Konten dari Pengguna

Kerap Dianggap Sama, Ini Perbedaan Manfaat Yakon dan Paitan

Hady Anshory Tamhid
Dosen Farmasi UII, Apoteker, Direktur Riset PT Kanca Sukses Bersama
16 Februari 2023 11:13 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hady Anshory Tamhid tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Yakon. Foto: Manfred Ruckszio/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Yakon. Foto: Manfred Ruckszio/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Apakah kamu termasuk orang yang kerap keliru membedakan antara tumbuhan yakon dan paitan?
ADVERTISEMENT
Jika iya, kamu pasti tidak menyadari bahwa banyak tulisan yang keliru menyebutkan bahwa yakon dan paitan adalah tumbuhan yang sama. Faktanya, mereka adalah dua jenis tumbuhan yang berbeda dari segi bentuk, umbi, lingkungan hidup, khasiat, hingga toksisitasnya.
Pemberian informasi yang tidak tepat ini mengakibatkan banyak orang yang menggunakan kedua tumbuhan tersebut secara keliru atau tidak tepat, sehingga tidak memberikan manfaat bagi penggunanya.
Tumbuhan Yakon atau Smallanthus Sonchifolius berasal dari Pegunungan Andes, Peru. Yakon membutuhkan kondisi tanah yang baik serta lingkungan dengan suhu yang cukup dingin selama pertumbuhannya, misalnya di pegunungan.
Yakon kerap dikenal oleh masyarakat sebagai tanaman herbal anti diabetes karena mampu menurunkan kadar gula darah jika dikonsumsi bagian daun dan umbinya.
ADVERTISEMENT
Yakon didapuk menjadi agen antidiabetik alami karena memiliki kandungan polifenol dan fruktooligosakarida, sehingga memiliki efek hipoglikemik yang tidak merugikan manusia. Selain efek hipoglikemik, Yakon juga memiliki efek hipolipidemik tanpa mempengaruhi berat badan penderita diabetes.
Sedangkan tumbuhan Paitan lebih sering dimanfaatkan untuk pupuk hijau ataupun pakan ternak. Paitan (Tithonia Diversifolia) termasuk ke dalam tanaman semak yang berasal dari Meksiko. Paitan tumbuh di daerah tropis lembab atau semi lembab, sehingga mudah tersebar dari Amerika Tengah ke Selatan, kemudian Asia hingga Afrika.
Paitan bisa disebut tangguh karena mudah tumbuh kembali setelah dipotong. Di Afrika, Paitan digunakan petani sebagai pupuk, pakan ternak dan penahan erosi. Untuk bidang kesehatan, paitan digunakan sebagai anti malaria karena bersifat repellent terhadap jenis nyamuk Culex, Anopheles Gambiae dan Aedes Aegypti.
ADVERTISEMENT
Demi menghindari kekeliruan dalam pemanfaatan kedua tanaman tersebut, mari kita kupas lebih dalam yuk!

