Pengalaman Kuliah di Luar Negeri Bersama IISMA, Anak Sastra Berpeluang Besar?

Haekal Mahdania
kumparan Buddies - Library and Information undergraduated student, Faculty of Humanities, Universitas Indonesia
Konten dari Pengguna
27 Maret 2023 21:19 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Haekal Mahdania tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mahasiswa asal Indonesia yang sedang menjalankan beasiswa di Hungaria. Dokumentasi: Ayya.
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa asal Indonesia yang sedang menjalankan beasiswa di Hungaria. Dokumentasi: Ayya.
ADVERTISEMENT
Mendapatkan pengalaman berkuliah di luar negeri secara gratis dengan IISMA yang merupakan bagian dari program Kampus Merdeka atau MBKM dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. IISMA atau Indonesian, International Student Mobility Award telah dilaksanakan sejak tahun 2020 ini berhasil memberangkatkan sebanyak 4113 mahasiswa ke 110 universitas yang tersebar di 26 negara.
ADVERTISEMENT
Apakah bagi mahasiswa dengan jurusan bahasa asing memiliki peluang lebih besar untuk mengikuti program pemerintah IISMA ini?
Menjadi mahasiswa sastra di sebuah universitas terbaik di Indonesia adalah suatu hal yang sangat membanggakan bagi segelintir orang. Namun, seringkali mahasiswa dengan jurusan sastra merasa minder akibat pandangan orang lain yang sering menyepelekan jurusan ini. Lalu, apakah pada program IISMA ini mereka mampu membuktikan kemampuan mereka?
Allya Shafira, salah satu penerima beasiswa IISMA asal Fakultas Ilmu Pengetahuan Universitas Indonesia. Dokumentasi: Ayya.
Allya Shafira, salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya yang menempuh pendidikan S1 di jurusan Sastra Jerman adalah satu dari sekian banyak mahasiswa yang diberangkatkan ke University of Szeged di Hungaria di tahun 2022 lalu. Ia telah mengetahui informasi seputar IISMA di tahun 2021 dan sejak saat itu ia mulai mempersiapkan diri.
ADVERTISEMENT
Di dasar atas motivasi untuk berkuliah di luar negeri yang sangat besar, ia melihat program ini sebagai peluang yang sangat besar untuk mewujudkan impiannya. Ia juga mendapat dukungan dari orang tua dan teman-teman terdekatnya untuk mengikuti rangkaian seleksi IISMA yang cukup panjang.
Allya bersama mahasiswa asal Indonesia lainnya ketika berkunjung ke Budapest, Hungaria. Dokumentasi: Ayya.
Bagi Allya, sebagai mahasiswa jurusan sastra, ini adalah kesempatan dan wadah yang tepat bagi mahasiswa sastra karena banyak sekali mata kuliah di bidang yang sejalan dengan jurusan sastra, seperti kesusastraan, budaya, sejarah, seni, dan masih banyak lagi. Terlebih salah satu tujuan dari program IISMA sendiri adalah untuk memperkenalkan budaya Indonesia ke luar negeri ini akan menjadi dasar yang bisa dipelajari oleh mahasiswa sastra dan menjadi nilai tambah bagi penerimanya.
Devanna Destira, salah satu penerima beasiswa IISMA asal Fakultas Ilmu Pengetahuan Universitas Indonesia. Dokumentasi: Devanna.
Lalu ada juga Devanna Destira yang merupakan mahasiswa jurusan Sastra Inggris dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Tak jauh berbeda dari Allya, Devanna juga memiliki impian yang sangat besar untuk merasakan kuliah di negara orang. Ia ingin memahami lebih lanjut mengenai sistem edukasi yang berlaku di negara lain karena sejak awal ia memang sudah mendalami dunia pertukaran budaya. Ia memanfaatkan kesempatannya sebagai mahasiswa untuk berkontribusi memahami budaya luar dan juga memperkenalkan budaya Indonesia ke mancanegara.
Devanna bersama tim ketika mengikuti turnamen Internasional Handball mewakili UCC. Dokumentasi: Devanna.
Devanna memilih University College Cork untuk merealisasikan semua rencananya selama satu semester di Irlandia. Ia sempat menghadapi banyak hambatan seperti hasil test IELTS yang tak kunjung keluar, sistem administrasi yang cukup rumit, dan gangguan sistem ketika mengurus berkas di website IISMA. Namun, semua masalah tersebut terbayarkan ketika ia dinyatakan sebagai penerima Beasiswa IISMA di kampus yang telah dipilihnya.
