Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
China Jadikan Robot Pembaca Berita, Era Robot Gantikan Manusia?
26 November 2018 12:28 WIB
Diperbarui 7 Mei 2020 9:58 WIB
Tulisan dari Haekal Husain tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ilustrasi robot (Sumber: Indian Express)
Baru-baru ini, kantor berita di China mencatat sejarah baru dengan mempekerjakan robot sebagai news anchor (pembaca berita). Dinamai "English AI Anchor", robot tersebut diprogram fasih membacakan berita untuk pemirsa Xinhua News Agency .
ADVERTISEMENT
AI Anchor memiliki perawakan seperti pria dewasa, lengkap dengan kacamata persegi panjang ikonik. Mengutip dari situs Xinhua , English AI Anchor dilengkapi fitur ekspresi wajah dan diklaim mampu bertindak layaknya manusia saat di depan kamera.
"This is my very first day in Xinhua News Agency. My voice and appearance are modeled on Zhang Zhao, a real anchor with Xinhua," ujar English AI Anchor dalam video debutnya.
Penjelasan: Video debut English AI Anchor milik Xinhua News Agency.
Xinhua bekerja sama dengan Sogou.com (salah satu situs pencarian populer di China) dalam mengembangkan news anchor robot ini. Mereka berdualah yang men-supply English AI Anchor dengan beragam video live broadcasting sebagai bahan ajarnya--agar ia bisa terus berkembang dan mampu membaca berita dengan baik.
ADVERTISEMENT
English AI Anchor bergabung dalam reporting team Xinhua dan dipekerjakan 24 jam tanpa henti untuk website dan media sosial . Dalam video debutnya, English AI Anchor berjanji akan menyampaikan berita tanpa henti. "I will work tirelessly to keep you informed as texts will be typed into my system uninterrupted. I look forward to bringing you the brand new news experiences," tambahnya dalam video debut.
Eranya robot gantikan manusia?
Maraknya penggunaan AI atau kecerdasan buatan sudah bukan hal baru di dunia industri. Mau tidak mau, siap tidak siap, manusia lambat laun akan digantikan oleh robot.
Menurut hasil penelitian Gartner , AI atau kecerdasan buatan akan menghilangkan 1,8 juta pekerjaan dan akan menciptakan 2,3 juta pekerjaan baru dalam beberapa tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
Kecerdasan buatan dinilai mampu meningkatkan produktivitas kerja serta menghilangkan banyak pekerjaan di tingkat menengah dan tingkat bawah yang ada saat ini. Di sisi lain, kecerdasan buatan juga akan menciptakan jutaan posisi baru untuk yang pribadi yang terampil dan juga menciptakan pekerjaan baru untuk para pemula dan yang ada di tingkat bawah.
Tahun 2020 diprediksikan bakal jadi tahun yang penuh dengan gejolak di beberapa sektor ketenagakerjaan akibat kecerdasan buatan. Beberapa bidang yang akan terkena 'dampaknya' adalah sektor layanan publik, kesehatan, dan yang terparah di bidang manufaktur.
Penerapan robot di ruang redaksi
Penerapan teknologi canggih juga sudah banyak dilakukan di kantor berita yang ada di dunia. Penggunaan robot di ruang redaksi sebenarnya bukan hal baru .
ADVERTISEMENT
LA Times telah menggunakan Quakebot untuk mengabarkan berita gempa bumi dengan sangat cepat sejak beberapa tahun lalu. Quakebot akan mengekstrak data dari BMKG Amerika Serikat dan mengubahnya jadi tulisan dengan sangat cepat. Ada juga Associated Press (AP), kantor berita kawakan yang sudah menggunakan robot untuk menulis berita keuangan seperti laporan pendapatan per kuartal. Associated Press mengklaim perusahaannya mampu menulis 2000 artikel dalam hitungan detik kalau dibutuhkan.
Di Indonesia, teknologi serupa juga sudah diterapkan oleh salah satu kantor berita untuk memproduksi berita olahraga. Menyajikan laporan hasil pertandingan dengan sangat cepat, mirip yang dilakukan oleh LA Times, AP, dan beberapa kantor berita lain. Selengkapnya baca di sini .
Yang terbaru dan tercanggih adalah English AI Anchor milik Xinhua ini. Ia mampu menyajikan pengalaman baru dalam mengonsumsi berita. Pernahkah terlintas dipikiran Anda bahwa berita yang Anda konsumsi disampaikan oleh robot?
ADVERTISEMENT
Video: English AI Anchor sedang membacakan berita tentang acara China International Import Expo yang dihadiri oleh Jack Ma.
Dari apa yang ada sekarang, jelas para jurnalis robot ini belum mampu menggantikan jurnalis manusia 100 persen. Meski mampu menawarkan efisiensi dan kecepatan, tulisan, maupun produk jurnalistik yang diproduksi oleh para robot jurnalis ini sangat monoton.
Para jurnalis robot yang dimiliki oleh beberapa media 'hanya' mengekstrak data ke dalam template-template tulisan dan mempublikasikannya. Tak ada rasa maupun angle yang dibangun dari itu. Pun demikian dengan English AI Anchor yang tidak menaruh rasa dalam menyampaikan berita--jelas, karena ia 'hanya' robot. Singkat kata, membosankan.
Walau demikian, 'invasi' para robot ke ruang redaksi adalah hal yang nyata - meski belum dalam waktu dekat. Bersiaplah!
ADVERTISEMENT