Klasifikasi Ilmiah Yakon dan Paitan

Dikarenakan Yakon dan Paitan adalah dua tumbuhan yang berbeda, tentu saja mereka memiliki perbedaan dalam klasifikasi ilmiah. Yakon dan Paitan memang sama-sama berasal dari Kingdom Plantae, Order Asterales dan Family Asteraceae, namun mereka memiliki genus dan spesies yang berbeda.
Yakon berasal dari Genus Smallanthus dan Spesies Sonchifolius dengan ciri khas memiliki daun yang besar dan bulat. Yakon dikenal sebagai sumber makanan yang kaya akan serat serta antioksidan. Sedangkan Paitan yang berasal dari Genus Tithonia dan Spesies T. Diversifolia memiliki bunga besar dan kuning kemerahan. Paitan sering digunakan sebagai tanaman hias ataupun bahan baku pakan ternak.
ADVERTISEMENT
Daun Yakon dan Paitan
Perbedaan daun Yakon dan Paitan. Sumber : dokumentasi pribadi
Daun Yakon memiliki bentuk yang mirip dengan daun seledri. Bentuknya besar dan bulat dengan ujung daun runcing. Permukaan daunnya halus. Warna daun Yakon bervariasi, mulai dari hijau muda hingga hijau tua tergantung umur daun. Daun yakon bisa mulai dipanen sejak tanaman berumur dua bulan dan dilakukan setiap dua minggu sekali.
Panen daun ini dapat dilakukan hingga 10 kali masa panen sampai Yakon berumur 7-8 bulan. Bunga dari Yakon biasanya muncul ketika pemetikan yang ke-10. Hadirnya bunga Yakon menandakan kualitas daun yang dihasilkan sudah berkurang sehingga perlu diganti.
Sedangkan daun Paitan memiliki daun yang lebih kecil bila dibandingkan dengan daun Yakon. Daun Paitan berbentuk pipih, permukaan daun yang mengkerut serta ujung yang runcing.
ADVERTISEMENT
Daun paitan juga berbentuk agak menjari serta memiliki warna yang beragam mulai dari hijau muda hingga hijau tua. Bunga Paitan memiliki bentuk yang mirip dengan bunga matahari dengan ukuran yang jauh lebih kecil.
Batang Yakon dan Paitan
Perbedaan batang Yakon dan Paitan. Sumber : Dokumentasi Pribadi
Perbedaan paling mencolok dari batang Yakon dan Paitan adalah batang yakon memiliki bulu pendek yang halus di sekelilingnya, sedangkan Paitan tanpa bulu sedikitpun. Permukaan batang Paitan juga memiliki bercak-bercak putih.
Secara umum, batang Yakon memiliki diameter hingga 5-10 cm, namun bisa juga mencapai lebih dari 20 cm jika tumbuhan sudah matang ataupun tumbuh di lingkungan yang kondusif. Paitan memiliki diameter yang lebih kecil dibandingkan Yakon, yakni sekitar 2-5 cm saja.
Umbi Yakon dan Paitan
Perbedaan umbi Yakon dan Akar Paitan. Sumber : Dokumentasi Pribadi
Inilah perbedaan yang paling meyakinkan antara Yakon dan Paitan. Yakon memiliki umbi, sedangkan Paitan hanya memiliki akar saja. Akar Paitan biasanya akan tumbuh menjadi batang yang berukuran panjang dengan diameter 1-2 cm. Bentuknya bulat atau memanjang dengan permukaan halus dan berwarna putih kecoklatan.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan Paitan yang hanya memiliki akar, Yakon memiliki umbi dengan bentuk bulat atau oval dengan tekstur lembut dan empuk serta rasa yang manis. Umbi Yakon memiliki ukuran sebesar lengan pria dewasa dengan berat 1-2 kg pada tiap umbinya.
Satu tanaman Yakon dapat menghasilkan 5-10 umbi. Umbi Yakon dapat dipanen setelah Yakon berumur 7-8 bulan. Salah satu tanda umbi Yakon siap panen adalah munculnya bunga pada tumbuhan Yakon yang menandakan kualitasnya sudah menurun.
Setelah panen umbi, tanaman Yakon sudah tidak produktif lagi, sehingga harus diganti dengan tanaman yang baru. Umbi yakon dapat langsung dikonsumsi secara mentah, ditambah sambal rujak ataupun dijadikan campuran kue sebagai bahan pemanis alami.
Khasiat Yakon dan Paitan
Ilustrasi Yakon. Foto: Manfred Ruckszio/Shutterstock
Seperti yang sudah kita ketahui, yakon telah lama digunakan untuk pengobatan karena memiliki berbagai kandungan senyawa yang bermanfaat untuk mengatasi berbagai penyakit seperti demam, infeksi, kolesterol hingga diabetes. Tiga senyawa utama yang ditemukan pada daun yakon adalah endhidrin, sonchifolin dan uvedalin. Tiga senyawa tersebut diketahui mampu mengatur metabolisme glukosa sehingga membuat kadar gula darah tetap stabil. Senyawa endhidrin dapat meningkatkan produktivitas dan sensitivitas insulin sehingga tubuh menggunakan glukosa dengan efektif.
ADVERTISEMENT
Lalu, senyawa uvedalin dan sonchifolin mampu meningkatkan aktivitas enzim fructokinase dan aldose reductase. Bagian tanaman yakon lainnya, yakni umbi diketahui memiliki kandungan fruktooligosakarida yang mampu mengatur metabolisme kolesterol pada proses assimilation melalui penurunan absorbsi kolesterol di usus halus. Tak hanya itu, umbi yakon juga dapat diolah menjadi sirup untuk pemanis alami sebagai alternatif pengganti gula, sebab kandungan fruktooligosakarida berperan sebagai senyawa utama pemberi rasa manis.
Berbanding terbalik dengan Yakon yang dikenal pada bidang kesehatan, tumbuhan Paitan lebih terkenal di bidang pertanian organik. Sebab Paitan memiliki potensi yang tinggi pada pemulihan kesuburan tanah ketika dimanfaatkan menjadi pupuk organik. Paitan memiliki unsur hara yang tinggi sehingga meningkatkan produktivitas lahan karena mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
ADVERTISEMENT
Manfaat lainnya dari Paitan adalah sebagai anti malaria. Paitan diketahui memiliki kandungan zat aktif yang dapat membunuh atau memperlambat pertumbuhan parasit malaria. Namun, Paitan juga tidak dapat digunakan sebagai satu-satunya terapi untuk malaria sehingga membutuhkan dukungan dari pengobatan medis bagi penyakit ini.
Yakon dan Paitan adalah dua jenis tumbuhan yang berbeda, mulai dari klasifikasi ilmiahnya hingga khasiatnya. Baik Yakon dan Paitan memiliki manfaat dan kegunaan masing-masing. Kini setelah mengetahui perbedaan dari kedua tanaman tersebut, Anda dapat memanfaatkan Yakon ataupun Paitan sesuai fungsinya.