Devanna dan rekan mahasiswa Indonesia ketika menggelar pekan budaya di University Collage Cork, Irlandia. Dokumentasi: Devanna.
Selanjutnya ada Ahmad Fauzan yang juga merupakan mahasiswa jurusan Sastra Jerman, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Mahasiswa yang memiliki ketertarikan dan kemauan yang sangat besar di bidang komunikasi ini berhasil mendapatkan kesempatan sebagai penerima beasiswa IISMA 2023 di University of Pécs, Hungaria. Memiliki persiapan yang sangat matang, ia telah merencanakan keperluan pendaftaran IISMA satu tahun lamanya.
Ahmad Fauzan, salah satu penerima beasiswa IISMA asal Fakultas Ilmu Pengetahuan Universitas Indonesia. Dokumentasi: Fauzan.
Menurut Fauzan, mengikuti IISMA merupakan sebuah kesempatan yang sangat besar untuk meniti karier, terutama di bidang komunikasi yang digelutinya. Dimana, ia bisa mendapatkan pengalaman langsung berinteraksi dengan orang asing baik di bidang internasional bisnis komunikasi dan komunikasi sosial dengan perspektif yang berbeda. Dengan kegigihannya, Fauzan sampai dijadikan sebagai representatif bagi mahasiswa Indonesia yang belajar di Hungaria dan mewakili rekan-rekannya untuk memberikan sambutan di depan Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Hungaria.
Fauzan ketika mengunjungi Business Administration and Management di University of Pécs. Dokumentasi: Fauzan.
Bagi Fauzan, menjadi mahasiswa sastra juga menjadi salah satu keuntungan yang cukup besar karena tujuannya untuk belajar di luar negeri menjadi semakin jelas. Dikarenakan ketika kita mempelajari suatu negara, akan lebih baik jika mendapatkan perspektif secara langsung dari negara tersebut. Selain itu, ia juga mendapatkan pengalaman mengenai budaya orang Eropa, bagaimana orang disana memandang sesuatu, pola pikir dan masih banyak lainnya yang sangat menguntungkan.
Mutia Anggita Putri, salah satu penerima beasiswa IISMA asal Fakultas Ilmu Pengetahuan Universitas Indonesia. Dokumentasi: Tia.
Ada juga Mutia Anggita Putri, mahasiswa jurusan Sastra Inggris Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia yang diberangkatkan ke University of Groningen, Belanda. Meskipun berasal dari jurusan Sastra Inggris, Tia memang menjadikan UK sebagai opsinya. Namun, ia memiliki ketertarikan untuk menekuni hal diluar kemampuannya dan mencari perspektif lain agar dapat lebih banyak mendapatkan ilmu. Tia juga tertarik dengan sejarah kolonial Indonesia dengan Belanda yang membuatnya memutuskan untuk memilih negara Belanda sebagai host universitasnya.
Potret Mutia Anggita Putri dengan koleganya yang berasal dari berbagai penjuru di dunia. Dokumentasi: Tia.
Berbeda dengan ketiga rekannya yang hampir seluruhnya didukung penuh oleh keluarga dan teman terdekatnya, Tia sempat mengalami keraguan atas hal tersebut dan membuatnya cukup bimbang. Adanya ketidaksesuaian timeline kuliah Tia yang mengharuskan ia meninggalkan mata kuliah wajib di semester 5 jika ia tetap mengambil program IISMA. Ia juga harus melewatkan kesempatan bertemu dengan teman satu jurusannya yang sebelumnya belum pernah ia temui selama masa kuliah akibat pandemi. Tetapi setelah pertimbangan yang sangat matang akhirnya Tia memutuskan untuk tetap melanjutkan proses pendaftaran IISMA.
Mutia Anggita Putri bersama dengan mahasiswa asal Indonesia yang berhasil lolos IISMA ke University of Groningen, Belanda. Dokumentasi: Tia.
Wah ternyata menjadi anak sastra juga memiliki peluang yaa untuk mengikuti IISMA, terutama bagi mahasiswa yang mendalami suatu negara dan ingin mendapat perspektif dari sana.
ADVERTISEMENT
Jadi bagi anak sastra, jangan patah semangat dan terus maju ya!