Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Dampak Social Distancing Terhadap Kesejahteraan Pedagang
21 Januari 2021 13:25 WIB
Tulisan dari Kaka Karsana N tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pandemi korona yang sekarang ini terjadi menjadi momok bagi masyarakat, khususnya bagi para pedagang. Peraturan pemerintah yang mengharuskan masyarakat melakukan pembatasan sosial (sosial distancing) membuat para pedagang terhambat dalam proses perdagangan.
ADVERTISEMENT
Virus korona merupakan pandemi yang mudah menyebar secara contagious. Kasus virus korona yang merupakan pandemi global menimbulkan kekhawatiran dari berbagai kalangan, khususnya masyarakat. Kehawatiran masyarakat semakin terasa melihat jumlah lonjakan pasien positif korona setiap harinya. Melihat tingkat persebaran virus korona yang cukup tinggi, mengharuskan pemerintah untuk segera mengambil langkah strategis. Sejumlah kebijakan diambil oleh pemerintah untuk pencegah penyebaran virus korona. Beberapa diantaranya menutup taman bermain, tempat wisata, meliburkan kegiatan belajar mengajar di sekolah, dan melarang warga berkerumun atau yang tren sekarang ini disebut dengan sosial distancing. sosial distancing merupakan cara tepat dalam menangani wabah dan itulah yang dijalankan oleh nabi tatkala wabah menjangkiti kota Madinah. sosial distancing diterapkan oleh pemerintah dalam rangka membatasi interaksi manusia dan menghindarkan masyarakat dari kerumunan agar terhindar dari penyebaran covid-19. Adapun kebijakan yang berkaitan dengan pembatasan sosial yang dipilih Presiden Jokowi dalam Konferensi Pers yang dilakukan pada tanggal 31 Maret 2020 dalam menyikapi pandemi korona di Indonesia yakni Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.
ADVERTISEMENT
Pengaruh yang paling dirasakan oleh pedagang di adalah pemberlakuannya kebijakan sosial distancing yang dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia. Akibatnya beberapa pedagang kebingungan dan pemasukan terancam defisit parah. Kebijakan pembatasan sosial yang dipilih dengan pertimbangan ekonomi masyarakat bukan berarti tidak ada masalah. sosial distancing tetap berdampak pada perekonomian masyarakat. Salah satu kalangan masyarakat yang terdampak adalah pedagang kecil di pasar tradisional Kartasura. Pedagang kecil yang begitu melekat dengan slogan “hari ini untuk hari besok”, maksudnya kebutuhan mereka besok terpenuhi jika kerja hari ini. Ketika mereka tidak bekerja hari ini, maka mereka tidak akan bisa memenuhi kebutuhan untuk besok.
Meskipun para pedagang tetap berjualan ditengah anjuran pemerintah untuk sosial distancing, hal itu bukan berarti tak mengandung celah masalah. Apabila tidak berkerja akibatnya adalah tidak bisa muncukupi kebutuhan. Pendapatan mereka mengalami penurunan diakibatkan oleh sepinya orang untuk berkeliaran keluar rumah. Hal itu dialami oleh pedagang sayuran, pedagang buah, pedagang cabai, dan pedagang lainnya. Selain itu, mereka tidak mendapatkan jaminan sosial dari pekerjaan mereka sendiri. Sakit akan menjadi tanggungan sendiri bagi mereka. Seperti yang diungkapkan dalam penelitianyang dikutip dari liputan6.com bahwa saat ini dunia sedang dilanda krisis kesehatan akibat penularan covid-19 atau korona virus disease. Hal ini kemudian menjadi dasar mengapa pedagang rentan di tengah wabah covid-19.
ADVERTISEMENT
Permasalahan yang dialami oleh pedagang di mengharuskan pemerintah perlu mengetahuinya. Kebijakan social distancing pun juga berdampak kepada memburuknya perekonomian masyarakat salah satunya perekonomian para pedagang kecil. Mereka perlu dipertimbangkan untuk menjadikan sasaran bantuan oleh pemerintah di masa wabah covid-19. Kondisi ini sangat penting untuk mendapatkan perhatian karena sangat rentan dengan penyebaran wabah covid-19 yang akhir-akhir ini menimbulkan keresahan seluruh lapisan masyarakat.