Konten dari Pengguna

Mengenal Thrift Shop, Bisnis Ramah Lingkungan yang Masih Eksis di Masa Pandemi

Habib Muhammad Rifqy Rais
Saya adalah Mahasiswa yang sedang berkuliah di Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Saya berasal dari Yogyakarta lebih tepatnya Sleman.
28 Oktober 2020 20:03 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Habib Muhammad Rifqy Rais tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
beberapa pakaian yang dijual di akun instagram @postrsh
zoom-in-whitePerbesar
beberapa pakaian yang dijual di akun instagram @postrsh
ADVERTISEMENT
Remaja saat ini mungkin tidak akan jauh dengan yang namanya fashion. Gaya berpakaian yang berbeda-beda menjadi warna tersendiri bagi kehidupan remaja. Banyak sekali contoh fashion yang keren salah satunya gaya fashion ala barat. Akan tetapi, kebanyakan remaja sekarang terkendala dengan harga pakaian import yang sangat mahal. Banyak merk-merk luar yang masuk ke Indonesia atau fast fashion tetapi harga yang disediakan terlampau tinggi. Tetapi, tak sedikit juga yang memilih menggunakan pakaian import bekas atau thrift.
ADVERTISEMENT
Saat ini kita mungkin sudah tidak asing dengan istilah thrifting. Sebuah kegiatan berburu atau mencari barang-barang bekas yang masih layak pakai. Sedangkan, toko atau bisnis yang menjual barang bekas tersebut disebut thrift shop. Selain pakaian, thrift shop juga menjual barang-barang yang masih layak pakai. Masyakarat Indonesia kebanyakan lebih memilih membeli pakaian-pakaian import setengah pakai atau bekas. Masyarakat Jogja gemar menyebutnya “ngawul”.
Tren thrifting di Yogyakarta cukup digemari banyak orang mulai dari pria ataupun wanita. Selain harga barangnya terjangkau, kualitas yang dijual kebanyakan juga masih sangat layak untuk dipakai. Di Yogyakarta sendiri banyak sekali yang menjual pakaian-pakaian bekas baik perseorangan ataupun toko yang menjual atau bisa disebut thrift shop. Selain dapat dijual secara offline, thrift shop juga dapat berjualan secara online. Pandemi juga menjadi penyebab kebanyakan kegiatan jual-beli dilakukan secara online.
ADVERTISEMENT
Cukup banyak orang yang menjual barang bekas atau thrift shop secara online. Salah seorang yang juga membuka bisnis thrift shop secara online adalah Najmi Sai’dah atau akrab disapa Ami. Ia merupakan mahasiswi di Yogyakarta yang berasal dari Medan. Ami memiliki sebuah bisnis thrift shop yang bernama Postrsh.
Ami membuat bisnis ini berawal dari kegiatan organisasinya di kampus. Kegiatan tersebut berupa menjual barang-barang bekas untuk mendapatkan dana tambahan untuk membuat sebuah event. Ia kemudian mendapatkan ide untuk membuat bisnis berjualan barang bekas untuk mengisi kegiatan selama kuliah online dan menambah penghasilan.
Awal mula Ami membuat bisnis ini dengan menjual pakaian-pakaian pribadinya. Ia tidak sendiri, Ami bersama rekannya mengumpulkan banyak pakaian-pakaian yang sudah tidak digunakan dan masih layak pakai. Kemudian barang-barang yang telah terkumpul tersebut dijual secara online. Saat ini ini barang-barang yang Ami jual di thrift shop miliknya adalah pakaian dan baju-baju seperti jaket dan hoodie serta celana. Ia juga tidak menutup kemungkinan untuk menjual sepatu-sepatu di thrift shop miliknya. Barang-barang tersebut dijual secara online melalui Instagram dan web jual-beli online.
Tampilan instagram dari @postrsh yang menampilkan jualan yang ada di thrift shop milik Ami
Hingga saat ini susah senang yang Ami hadapi dalam membuat bisnis ini cukup banyak. Ami mengatakan ia kebingungan dalam menentukan target pasar seperti harus menargetkan barang tersebut kepada cewek atau cowok. Ia juga mengatakan karena saking banyaknya online shop, harus pandai pandai dalam mempromosikannya. Untuk saat ini, susahnya mencari barang yang “rare” untuk dijual dan kalaupun ada itupun sangat mahal. Akan tetapi, Ami juga merasa senang dapat mencari penghasilan secara mandiri dengan bisnis thrift shop ini. Apalagi, ia juga masih seorang mahasiswa di perantauan yang tentunya dituntut untuk hidup mandiri. “Kalau satu aja yang beli aja udah seneng banget dan udah mulai ada penghasilan sendiri apalagi semenjak tinggal di Jogja bisa menghasilkan uang sendiri tanpa bergantung kepada orang tua,” ujar Ami.
ADVERTISEMENT
Ami menambahkan, ia berharap semoga supplier yang menyediakan barang-barang bekas tersebut dengan memasang harga yang tidak relatif mahal. Ia juga memberikan pesan kepada seluruh penggiat usaha thrift shop agar bersaing dengan sehat dan juga konsisten. ”Apapun yang kita lakukan itu harus konsisten, Tidak apa-apa lelah asal jangan menyerah,” pungkasnya.