjelaskan bagaimana media menjadi bagian integral dari kehidupan sosial dan budaya, memengaruhi cara kita berpikir, bertindak, dan berinteraksi satu sama lain. Media bukan hanya saluran informasi, tetapi juga agen yang membentuk identitas, nilai-nilai dan norma sosial. Manifestasi mediatisasi dalam berbagai aspek kehidupan:
1. Politik: Media modern berperan dalam kampanye politik, membantu politisi membangun citra dan memengaruhi pemilih. Politik di era digital tak terpisahkan dari media sosial dan platform online lainnya.
2. Budaya: Media popular, seperti film, music, dan televisi, membentuk tren dan norma budaya, memengaruhi cara kita memandang diri dan dunia.
3. Identitas: Media membantu kita membentuk identitas individu dan kolektif, dengan menyediakan representasi dan narasi yang mendefinisikan siapa kita dan bagaimana kita ingin dilihat.
ADVERTISEMENT
Cross Media Studies: Memahami Interkoneksi Media
Cross media studies, sebagai bidang kajian yang relative baru, meneliti bagaimana media yang berbeda saling terkait dan memengaruhi satu sama lain. Di era konvergensi media, di mana platform digital dan tradisional saling bersinergi, memahami interkoneksi media menjadi krusial. Pentingnya Cross Media Studies:
1. Memahami lanskap media yang kompleks: Cross media studies membantu kita memahami bagaimana media yang berbeda, seperti televisi, internet, dan media sosial, saling bersaing, berkolaborasi, dan memengaruhi satu sama lain. Cross media studies membantu mengungkap pola-pola kompleks dalam pemanfaatan media oleh individu dan masyarakat, memperdalam pemahaman kita tentang dampak sosial, budaya, dan ekonomi dari konvergensi media.
2. Menganalisis konsumsi media: Cross media studies memungkinkan kita untuk meneliti bagaimana individu mengonsumsi media secara simultan dan terintegrasi, dan bagaimana hal ini memengaruhi perilaku dan pemahaman mereka. Studi ini juga memungkinkan analisis yang mendalam tentang bagaimana individu mengelola dan menyatukan informasi dari berbagai platform media, serta dampaknya terhadap pola pikir dan identitas mereka dalam masyarakat yang semakin terhubung secara digital.
ADVERTISEMENT
3. Mengembangkan strategi komunikasi yang efektif: Dalam era multi-platform, cross media studies membantu organisasi dan individu untuk mengembangkan strategi komunikasi yang efektif dan menjangkau audiens secara menyeluruh. Dalam era multi-platform, studi lintas media memainkan peran penting dalam membantu organisasi dan individu mengidentifikasi tren, preferensi audiens, dan titik kontak yang efektif di berbagai platform, memungkinkan pengembangan strategi komunikasi yang lebih holistik dan berdaya saing.
Praktik Media: Bagaimana Kita Berinteraksi dengan Media
Praktik media mengacu pada cara individu dan organisasi menggunakan media dalam kehidupan sehari-hari. Praktik ini bervariasi tergantung pada konteks sosial, budaya dan teknologi. Contoh Praktik Media:
1. Konsumsi media: Cara individu mengonsumsi media, seperti menonton televisi, membaca berita online, atau mendengarkan podcast akan mencerminkan minat, nilai-nilai, dan gaya hidup mereka.
ADVERTISEMENT
2. Produksi Media: Cara individu dan organisasi memproduksi konten media, seperti membuat video YouTube, menulis blog, atau menyiarkan podcast, menunjukkan bagaimana mereka berpartisipasi dalam konstruksi realitas dan menyebarkan informasi.
3. Partisipasi media: Cara individu dan organisasi terlibat dengan media, seperti memberikan komentar online, membagikan konten di media sosial, atau menghadiri acara media, menunjukkan bagaimana mereka berinteraksi dan berdialog dengan media.
Kesimpulan: Membangun Masyarakat yang Kritis dan Responsif terhadap Media
Dalam mengevaluasi integritas media, kita perlu lebih dari sekadar mempertimbangkan tata kelola dan prosedur internal. Kita harus mengajukan pertanyaan yang lebih dalam tentang bagaimana media membentuk dan memengaruhi pemikiran kita, siapa yang memiliki dan mengendalikan media tersebut, serta bagaimana kepentingan politik dan ekonomi dapat memengaruhi narasi yang disampaikan kepada publik. Integritas media bukan hanya tentang kebenaran fakta, tetapi juga tentang keadilan dalam representasi, kesetiaan terhadap kepentingan publik, dan kemandirian dari tekanan eksternal. Di tengah arus informasi yang terus menerus, masyarakat membutuhkan media yang tidak hanya menginformasikan, tetapi juga mendorong pemikiran kritis dan refleksi. Kita sebagai konsumen informasi memiliki tanggung jawab untuk tidak hanya menerima informasi begitu saja, tetapi juga untuk menyaringnya dengan hati-hati, mempertanyakan sumbernya, dan memeriksa kebenarannya. Hanya dengan demikian kita dapat menjadi agen perubahan yang cerdas dan kritis dalam masyarakat yang didorong oleh media.
ADVERTISEMENT
oleh Habib Brilian, mahasiswa ilmu komunikasi, Universitas Andalas