Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pilpres 2019 Adem Jika Jokowi Gandeng Prabowo
22 April 2018 11:23 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
Tulisan dari Hafyz Marshal tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perseteruan dalam ajang pemilu presiden 2019 sudah banyak terlihat dari sekarang, seperti kita lihat sekarang banyak tokoh yang ingin menjadi cawapres Jokowi di Pilpres 2019.
ADVERTISEMENT
Seperti Cak Imin, banyaknya baleho yang terpampang fotonya diberbagai kota besar yang bertuliskan "Cak Imin Calon Wakil Presiden 2019". Cara seperti sangatlah bagus secara karena Cak Imin mempunyai basis Islam NU besar di Indonesia.
Namun bagi orang yang tahu akan maksud dan tujuan seperti itu pasti banyak menerka - nerka. Mereka mengatakan bahwa Cak Imin hanya berfikir agak mencari simpatik para capres dalam ajang pilpres 2019 mendatang.
Adalagi munculnya nama Zainul Majdi (TGB), yang saat ini masih menjabat sebagai orang nomer 1 di Nusa Tenggara Barat.
Sosok pria yang satu ini sangatlah bagus dikalangan pemuka agama Islam, lantaran dirinya masuk dikalangan NU dan Muhammadiyah.
Namun, yang sangat disayangkan saat ini dimana TGB yang besar melalui Partai Demokrat, SBY malah menggadang - gadangkan anaknya AHY.
ADVERTISEMENT
AHY yang saat ini merupakan Komando Tugas Bersama (Kogasma) Pemilu 2019 sudah melakulan safari politiknya ke berbagai daerah di Indonesia.
Hal tersebut bagus saja untuk mengambil aspirasi rakyat Indonesia, dimana pada kala itu SBY menjabat Presiden Republik Indonesia banyak dari anggota partai demokrat yang tersandung kasus korupsi. Seperti Andi Malarangeng, Anas Urbaningrum, Nazaruddin dan Angelina Sondakh.
Lalu muncul lagi nama Gatot Nurmantyo yang notabene dirinya sangat digadang - gadangkan oleh Alumni 212. Dirinya sudah melakukan safari politik ke berbagai daerah di Indonesia.
Lalu muncul PKS yang ingin mengajak SBY untuk membahas poros ketiga, mungkin PKS berfikir melihat dengan elektabilitas AHY yang saat ini lumayan.
Akhirnya banyak masyarakat yang berfikir, apabila Jokowi gandeng Prabowo di Pilpres 2019 pemilu akan adem tidak ada lagi muncul berita hoax dan saling firnah menfitnah.
ADVERTISEMENT
Mungkin apabila itu terjadi, hanya segelintir kelompok yang geram dengan keputusan tersebut. Seperti loyalisnya Prabowo yaitu Fadli Dzon, Ahmad Muzani cs & juga pasukan kelompok transisi yang nyantel di Jokowi yang juga loyal dengan pimpinan tertinggi bumi Indonesia tersebut. Uniknya lagi pada keduanya baik Prabowo dan Jokowi sama-sama didukung oleh tokoh2 Reformasi di masing-masing kubu. Jika saya sederhanakan kedua pihak mempunyai tujuan yang tidak jauh berbeda dalam membangun Bangsa dan tanah air ini.
Maka pada tahun 2019 mendatang akan menjadi momentum yang penting bangsa Indonesia, dimana rakyat dapat menyaksikan peristiwa panggung pembuktian kenegarawanan dari kedua Tokoh yang telah dideklarasikan oleh para pendukungnya sebagai Capres Republik Indonesia dalam mengambil keputusan Politiknya.
ADVERTISEMENT
Apakah akan bersaing dan bertempur dalam ajang Pilpres 2019 nanti, atau memilih bersatu menyatukan kekuatan (Berkoalisi) bersama - sama membangun Bangsa dan Tanah Air yang kita cintai ini..??
Mari sama-sama kita lihat apakah kedua Pemimpin ini mampu untuk menjadi negarawan sejati seperti yang sudah dilakukan pendahulu mereka Ibu Megawati Soekarnoputri saat memberikan mandat untuk mencalonkan diri sebagai Capres yang merupakan haknya kepada Jokowi demi kemaslahatan Bangsa dan Negara pada Pilpres 2014 yang lalu..?? Ya Tuhan, tuntunlah kami ke jalan yang lurus.
Tidak dipungkiri lagi kesimpulan saya Pilpres 2019 adalah momentum pembuktian hadirnya Negarawan sejati yang akan membawa Indonesia menuju Indonesia Emas, seperti yang dicita - citakan.
Nah bagaimana pula dengan pendapat dan analisa anda sendiri..???
ADVERTISEMENT
Hafyz Marshal
22 April 2019