Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Politikus Selebriti: Bagaimana dengan Tipe Kepemimpinannya?
10 Juni 2021 15:03 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Hafizhah Nur Latifah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sepertinya kita sudah tidak asing lagi apabila mendengar vokalis band naik takhta menjadi wali kota, aktor kawakan berubah status menjadi penghuni Gedung Senayan, dan gitaris band pun kini menjadi jajaran komisaris BUMN. Seakan-akan hal tersebut sangatlah lumrah terjadi, sama halnya seperti melihat Pak Presiden blusukan ke pedalaman.
ADVERTISEMENT
Tapi, bukankah para selebriti tersebut adalah orang-orang dengan pengalaman yang minim? Lalu mengapa kehadiran mereka di ranah politik sangat disambut dan dielu-elukan?
Di Indonesia sendiri, persoalan mengenai perpindahan profesi dari artis menjadi politikus telah dimulai dari berakhirnya masa orde baru, dan semakin diperluas kesempatannya oleh Parpol semenjak satu dasawarsa terakhir (Subandi & Ubaid, 2020). Parpol sering beranggapan bahwa masuknya selebriti ke partai dapat menjadi tambahan peluang untuk sukses masuk ke dalam parlemen. Itu karena basis penggemar seleb yang kuat dan dapat menjamin perolehan suara (Choriyati & Wiendjiarti, 2020).
Setiap pemimpin baik itu selebriti maupun non-selebriti, pastinya memiliki tipe kepemimpinannya sendiri. Tipe itu lah yang menjadi bahan pertimbangan masyarakat untuk memilih pemimpin, bahkan dengan mengesampingkan pengalaman mereka yang tidak lebih dari sekepalan tangan.
ADVERTISEMENT
Armstrong (2012) menggolongkan tipe kepemimpinan seseorang menjadi 5 (lima) macam, di antaranya:
ADVERTISEMENT
Berdasarkan lima tipe kepemimpinan yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa selebriti masuk ke dalam tipe kepemimpinan karismatik. Sebab, selebriti sendiri memiliki "pembawaan" yang sangat jauh dari orang biasa dan secara tidak langsung membuatnya dikelilingi pengikut yang terinspirasi olehnya atau biasa kita sebut sebagai penggemar.
Lebih lanjutnya, mereka juga tidak segan untuk menjadikan diri sendiri sebagai percontohan, yang kadang dapat menjadi boomerang apabila yang dicontohkan adalah kebijakan-kebijakan yang sifatnya kontroversial.
Referensi
Armstrong, M. (2012). Armstrong's handbook of management and leadership: developing effective people skills for better leadership and management. Kogan Page Publishers.
Choiriyati, W., & Wiendijarti, I. (2020). Popularitas Selebriti sebagai Komoditas Politik. Jurnal Ilmu Komunikasi, 9(2), 128-142.
ADVERTISEMENT
Subandi, H. H., & Ubaid, A. H. (2020). Selebritis Menjadi Politisi: Studi tentang Bagaimana Selebritis Menang atau Kalah dalam Pemilu Legislatif. JIIP: Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan, 5(1), 21-45.