Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Rahasia China Kuasai Pasar Teknologi Dunia
11 November 2018 22:48 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
Tulisan dari Haekal Husain tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sumber foto: Carlos Barria/Reuters
Tak bisa dimungkiri, teknologi terus berkembang di segala lini. Pemanfaatannya begitu terasa, baik di ranah industri maupun di penggunaan pribadi.
ADVERTISEMENT
Namun ada fakta unik di balik maraknya penyedia jasa teknologi yang selama ini kita gunakan. Jika selama ini kita anggap Amerika yang paling masyhur bermain di ranah teknologi, kini ada pemain baru dari Timur yang berkembang dengan pesat meraih simpati dunia: China.
Meski perusahaan teknologinya belum sepenuhnya mendominasi dunia, namun China sudah mengamankan 9 perusahaannya dalam daftar Top 20 Worldwide Internet Leaders menurut laporan Kleiner Perkins.
Alibaba, si raksasa teknologi China yang masih berusia belasan tahun mampu berkembang pesat hingga mampu masuk dalam daftar ini, sejajar dengan perusahaan yang matang macam Apple yang sudah berdiri selama 40 tahunan.
Bagaimana China bisa secepat itu?
Inovasi di bidang retail dan hiburan adalah kuncinya. Market yang sangat kompetitif di China memaksa para perusahaan untuk terus berinovasi atau mati digulingkan pemain baru. Alibaba pernah merasakan itu--meski tidak sampai gulung tikar.
ADVERTISEMENT
Alibaba pernah mendominasi pasar fintech di China melalui Alipay miliknya. Namun semenjak WeChat (Tencent) punya fitur bayar-bayar, Alibaba harus rela membagi setengah pasarnya ke Tencent.
Ya, WeChat yang dulu pernah ramai di Indonesia itu adalah raksasa di China. Lebih dari aplikasi perpesanan, WeChat di negeri asalnya memiliki fitur seperti media sosial plus-plus. Hingga akhirnya mampu menciptakan ekosistem baru.
Lalu bagaimana China bisa menguasai market teknologi global?
Mengutip James Crabtree, salah seorang profesor di sekolah Public Policy di Singapura, menurutnya dominasi produk lokal di China membuatnya percaya diri untuk mencoba peruntungan di negeri lain. Terlebih, merek-merek asal China bisa cepat populer karena (biasanya) menjual barang dengan harga rendah hingga akhirnya dicintai di negara-negara berpenghasilan rendah.
ADVERTISEMENT
Melihat apa yang dilakukan para raksasa teknologi dunia di China, rasa-rasanya Indonesia memiliki peluang yang sama untuk menjadi raksasa teknologi dunia. Terlebih beberapa perusahaan teknologi sini sudah mulai menciptakan ekosistem digital di Indonesia, bahkan ada yang sudah merambah ke negara lain. Saya optimis Indonesia memiliki masa depan cerah dalam beberapa tahun ke depan. Mari doakan bersama, semoga setidaknya ada satu perusahaan teknologi Indonesia yang bisa masuk ke dalam daftar Top 20 Worldwide Internet Leaders .