Konten dari Pengguna

Peran Proses Pascapanen Padi dalam Reduksi Residu Pestisida

Fadli Hafizulhaq
Dosen Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas.
24 Juni 2024 15:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fadli Hafizulhaq tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi lahan pertanian padi. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi lahan pertanian padi. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seiring berkembangnya kesadaran akan keamanan pangan, manusia mulai memilih produk-produk pangan yang organik. Perbedaan mendasar pada produk organik dengan konvensional adalah penggunaan pupuk dan pestisida. Pupuk dan pestisida yang digunakan dalam proses produksi produk organik juga harus organik atau alami–berbeda dengan pertanian konvensional yang kimiawi.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, produk organik saat ini masih terbilang sulit untuk didapatkan. Pun jika ada, harga produk itu relatif lebih mahal dikarenakan proses produksinya yang lebih sulit. Kondisi tersebut membuat manusia belum bisa beranjak secara penuh dari produk pangan konvensional yang tidak sehat karena mengandung residu pestisida.
Padi merupakan salah satu produk pangan yang pada proses produksinya hampir selalu menggunakan pestisida. Residu pestisida dapat tertinggal pada padi bahkan walaupun sudah diproses menjadi beras. Hal ini tentu berbahaya dikarenakan residu pestisida dapat merusak metabolisme tubuh, merusak fungsi tiroid, berpengaruh terhadap reproduksi dan dampak buruk lainnya.
Lumrahnya penggunaan pestisida pada industri pertanian mengharuskan manusia mencari cara untuk mengurangi paparan residunya. Apalagi mengingat status padi yang merupakan sumber makanan pokok bagi miliaran penduduk dunia.
ADVERTISEMENT
Kabar baiknya, sebuah studi ilmiah mengungkapkan bahwa proses pascapanen padi berpengaruh dalam reduksi atau pengurangan residu pestisida dari padi hasil panen. Lee, dkk., (2023) dalam artikel ilmiah mereka yang bertajuk "Effect of rice milling, washing, and cooking on reducing pesticide residues" melaporkan bahwa proses pascapanen padi dapat menurunkan kadar etofenprox, flubendiamide, dan tebufenozide pada beras coklat dan beras putih yang diuji.
Studi di atas mengungkapkan bahwa proses penggilingan sendiri mengurangi setidaknya 60 persen lebih kadar residu pestisida. Lebih lanjut, masih dari studi terkait, pencucian beras yang dilakukan dengan air keran dan pengadukan dengan tangan sekitar 10 kali, dengan 15 detik pencucian setiap kalinya, berhasil mengurangi 20-50% residu pestisida. Hasil ini menggambarkan bahwa proses pencucian beras sebelum dimasak merupakan proses yang sangat penting.
ADVERTISEMENT
Hal senada juga dilaporkan oleh Shakoori, dkk., (2018) dalam artikel ilmiah mereka yang berjudul “The Effects of House Cooking Process on Residue Concentrations of 41 Multi-Class Pesticides in Rice”. Mereka menemukan bahwa proses pencucian beras dapat mengurangi residu 34 jenis pestisida dengan pengurangan sebesar 12-88%. Pestisida pada permukaan beras dapat dihilangkan dengan mudah dengan proses pencucian.
Di samping itu, proses pemasakan beras juga memiliki peran dalam mengurangi residu pestisida pada padi. Berdasarkan penelitian Lee, dkk., tadi, pengurangan residu pestisida oleh proses pemasakan berada di rentang 2-76% dari berbagai jenis residu yang diteliti. Temuan ini setidaknya memberikan bukti bahwa proses pascapanen padi, baik di hulu maupun hilir, berpengaruh terhadap persentase residu pestisida pada padi atau beras tersebut.
ADVERTISEMENT
Beras-beras yang ada di pasaran saat ini tentu sudah melewati serangkaian proses pascapanen, mulai dari pengeringan hingga penggilingan. Proses tersebut setidaknya sudah mengurangi kontaminan kimia berbahaya dari pestisida tersebut. Hanya saja, kita tidak bisa memastikan apakah padi dari beras yang kita beli diberikan pestisida secukupnya atau berlebih pada proses produksinya.
Meskipun proses-proses pascapanen padi, termasuk pencucian dan pemasakan beras, memiliki peranan dalam mengurangi residu pestisida, tetapi mereka tidak bisa menghilangkan seluruhnya. Maka wajar jika beras organik tetap dinilai lebih aman untuk dikonsumsi di tengah maraknya penggunaan pestisida pada usaha pertanian saat ini.
Kecuali jika nanti para peneliti bisa menemukan teknologi pascapanen pertanian yang bisa mencuci bersih sisa-sisa atau residu pestisida pada padi dan beras. Pun jika hal itu telah ditemukan, penggunaan pestisida tetap saja akan merusak lingkungan.
ADVERTISEMENT
Kesudahannya, mari kita berdoa semoga ke depan para pelaku usaha tani dapat mengedepankan pertanian berkelanjutan yang berorientasi pada keselamatan lingkungan dan kemaslahatan hidup manusia.