Konten dari Pengguna

Efek Kebisingan di Tengah Ketenangan

Hazimah Azlia Harjanti
Mahasiswi Psikologi Universitas Pembangunan Jaya
23 Oktober 2024 21:17 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hazimah Azlia Harjanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
picture by https://www.pexels.com/
zoom-in-whitePerbesar
picture by https://www.pexels.com/
ADVERTISEMENT
“Aduh udah waktunya istirahat malah suasananya berisik”
“Duh berisik banget sih, coba aja gue tinggal di daerah yang tenang”
ADVERTISEMENT
Pernah tidak sih kamu berfikir untuk mencari ketenangan di tengah kebisingan? atau berusaha untuk beristirahat namun ternyata kondisi lingkungan sekitar mu terlalu bising? nah mungkin saja pembahasan berikut bisa saja kamu alami atau kamu sedang berada di kondisi ini.
Efek Kebisingan di Tengah Ketenangan
Kebisingan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan perkotaan, terutama di daerah yang berkembang pesat seperti Tangerang Selatan (Tangsel). Sementara itu, di sisi lain, ketenangan masih dapat ditemukan di tempat-tempat yang lebih sepi seperti di kota Metro, Lampung. Interaksi antara manusia dan lingkungan sangat dipengaruhi oleh faktor kebisingan ini, yang sering kali berdampak pada kesehatan fisik dan mental. Artikel ini akan membahas perbandingan antara efek kebisingan di daerah perkotaan yang padat dengan ketenangan di daerah yang lebih sunyi, serta bagaimana perbedaan ini memengaruhi kualitas hidup penghuninya (Zhang & Zhou, 2023).
ADVERTISEMENT
Kebisingan Perkotaan dan Dampaknya
Di kawasan perkotaan seperti Tangsel, kebisingan berasal dari berbagai sumber: kendaraan bermotor, konstruksi bangunan, hingga aktivitas sehari-hari yang padat. Lingkungan yang terus-menerus bising ini telah terbukti membawa dampak buruk bagi kesehatan manusia. Menurut penelitian psikologi lingkungan, paparan kebisingan yang berkepanjangan dapat memicu stres lingkungan yang berpengaruh pada kondisi fisik dan mental manusia (Steg & De Groot, 2019). Kebisingan yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan tidur, peningkatan tekanan darah, dan bahkan mengurangi kemampuan kognitif seseorang dalam jangka panjang (Steg & De Groot, 2019).
Selain itu, kebisingan perkotaan sering kali mengurangi kualitas hidup secara keseluruhan. Di Tangsel, misalnya, kebisingan dari jalan raya yang selalu sibuk atau suara proyek konstruksi yang tak henti-hentinya dapat mengganggu ketenangan hidup sehari-hari. Penghuni yang terpapar kebisingan terus-menerus berisiko lebih tinggi mengalami kelelahan mental, iritabilitas, dan masalah kesehatan lainnya. Penelitian menunjukkan bahwa kebisingan juga dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi dan bekerja secara efektif (Steg & De Groot, 2019).
ADVERTISEMENT
Ketenangan di Metro, Lampung
Sebaliknya, di Metro, Lampung, ketenangan masih menjadi ciri khas lingkungan tersebut. Metro, yang dikenal dengan suasana pedesaannya yang lebih tenang, jauh dari hiruk-pikuk kota besar. Berdasarkan teori psikologi lingkungan tentang restorative environments, lingkungan yang tenang seperti ini memiliki dampak positif yang signifikan terhadap kesehatan mental dan fisik penghuninya (Steg & De Groot, 2019). Lingkungan yang minim kebisingan memungkinkan tubuh dan pikiran untuk beristirahat dan pulih dari stres sehari-hari, memberikan manfaat kesehatan yang nyata seperti peningkatan kualitas tidur dan penurunan tingkat stres
Penelitian juga mengungkapkan bahwa berada di lingkungan yang tenang, khususnya yang dekat dengan alam, dapat meningkatkan suasana hati dan meningkatkan rasa kesejahteraan. Ketika seseorang berada di lingkungan yang sepi dan damai, mereka cenderung merasa lebih rileks, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan (Steg & De Groot, 2019).
ADVERTISEMENT
Pengaruh Kebisingan terhadap Kualitas Hidup
Efek kebisingan tidak hanya terbatas pada gangguan fisik, tetapi juga memiliki implikasi yang lebih luas terhadap kualitas hidup seseorang. Penelitian menunjukkan bahwa kebisingan perkotaan, seperti di Tangsel, dapat mengurangi rasa nyaman dan kepuasan terhadap lingkungan tempat tinggal (Psychologs , 2021). Sebaliknya, lingkungan yang tenang seperti di Metro cenderung menciptakan rasa keterikatan emosional yang lebih kuat terhadap tempat tinggal, yang disebut dengan place attachment (Steg & De Groot, 2019). Ketenangan memberikan ruang bagi individu untuk lebih terhubung dengan lingkungannya dan menciptakan hubungan yang lebih positif dengan tempat tinggal mereka (Psychologs , 2021).
Selain itu, kebisingan yang tinggi dapat menyebabkan penurunan kualitas sosial di dalam komunitas, karena kebisingan sering kali mempengaruhi interaksi sosial. Orang cenderung lebih jarang berinteraksi di tempat yang bising karena ketidaknyamanan yang dirasakan. Sementara itu, di lingkungan yang tenang seperti Metro, interaksi sosial lebih memungkinkan dan dapat berkembang dengan baik karena suasana yang kondusif (Kryter, 1995).
ADVERTISEMENT
Perbedaan antara kebisingan perkotaan seperti di Tangsel dan ketenangan di Metro, Lampung, sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental, fisik, dan kualitas hidup seseorang. Kebisingan dapat meningkatkan stres, mengganggu tidur, dan menurunkan produktivitas, sementara ketenangan memberikan efek restoratif yang membantu meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan. Bagi penghuni perkotaan, mengurangi paparan kebisingan melalui desain lingkungan yang lebih baik atau mencari ruang-ruang tenang dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Sebaliknya, masyarakat yang tinggal di daerah yang lebih tenang, seperti di Metro, beruntung bisa menikmati manfaat lingkungan yang mendukung kesehatan mental dan fisik mereka setiap hari (Kaplan, 2012).
REFERENSI
Kaplan, S. (2012). The restorative Environment: Nature and human experience . New York: The Oxford Handbook of Environmental and Conservation Psychology.
ADVERTISEMENT
Kryter, K. (1995). hearing and the effects of noise: physiology, psychology and public health. San Diego: Academic Press.
Psychologs . (2021, September 27). Urban noise pollution: effects on mental health and well-being. Retrieved october 22, 2024, from Psychologs Magazine: https://www.psychologs.com/urban-noise-pollution-effects-on-mental-health-and-well-being/
Steg, L., & De Groot, J. I. (2019). Environmental psychology: an introduction. Netherlands: John Wiley & Sons Ltd.
Zhang, X., & Zhou, S. (2023). Building a city with low noise pollution: exploring the mental health effect thresholds of spatiotemporal environmental noise exposure and urban planning solution. International Journal of Enviromental Research and Public Health , 2-3.