Konten dari Pengguna

Potensi Luar Biasa Nanoselulosa

Fadli Hafizulhaq
Dosen Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas.
28 Agustus 2023 9:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fadli Hafizulhaq tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Tanaman Sisal. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tanaman Sisal. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pada 1959, seorang fisikawan Amerika yang bernama Richard Feynman pernah menyampaikan sebuah kuliah bertajuk "There's Plenty of Room at the Bottom". Feynman bicara tentang kemungkinkan untuk memanipulasi atom individual hingga hal-hal yang berkaitan dengan teknologi di skala mikroskopis. Kuliah itu disebut-sebut sebagai salah satu hal yang menginspirasi para peneliti untuk mengembangkan nanoteknologi.
ADVERTISEMENT
Seiring waktu berlalu, teknologi terus berkembang hingga berbagai hal bisa dibuat dengan pendekatan nano. Sebagai informasi, skala nanoskopis dalam dunia sains dan teknologi memiliki rentang ukuran 1-100 nanometer (nm). Jika kita bandingkan dengan ukuran sentimeter (cm), ukurannya adalah di bawah 100/10.000.000 cm atau 0,00001 cm.
Sadar atau tidak, kita barangkali sudah pernah bersentuhan dengan teknologi nano, bahkan sangat akrab. Gawai yang umumnya kita genggam itu rata-rata sudah menggunakan Central Processing Unit (CPU) yang berteknologi nano. CPU kekinian pada komputer maupun telepon pintar sudah menggunakan transistor berukuran 4-10 nm.
Kemudian, bagi yang memiliki mobil dan pernah di-coating, itu juga menggunakan teknologi nano. Tujuan penerapan nano coating adalah untuk mempertahankan kondisi cat mobil agar tetap mengkilap seperti baru. Selain itu, ada contoh yang paling dekat dengan keseharian kita, yaitu sunscreen atau tabir surya. Pada umumnya, tabir surya juga sudah menggunakan zat aktif yang berukuran nano.
ADVERTISEMENT
Di zaman kemajuan ini, teknologi nano ada di mana-mana. Namun pada tulisan ini, penulis hendak mengenalkan pada pembaca tentang salah satu kelompok material nano yaitu nanoselulosa.
Ilustrasi Tanaman Sisal. Foto: Shutterstock
Sederhananya, nanoselulosa adalah selulosa yang berukuran nano. Selulosa sendiri merupakan senyawa organik berupa karbohidrat kompleks yang memiliki banyak rantai glukosa. Banyaknya rantai glukosa pada selulosa menjadikan senyawa ini masuk ke dalam kategori polisakarida.
Sumber selulosa ini sangat melimpah di alam–apalagi di wilayah tropis seperti Indonesia. Hampir semua tanaman mengandung selulosa, baik pada akar, batang, daun, bahkan buah.
Produk turunan selulosa sangat mudah untuk ditemukan di kehidupan kita sehari-hari. Produk-produk tersebut di antaranya kertas, bahan pembuat bioetanol, pencampur makanan, hingga obat-obatan. Selulosa juga dapat diproses dan dijadikan bahan baku dalam industri tekstil. Adapun bahan yang dibuat dari selulosa umumnya disebut sebagai rayon atau viscose.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, potensi selulosa menjadi luar biasa ketika ia diproses menjadi ukuran nano. Das, dkk. (2022), dalam artikel ilmiah berjudul "Nanocellulose for Sustainable Water Purification", menyebutkan bahwa sifat fisikokimia yang unik dari nanoselulosa membuatnya menjadi kandidat ideal untuk membuat teknologi pemurnian air yang baru, berkelanjutan, dan murah.
Ilustrasi Tanaman Sisal. Foto: Shutterstock
Nanoselulosa juga dapat digunakan di bidang biomedis, salah satunya adalah pada perangkat penghantaran obat (drug delivery). Aplikasi ini menjadi memungkinkan dikarenakan beberapa fitur penting yang dimiliki nanoselulosa seperti luas permukaan besar, kristalinitas tinggi, biodegradabilitas, biokompatibilitas, kemampuan mekanik, kemampuan reologi yang unik, dan dimensi geometrisnya.
Selain itu, industri percetakan juga dapat disentuh oleh material nanoselulosa. Saat ini peneliti tengah mengembangkan nanoselulosa sebagai bahan untuk percetakan 3 dimensi (3D printing). Keterbaruan, kekuatan mekanik yang tinggi, biokompatibilitas dan beberapa sifat lainnya menjadikan nanoselulosa berpotensi sebagai bahan filamen. Dengan demikian, pembuatan implan untuk biomedis hingga kemasan makanan kelak bisa dilakukan dengan lebih mudah.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya produk akhir, material nanoselulosa itu sendiri juga berpeluang untuk jadi komoditas ekspor. Dikutip dari globaltrademag.com, pasar nanoselulosa secara global telah menyentuh nilai 474,8 juta dolar Amerika pada 2023.
Nanoselulosa dinilai sebagai alternatif ideal untuk menggantikan material sintetis. Mengingat maraknya kampanye hijau dan keberlanjutan saat ini, sudah barang tentu nanoselulosa memiliki potensi luar biasa di masa depan nanti.