Konten dari Pengguna

Beasiswa Jualan Online

Hafidz Muttaqin
Saya seorang Mahasiswa Jurusan Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jenderal Soedirman
1 Desember 2021 21:41 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hafidz Muttaqin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Siapa sih mahasiswa yang tidak ingin dapat beasiswa? Aku adalah salah satu dari sekian banyak mahasiswa yang mendambakan beasiswa. Hingga semester lima ini, belum satu pun beasiswa yang aku dapat. Mengapa? Karena belum satu pun peluang beasiswa yang aku daftar. Era Pandemi COVID-19 ini rata rata syarat utama untuk mendapatkan beasiswa pada umumnya masuk kategori berasal dari keluarga tidak mampu dan jika tak mensyaratkan ketidakmampuan, persyaratan yang harus dipenuhi cukup banyak dan mengandung suatu urusan yang tidak mudah.
Beasiswa Jualan Online, Photo by PhotoMIX Company from www.Pexels.com
Nah, daripada berkeluh kesah tentang prosedur mendapatkan beasiswa yang cukup rumit dan memakan waktu, aku memilih fokus pada hobiku yaitu membuat custom topeng yang sudah aku dedikasi sejak kelas dua SMP. COVID-19 telah mengubah banyak hal, namun tak banyak mengubah kebiasaan ku berjualan secara online. Kadang banyak teman yang bertanya, bagaimana cara memulai berjualan online? praktik berjualan online ini ternyata tidak terlalu sulit. Kalau ibuku bilang, berjualan atau melakukan apa saja syarat utamanya ada tiga. Apa saja itu? berniat sungguh-sungguh, bangkit untuk melakukan niat dan berangkat memulai mengerjakan.
ADVERTISEMENT
Petualangan mendapatkan beasiswa jualan online ini bukan suatu hal yang begitu saja terjadi. Berawal sejak aku masih kelas dua SMP, iseng iseng aku membeli beberapa topeng dan aku tawari ke teman-teman Facebook. Pengalaman menawarkan topeng ini bersambut baik. Ada dua lusin terjual dalam dua bulan. Aku juga praktik makelar dengan menjualkan produk topeng dan mainan anak anak yang lagi viral waktu itu, fidget spinner, dan topeng marshmallow dari modal dua ratus ribuan, aku mendapatkan kembali sekitar lima ratus ribuan. Sebenarnya bukan jumlah uang yang membuat aku merasa keren tetapi insight dari orang-orang yang mengenal aku sebagai penjual topeng. Jumlah orang yang berbagi tentang produk yang kujual waktu itu sampai 500-an akun. Bagiku sebagai pemula, ini sebuah penghargaan yang sangat berarti. Waktu terus berjalan, aku konsisten menjual di Facebook. Setiap hari Pak Pos datang ke rumah untuk mengambil paket yang akan aku kirim ke pelanggan di berbagai kota.
ADVERTISEMENT
Ada kejadian menyedihkan yang sampai saat ini masih kuingat dan selalu menjadi cerita Bapak dan Ibuku. Hari itu aku harus menempuh ujian nasional SMP dan diam diam aku mengerjakan lima pesanan custom topeng tanpa diketahui oleh kedua orang tuaku. Hari kedua ujian nasional aku baru ketahuan ibu ayahku, saat Pak Pos datang mengambil paket topeng ke rumah untuk dikirim ke Sumatra. Ayahku terlihat marah dan ibu kaget lalu menanyakan kepadaku tentang bagaimana aku belajar sambil membuat custom topeng. Aku sedih, karena aku belajar dengan dua fokus. Belajar untuk ujian nasional dan mengerjakan topeng pesanan pelanggan itu bagiku dua hal yang sama pentingnya. Akibatnya nilai ujian nasional SMPku kurang memuaskan sehingga susah untuk masuk SMA favorit yang aku dambakan.
ADVERTISEMENT
Saat aku menjalani masa SMA, aku mulai fokus berjualan di lokapasar. Pesanan makin meningkat namun karena terlalu asyik berjualan, maka nilai SMA ku jelek juga. Mampu membeli ponsel sendiri dan berganti ganti setiap naik kelas tanpa meminta bantuan orang tua, bagiku adalah sebuah prestasi yang sangat membanggakan. Tidak sombong juga sih, sejak mendapatkan penghasilan dari topeng, aku mampu membelikan jajan, baju, dan jaket untuk adikku. Berbagi rasa senang dengan adikku satu satunya tentu hal yang sangat membahagiakan. Aku amati, respons kedua orang tuaku juga positif sehingga aku makin mantap untuk terus menekuni bisnis ku ini.
Untuk mendukung bisnis ku, aku memilih kuliah jurusan manajemen di Universitas Jenderal Soedirman yang sesuai dengan kegemaran ku. Nah, saat menjadi mahasiswa inilah aku mulai mengenal jasa gudang online. Setelah kerja sama dengan salah satu gudang online, aku tidak perlu lagi ruwet memasukkan stok, membungkus pesanan, maupun mengirim pesanan ke penyedia jasa kirim. Aku bisa lebih fokus untuk mempelajari tentang bagaimana cara memasarkan produk . Saat ini, pengikut halaman di Facebookku sudah mencapai angka 4.490 dan sudah terjual sebanyak 3.000 topeng di Facebook maupun lokapasar. Waktuku makin banyak tersedia untuk belajar. Aku makin bisa fokus untuk menekuni ilmu manajemen. Ternyata inti sari dari manajemen itu adalah mengelola sumber daya yang ada untuk mewujudkan sebuah tujuan yang kita ingin. Selain bisa lebih fokus mencari ilmu, aku juga memperoleh penghasilan dari berjualan topeng yang kini aku sebagai Beasiswa Berjualan Online.
ADVERTISEMENT