Konten dari Pengguna

Perpustakaan: Pintu Utama Kebangkitan Minat Literasi

Hafid Aditya W
Mahasiswa Universitas Airlangga
3 Juni 2024 8:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hafid Aditya W tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Perpustakaan Universitas Airlangga Kampus B, Foto dari Koleksi Pribadi Penulis
zoom-in-whitePerbesar
Perpustakaan Universitas Airlangga Kampus B, Foto dari Koleksi Pribadi Penulis
ADVERTISEMENT
Sejak dahulu, minat baca di Indonesia menjadi sebuah permasalahan yang sulit untuk diatasi sampai saat ini. Hal ini dibuktikan dengan salah satu studi yang dilakukan oleh Programme for International Student Assessment (PISA), pada tahun 2022 skor literasi di Indonesia hanya berada di angka 359. Skor ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2018, dimana Indonesia mendapatkan skor 371. Penurunan ini dianggap wajar mengingat pandemi yang melanda dunia, sehingga membatasi akses Masyarakat terhadap bahan bacaan. Salah satunya adalah pembatasan akses Masyarakat dalam melakukan aktivitas di luar rumah. Kebijakan ini perpustakaan semakin jarang dikunjungi, Masyarakat yang awalnya seirng menjadikan perpustakaan sebagai rujukan utama dalam mencari buku menjadi bergeser ke pencarian bacaan secara online. Sepinya peminat pengunjung perpustakaan bisa menjadi salah satu alasan utama Tingkat literasi kita tidak memiliki perubahan secara signifikan.
ADVERTISEMENT
Dibandingkan dengan perpustakaan milik negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia, perpustakaan kita bisa dikatakan tertinggal. Pemerataan kualitas layanan perpustakaan di Indonesia juga menjadi salah satu masalah yang harus dihadapi oleh semua instansi yang terkait. Persepsi Masyarakat tentang perpustakaan yang terkesan kaku dan kuno juga menjadi salah satu alasan mengapa perpustakaan semakin ditinggalkan oleh penggunanya. Salah satu persepi yang terus melekat seperti perpustakaan adalah tempat yang hening dan tanpa suara. Persepsi ini membuat mereka enggan menjadikan perpustakaan sebagai tempat diskusi dan lebih memilih kafe bertemakan library café sebagai rujukan utama. Ditambah semakin melesatnya teknologi menjadi factor pendukungnya, kemajuan teknologi ini telah mengubah secara perlahan kebiasaan membaca di kalangan milenial. Banyak diantara mereka yang lebih memilih menghabiskan waktunya untuk menggunakan media sosial dibandingkan membaca buku.
ADVERTISEMENT
Berbagai permasalahan yang ada menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus mulai dibenahi oleh pemerintah dan pihak yang terkait dengan pengelolaan perpustakaan. Usaha yang mulai didorong penggarapannya saat ini adalah digitalisasi koleksi perpustakaan. Percepatan digitalisasi ini bisa menjadi salah satu solusi untuk kembali menarik minat Masyarakat untuk datang kembali ke perpustakaan. Digitalisasi koleksi ini memberikan kesempatan pengguna untuk mengakses koleksi perpustakaan tanpa mengunjungi langsung ke perpustakaan. Selain itu, perpustakaan juga bisa membuat inovasi dengan menyediakan tempat untuk pengunjung bisa berinteraksi dan berdiskusi. Inovasi ini bisa menggeser kesan kaku yang ada di perpustakaan. Pemerintah juga bisa mendukung pemerataan penyediaan perpustakaan di berbagai desa yang sulit untuk diakses oleh Masyarakat. Salah satu program pemerintah yang harus didorong adalah pengadaan Perpustakaan Desa (Perpusdes). Dengan adanya Perpusdes ini, Masyarakat desa bisa mengakses perpustakaan di dekat tempat tinggal mereka tanpa harus jauh-jauh ke kota.
ADVERTISEMENT
Permasalahan terkait Tingkat literasi yang tak kunjung berkesudahan seakan menjadi monster yang selalu menghantui Indonesia setiap tahunnya. Tingkat skor yang naik turun tiap tahunnya menjadikan bukti jika permasalahan ini tidak pernah diatasi dengan baik. Perpustakaan sebagai rujukan utama untuk mencari bahan bacaan mulai ditinggalkan oleh peminatnya. Berbagai masalah mulai dari persepsi Masyarakat yang terkesan kaku, perubahan kebiasaan membaca di kalangan milenial menjadi masalah yang berpengaruh besar terhadap skor literasi di Indonesia. Perpustakaan dan pemerintah sudah mulai bergerak dengan memberikan terobosan-terobosan yang diharapkan bisa meningkatkan minat baca masyarakatnya. Seperti percepatan digitalisasi koleksi, pengadaan ruang diskusi, serta menyedian perpustakaan di desa-desa untuk memudahkan Masyarakat dalam mengakses bahan bacaan. Berbagai cara sudah mulai dilakukan oleh pemerintah dan pengelola perpustakaan untuk mendongkrak skor literasi di negara kita. Selanjutnya, peran Masyarakat juga sangat dibutuhkan untuk bisa merealisasikan ambisi ini, masyarakat juga diharapkan bisa berperan aktif dalam meningkatkan Tingkat literasi.
ADVERTISEMENT