Konten dari Pengguna

Kehilangan Diri Sendiri karena Aktivitas Sehari-hari

Haekal Husain
Digital enthusiast. Tertarik pada isu sosial, pengembangan diri, teknologi, sosial, dan hubungan internasional.
26 Agustus 2024 7:52 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Haekal Husain tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kehilangan diri sendiri. Sumber: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kehilangan diri sendiri. Sumber: Unsplash
ADVERTISEMENT
Apa arti sebenarnya dari kehilangan diri sendiri?
Di tengah arus kesibukan hidup dan rentetan daftar aktivitas yang harus diselesaikan, kita sering kali terjebak dalam rutinitas tanpa akhir. Pekerjaan, keluarga, dan tanggung jawab sosial seakan menjadi pusaran yang menghisap kita jauh dari diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Kehidupan di era globalisasi dan digitalisasi telah mengubah cara kita berinteraksi dengan dunia, tetapi juga sering kali menjauhkan kita dari jati diri kita yang sesungguhnya.

Faktor Penyebab Kehilangan Diri

Kehilangan diri sendiri bisa muncul dari berbagai arah. Tuntutan pekerjaan yang terus meningkat sering kali menjadi penyebab utama. Dalam upaya mengejar karier dan kesuksesan, kita mungkin menghabiskan waktu dan energi hanya untuk memenuhi harapan eksternal.
Gaya hidup serba cepat yang didorong oleh teknologi dan budaya "selalu sibuk" juga memainkan peran besar dalam membuat kita merasa kehilangan arah. Media sosial, misalnya, mendorong kita untuk terus-menerus membandingkan diri dengan orang lain, menciptakan tekanan sosial yang tak henti-hentinya.
Kehidupan kita menjadi serangkaian tugas yang harus diselesaikan, target yang harus dicapai, dan citra yang harus dipertahankan.
ADVERTISEMENT
Dalam prosesnya, kita mungkin mulai merasa terputus dari jati diri kita sendiri.
Aktivitas sehari-hari yang berulang tanpa makna jelas bisa membuat kita merasa seperti sedang berputar-putar dalam lingkaran yang tidak pernah berakhir.

Kehilangan Makna dan Arah dalam Hidup

Ilustrasi perasaan yang kosong. Sumber: Unsplash
Ketika rutinitas harian mulai mendominasi, kita bisa kehilangan makna dan tujuan hidup. Hari demi hari berjalan dengan pola yang sama: bangun tidur, bekerja, pulang, dan tidur lagi. Dalam siklus ini, kita mungkin mulai bertanya-tanya: apakah ini semua yang ada? Apakah hidup hanya tentang bekerja dan memenuhi tuntutan orang lain?
Coba bayangkan seseorang yang setiap hari menjalani rutinitas yang sama di kantor, pulang dengan rasa lelah yang sama, dan merasa hampa setiap malam. Tidak ada gairah, tidak ada semangat. Seolah-olah semua warna telah hilang dari hidupnya.
ADVERTISEMENT
Kehidupan seperti ini bukan hanya membuat kita merasa kehilangan, tetapi juga bisa mengikis jati diri kita sedikit demi sedikit.
Seorang teman pernah berbagi pengalamannya ketika dia merasa kehilangan diri di tengah kesibukannya sebagai seorang profesional. "Aku merasa hidup hanya untuk bekerja," katanya. "Aku lupa apa yang sebenarnya membuatku bahagia. Rasanya seperti semua ini sia-sia."
Kisah ini adalah gambaran nyata dari banyak orang yang merasa terjebak dalam rutinitas tanpa arti, yang kehilangan gairah dengan apa yang sebenarnya membuat mereka hidup.

Menghadapi Krisis Identitas

Kehilangan diri sering kali membawa kita pada krisis identitas.
Saat kita merasa terputus dari apa yang dulu membuat kita bersemangat, kita mungkin mulai meragukan nilai dan tujuan hidup kita. Ini adalah titik di mana kita merasa paling rentan, tetapi juga paling terbuka untuk perubahan.
ADVERTISEMENT
Krisis identitas ini sering kali diperparah oleh tekanan sosial dan perbandingan dengan orang lain. Media sosial, meskipun memberikan koneksi dengan dunia, juga bisa menjadi cermin yang memantulkan ketidakpuasan dan ketidakcukupan diri kita. Melihat kehidupan orang lain yang tampak sempurna dan penuh pencapaian dapat membuat kita merasa tertinggal dan kehilangan.
Namun, menghadapi krisis ini bisa menjadi momen penting untuk refleksi dan pertumbuhan pribadi.
Krisis sering kali memaksa kita untuk meninjau kembali hidup kita dan mencari tahu apa yang sebenarnya kita inginkan dan butuhkan.

Jalan Menuju Pemulihan Diri

Ilustrasi memulai perjalanan menemukan kembali diri sendiri. Sumber: Unsplash
Mengenali bahwa kita telah kehilangan diri adalah langkah pertama menuju pemulihan. Ini adalah momen penting ketika kita bisa mulai membuat perubahan nyata dalam hidup kita. Mulailah dengan mempertanyakan rutinitas dan kebiasaan yang mungkin sudah tidak sejalan dengan tujuan besar kita.
ADVERTISEMENT
Salah satu cara untuk memulihkan hubungan dengan diri sendiri adalah dengan mencoba kembali hal-hal yang pernah kita sukai tapi sudah lama kita tinggalkan. Mungkin ada hobi atau kegiatan yang dulu membuat kita bersemangat tetapi terabaikan karena kesibukan. Kembali ke aktivitas ini bisa membantu kita terhubung kembali dengan apa yang membuat kita merasa hidup.
Selain itu, penting juga untuk menciptakan ruang untuk introspeksi dan refleksi. Meluangkan waktu untuk duduk dalam kesendirian, tanpa distraksi, dapat membantu kita mengevaluasi hidup kita dengan lebih jernih. Mencatat pikiran dalam jurnal, meditasi, atau berbicara dengan orang yang kita percayai bisa menjadi cara yang baik untuk memahami perasaan kita lebih dalam.

Kesimpulan: Menemukan Kembali Diri di Tengah Aktivitas Sehari-hari

Di tengah era yang tuntutan seperti sekarang, kehilangan diri sendiri adalah tantangan yang nyata dan sering terjadi. Namun, ini bukanlah akhir. Justru sebaliknya, ini bisa menjadi awal dari perjalanan introspeksi yang lebih dalam untuk menemukan apa yang benar-benar penting bagi kita.
ADVERTISEMENT
Dengan terus berusaha untuk mengenal diri sendiri dan memprioritaskan apa yang membawa kebahagiaan dan makna dalam hidup, kita bisa menemukan keseimbangan dan, yang lebih penting, menemukan diri kita yang sejati di tengah segala kesibukan.
Kehidupan adalah perjalanan untuk mengenal diri sendiri, dan terkadang, kita perlu tersesat sedikit untuk menemukan jalan kita yang sebenarnya. Teruslah mencari, teruslah mencoba, dan jangan takut untuk melangkah keluar dari rutinitas demi menemukan kembali siapa kita sebenarnya.