Konten dari Pengguna

Pemberdayaan, Jawaban untuk Entaskan Isu Kemiskinan

Hafidz Nazmul Kauni
#Mahasiswa Teknik Informatika - Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA #Aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
20 Januari 2023 7:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hafidz Nazmul Kauni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pemberdayaan Keluarga Nek Acem, Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Pemberdayaan Keluarga Nek Acem, Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
Muhammadiyah dalam melaksanakan dakwahnya memiliki 3 pilar utama yang hingga kini dikenal sebagai 3 Pilar Pondasi Dakwah Muhammadiyah. 3 Pilar tersebut di antaranya adalah Pendidikan, Kesehatan, dan Ekonomi.
ADVERTISEMENT
Muhammadiyah dengan gencar melakukan dakwah di 3 sektor tersebut dengan banyak memberikan gerakan-gerakan konkret yang tak hanya sekadar narasi. Dalam sektor Pendidikan Muhammadiyah banyak membangun Sekolah juga Universitas, bahkan beasiswa dari Amal Usaha Muhammadiyah juga sangat banyak kita temui. Dalam sektor Kesehatan bisa kita temui terdapat 119 RS Muhammadiyah ditambah dengan Pusat Kesehatan milik Muhammadiyah yang tersebar di Indonesia. Terakhir, dalam sektor Ekonomi Muhammadiyah juga berusaha mengentaskan isu kemiskinan dengan banyak melakukan gerakan filantropi oleh kadernya atau mahasiswa di Perguruan Tinggi Muhammadiyah.
Seperti di Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA, mahasiswa yang mengambil mata kuliah Kemuhammadiyahan memiliki kewajiban untuk menunaikan tugas akhirnya dengan melakukan Pemberdayaan Dhuafa. Penugasannya diberikan sejak awal masuk perkuliahan dengan tujuan agar pemberdayaan yang dilakukan penuh dengan persiapan. Dan sejatinya dari sebuah pemberdayaan, ia haruslah terkonsep dan dipersiapkan dengan baik mulai dari penentuan targetnya, penentuan kebutuhan yang menjadi urgensinya, penyusunan proposal, pelaksanaan, sampai dengan laporan telah berjalannya pemberdayaan tersebut.
ADVERTISEMENT
Hampir genap 6 bulan Kelompok kami merampungkan tugas Pemberdayaan Dhuafa ini. Kelompok kami berisi 4 orang yang di antaranya adalah Arif Sena Yudhistira, Hafidz Nazmul Kauni, Muhammad Bagus Kautsar, dan Muhammad Zakie Nurfaiz.
Penentuan target kami setelah melakukan survei ke beberapa tempat akhirnya menemukan pilihan dan di fixasi Pemberdayaannya akan kami lakukan kepada keluarga Nek Acem. Setelah itu kami langsung menyusun proposal dan melakukan fundraising selama beberapa bulan. Sebelum jauh ke sana, sedikit mengenai keluarga Nek Acem. Nek Acem merupakan seorang buruh tani yang bekerja di lahan milik orang lain dan penghasilan yang dimiliki Nek Acem sangat minim untuk menghidupi dirinya dan satu cucunya, Rangga. Rangga saat ini masih menduduki bangku Sekolah Dasar dan masih menjadi tanggungan Nek Acem.
ADVERTISEMENT
Mereka memiliki tempat tinggal yang cukup layak jika dilihat dari luar sebab pernah mendapatkan bantuan dari tim Bedah Rumah kala itu, tapi ketika kami melihat kondisi bagian dalam rumahnya terlihat masih banyak yang perlu dibenahi seperti penerangan yang terasa cukup minim, perabotan yang berserakan dan beberapa tak layak pakai, juga tentang kebersihannya yang dirasa kurang. Letak tempat tinggal dari Nek Acem dan Rangga ini kiranya memiliki jarak 7-8 Km dari jalan raya, dan Rangga yang harus bersekolah perlu menempuh jarak kurang lebih 3 Km untuk sampai ke sekolahnya dengan berjalan kaki.
Setelah meninjau dan melihat kondisi keluarga Nek Acem, kami memutuskan untuk membantu mereka dari segi Ekonomi dan Pendidikan. Kami berencana membelikan sembako dan perlengkapan sekolah untuk Rangga. Alhamdulillah rencana kami bisa terealisasi dengan baik. Pada tanggal 05 Januari 2022 kami pergi ke pasar untuk belanja kebutuhan dan melakukan penyaluran hari itu juga.
Belanja Ke Pasar, Dok. Pribadi
Setelah melakukan penyaluran, kami senang melihat senyum Nek Acem dan Rangga kembali terukir di wajahnya. Kami senang bisa membantu walaupun tak seberapa. Dan akhirnya tugas Pemberdayaan Dhuafa telah tuntas kami tunaikan. Setidaknya selama menjalankan tugas ini, kami belajar bahwa dakwah tak selalu lewat verbal, ia lebih bisa menyentuh hati jika lewat gerakan. Begitupun sejatinya esensi dakwah dalam membawa perubahan, kami rasa perubahan yang bisa dilakukan mahasiswa dengan melakukan aksi akan berdiri setingkat di atas kata-kata yang sekadar menjadi narasi.
ADVERTISEMENT