Konten dari Pengguna

Virus Merah Jambu dalam Pandangan Islam

hafifahrobiah
Mahasiswa Uin Jakarta
2 Januari 2023 14:28 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari hafifahrobiah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ilustrasi pergaulan remaja (sumber:https://pixabay.com/id/)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pergaulan remaja (sumber:https://pixabay.com/id/)
Virus merah jambu adalah istilah lain dari kata jatuh cinta. Kehidupan sehari-hari generasi muda, tidak lepas dengan interaksi langsung yang bisa menyebabkan hubungan lawan jenis terjadi, baik dilingkungan rumah, sekolah, kampus, kantor atau di manapun dan kapanpun. Menjalin hubungan dengan lawan jenis banyak bentuknya seperti pertemanan, persahabatan, rekan kerja, kakak adik kelas dan lain sebagainya. Akibat bentuk hubungan tersebut, akan mengalami interaksi langsung dan pertemuan yang semakin sering, sehingga menimbulkan rasa kasih sayang satu sama lain, yang berpotensi mengakibatkan terjalinnya hubungan kedekatan yang lebih dari sekedar teman, yaitu pacaran.
ADVERTISEMENT
Menurut De Genova & Rice (2005) pacaran adalah suatu hubungan dimana dua orang bertemu dan melakukan serangkaian aktivitas bersama agar dapat mengenal satu sama lain. Pacaran juga bisa didefenisikan berasal dari kata "pacar" yang berarti teman lawan jenis tetap dan menjalin hubungan berdasarkan cinta. Ketika sepasang remaja memulai hubungan pacaran maka timbullah rasa ingin romantis kepada pasangannya.
Di kalangan remaja saat ini, pacaran menjadi identitas yang dibanggakan. Biasanya ia akan bangga dan percaya diri apabila sudah memiliki pacar. Sebaliknya, remaja yang tidak memiliki pacar dianggap kurang gaul. Oleh karena itu mencari pacar di zaman sekarang ini tidak saja menjadi kebutuhan biologis tetapi juga merupakan kebutuhan sosiologis. Kebanyakan remaja, beranggapaan bahwa pacaran adalah suatu tanda kedewasaan. Seorang pria dikatakan sudah dewasa apabila ia sudah mampu menggandeng tangan wanita, melakukan rutinitas dewasa lainnya.
Iluatrasi pacaran (sumber: Gambar oleh Alice Bitencourt dari Pixabay)
Di zaman teknologi yang saat ini semakin maju, anak muda sering sekali terpengaruh oleh budaya-budaya yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Sebagian besar dari mereka tidak malu untuk bertindak buruk dengan membuka dirinya di media sosial. Seharusnya remaja khususnya wanita, sadar bahwa pacaran bukanlah aktivitas yang aman baginya dan masa depannya. Wanita dengan masa depan yang cerah itu penting bagi laki-laki, tetapi wanita dengan masa lalu tanpa noda itu jauh lebih penting. Pacaran tidak mendorong masa depan yang cerah, melainkan menghancurkan. Tradisi pacaran yang telah nyata melanggar norma hukum, norma agama, maupun norma sosial di Indonesia, yang masih terjadi dan dilakukan secara turun-temurun dari generasi yang tidak memiliki pengetahuan menjaga kehormatan dan harga diri yang semestinya mereka jaga dan pelihara. Allah SWT menjelaskan dalam Al-qur'an :
ADVERTISEMENT
"Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan". (QS. At-tahrim:6).
Dalam pandangan Islam, pacaran adalah bagian dari perbuatan maksiat karena telah melakukan tindakan yang mendekati zina. Na'udzubillah, pacaran ternyata seburuk itu dan sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Bahkan, banyak remaja yang kini paham agama tapi tetap melakukan pacaran dengan istilah "pacaran Islami". Meski pacaran Islami, tetap saja ada interaksi antara lawan jenis yang mungkin tidak berbahaya tetapi bisa saja terjadi apabila nafsu keduanya sudah bergabung. Ditegasnya oleh Allah SWT dalam Al-qur'an:
ADVERTISEMENT
"Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS. Yusuf:53).
Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa nafsu manusia yang diperbolehkan adalah nafsu yang memang melalui ajaran Islam atau halal. Cinta yang diwujudkan melalui cara-cara yang tidak sesuai dengan aturan Islam hanya akan berujung pada lubang dosa. Budaya pacaran bukanlah tradisi yang diajarkan dalam Islam. Islam begitu menjaga pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram dengan tujuan menyelamatkan umatnya dari jaring setan.
Dunia anak muda memang unik, jutaan peristiwa terjadi dan sering kali membuat cerah dan ide-ide positif. Namun, tidak sedikit hal negatif yang terjadi. Anak muda yang berpacaran kemungkinan besar akan melakukan hubungan seksual yang menyebabkan kehamilan dan penularan penyakit. Dan remaja yang sibuk berpacaran akan melupakan ibadah, melupakan dosa, dan melupakan nilai-nilai agama. Dalam Islam, pada dasarnya menjelaskan bahwa seseorang tidak diperbolehkan memiliki kekasih tanpa adanya ikatan pernikahan yang sah. Dijelaskan dalam Al-qur'an yang artinya:
ADVERTISEMENT
"Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina adalah suatu perbuatan yang keji" (QS. Al-isra:32).
Dalam ayat ini, Allah SWT melarang hambanya mendekati zina ataupun suatu perbuatan yang membawa pada perzinaan, seperti pacaran, pergaulan bebas tanpa kontrol antara laki-laki dan perempuan, menonton tayangan sinetron yang mengumbar sensualitas perempuan. Perlu diketahui, bahwasanya mendekati saja tidak boleh apalagi sampai berbuat zina.
Dijelaskan juga dalam hadis Rasulullah SAW tentang hal yang dapat mendekatkan seseorang kepada perzinaan, bunyi hadisnya:
"Dari Ibnu Abbas ra. Ia berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW berkhutbah, dan ia berkata: jangan sekeli-kali seorang laki-laki berkhalwat dengan seorang perempuan kecuali beserta ada mahramnya, dan janganlah seorang perempuan melakukan musafir kecuai beserta ada mahramnya". (muttafaqunalaihi).
ADVERTISEMENT
Hukum Islam umumnya ketika sesuatu dilarang, maka segala sesuatu yang berhubungan dengannya juga dilarang. Sama hal nya dengan zina, pacaran adalah hal yang paling dekat dengan zina. Istilah pacaran tidak ada dalam Islam, tetapi Islam menggunakan metode ta'aruf dan khitbah. Ada perbedaan yang mencolok antara pacaran dan khitbah, pacaran tidak berkaitan dengan perencanaan pernikahan, sedangkan khitbah merupakan tahapan untuk menuju pernikahan. Rasulullah SAW bersabda:
"Wahai para pemuda, barang siapa diantara kalian telah mampu hendaklah dia menikah. Sebab dengan pandangan mata lebih bisa ditundukkan dan kemaluan lebih terjaga. Dan barang siapa yang belum mampu hendaklah ia berpuasa. Sebab, ia menjadi pengekang syahwat baginya". (HR. Bukhari Muslim).
Hafifa Robiah Harahap, Mahasiswa Ilmu Hukum Uin Jakarta.
ADVERTISEMENT