Ulasan Novel Kerudung Merah Kirmizi

Hadi Mulyono
Mahasiswa di unpam Fakultas sastra indonesia dan pengusaha muda.
Konten dari Pengguna
26 Mei 2022 22:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hadi Mulyono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber foto dari kamera penulis Hadi Mulyono
zoom-in-whitePerbesar
sumber foto dari kamera penulis Hadi Mulyono
ADVERTISEMENT
Novel ini merupakan karya dari Remy Sylado dan diterbitkan oleh kepustakaan populer gramedia ini telah menjadi pemenang dalam hadiah sastra khatulistiwa pada tahun 2002. Dari Novel Kerudung Merah Kirmizi sebagai pembaca kita seperti dibawa ke dalam dunia sehari-hari. Kelihatan nyata saat Remy mengatakan kejujuran dalam peristiwa yang sering dialami semua orang. Novel yang bertema percintaan ini di kisahkan bahwa Remy memperlihatkan kepada semua pembaca tentang cerita yang biasa dan sederhana.
ADVERTISEMENT
Dengan Latar kehidupan pada masa orde baru Remy seperti mengungkapkan sindiran ke kehidupan sekarang, seperti ingin adanya perubahan dalam sikap, kebiasaan yang lalu yang penuh dengan kebohongan agar kita tidak terjebak dalam kehidupan seperti itu.
Remy seperti ingin memperlihatkan kepada pembaca agar perubahan perilaku yang kurang berkenan kepada khalayak. seperti tokoh Winata yang berbuat seenaknya sendiri sebagai abdi negara.
Tetapi Remy tidak hanya memperlihatkan alur yang memesona yang terus ada dalam novel ini. pada akhirnya tokoh Remy seperti terjebak dalam dalam kegilaan karena terlalu memaksakan kritiknya. Akhir alur dari novel ini seperti teka teki yang nyata antara cinta tema kehidupan sosial.
Hubungan-hubungan tokoh dalam buku ini sangat menarik dan dapat membuat pembaca betah berlama-lama membaca buku ini. Terutama hubungan Oom Sam dengan Dela, keponakan sekalgus simpanannya yang menjadi kaki tangan dalam tindak kejahatan yang ia lakukan.
ADVERTISEMENT
Novel kerudung merah kirmizi hadir karena penulis ingin mengkritisi tentang penindasan sewenang-wenang pada masa Reformasi.
Amanat yang saya rasakan setelah membaca novel ini tentang lebih menyadari sejak awal tentang kebaikan atau keburukan dari novel tersebut pada masa yang akan datang.
Tokoh penduduk dalam novel itu sebagai aktivis mahasiswa yaitu, Putri Luc Sondak yang bernama Laksmi, teman masa kecil Mryna Winata dalam novel itu menjadi polisi, Emha dan bos bernama Oom Sam dan anak buahnya berakhir dengan karmanya sendiri, kemudian akhir yang bahagia menjadi milik tokoh Emha, Luc, Laksmi dan Winata.
Novel ini menceritakan tentang ketidakadilan para penguasa yang diceritakan dengan lugas melalui peran para tokoh-tokohnya, novel tersebut mengandung tentang feminisme pada kaum perempuan dan kritik sosial.
ADVERTISEMENT
Kelebihan kelebihan dalam novel ini pada judul, pengarang, penerbit, tahun terbit, halaman, isi, sinopsis, dan biodata pengarang. Sehingga dalam hal ini pembaca dengan mudah mengetahui apa judulnya, siapa pengarangnya, penerbitnya dan kapan tahun terbitnya.
Kekurangan dalam novel ini adalah dari bahasanya ada sedikit yang saya tidak paham dan mungkin pembacalain juga ada yang tidak mengerti arti bahasa tersebut.
Namun biar bagaimanapun, saya sangat menikmati novel ini dan menyarankan para pembaca untuk menikmati karya ini meskipun hanya sekali seumur hidup.