Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Psikosomatik: Mengapa Stres dan Kecemasan Bisa Memengaruhi Tubuh Anda?
29 April 2025 12:00 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Hazimah Azlia Harjanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Psikosomatik adalah kondisi di mana stres dan kecemasan yang dialami seseorang dapat memengaruhi tubuh, menyebabkan gejala psikosomatik seperti sakit kepala, pusing, atau nyeri tubuh tanpa penyebab fisik yang jelas. Gangguan psikosomatik ini terjadi ketika masalah psikologis memengaruhi kondisi tubuh secara fisik. Meskipun tidak ada masalah medis yang terdeteksi, gejala fisik psikologis ini bisa sangat nyata dan mengganggu kualitas hidup seseorang. Kondisi ini menunjukkan betapa kuatnya hubungan pikiran dan tubuh, yang sering kali tidak disadari oleh banyak orang. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan psikosomatik, dan mengapa banyak orang mengalaminya saat ini?
ADVERTISEMENT
Apa Itu Psikosomatik?
Psikosomatik adalah sebuah kondisi di mana masalah psikologis seperti stres, kecemasan, atau depresi, memengaruhi tubuh dan menyebabkan gejala fisik yang nyata. Orang yang mengalami gangguan psikosomatik seringkali merasa sakit atau tidak nyaman meski tidak ada kelainan fisik yang jelas. Misalnya, seseorang yang merasa cemas berlebihan dapat mengalami sakit kepala, pusing, nyeri tubuh, atau gangguan pencernaan.
Meskipun tidak ada masalah medis yang terdeteksi dengan pemeriksaan fisik, gejala-gejala ini sangat nyata dan bisa mengganggu kualitas hidup penderita. Dalam beberapa kasus, gejala fisik yang muncul akibat psikosomatik bisa sangat parah, bahkan menyebabkan penderita merasa seperti sedang menderita penyakit fisik yang serius.
Mengapa Stres dan Kecemasan Memicu Gangguan Psikosomatik?
Ada beberapa faktor yang menyebabkan fenomena psikosomatik semakin banyak dialami oleh orang-orang di era sekarang, antara lain:
ADVERTISEMENT
1. Tekanan Hidup yang Semakin Tinggi
Di dunia yang serba cepat dan kompetitif ini, banyak orang yang merasakan tekanan besar, baik dalam hal pekerjaan, pendidikan, atau kehidupan pribadi. Tekanan ini sering kali tidak diungkapkan secara terbuka, namun secara tidak sadar dapat memengaruhi tubuh melalui gejala fisik.
2. Stres dan Kecemasan yang Menumpuk
Stres yang berkepanjangan dan kecemasan yang terus-menerus dapat memicu gangguan fisik. Misalnya, seseorang yang merasa cemas tentang masa depan atau pekerjaan dapat mengalami gangguan tidur, nyeri otot, atau gangguan pencernaan. Stres ini bisa menjadi pemicu utama dari kondisi psikosomatik.
3. Kurangnya Kesadaran tentang Kesehatan Mental
Meskipun kesadaran tentang kesehatan mental semakin meningkat, masih banyak orang yang tidak mengaitkan kondisi psikologis mereka dengan gejala fisik yang mereka alami. Oleh karena itu, banyak yang menunda penanganan masalah mental mereka dan akhirnya berujung pada gejala psikosomatik.
ADVERTISEMENT
4. Pengaruh Sosial Media
Sosial media sering kali menampilkan kehidupan yang tampak sempurna dan penuh prestasi. Hal ini dapat meningkatkan tekanan pada individu untuk terus berkompetisi, yang berujung pada stres dan kecemasan yang akhirnya bermanifestasi dalam gejala psikosomatik.
Gejala Psikosomatik yang Sering Ditemui
Gejala psikosomatik bisa sangat beragam dan bervariasi dari orang ke orang. Beberapa gejala umum yang sering dialami adalah sakit kepala berulang, gangguan pencernaan seperti sakit perut, diare atau sembelit, mengalami nyeri otot atau sendiri tanpa penyebab yang jelas, mengalami gangguan tidur (insomnia), merasa pusing atau merasa badan tidak stabil dan mengalami nyeri dada atau detak jantung yang berdegup kencang/cepat.
Cara Menangani Psikosomatik dengan Pendekatan Holistik
Menangani psikosomatik memerlukan pendekatan yang melibatkan aspek psikologis dan fisik. Beberapa langkah yang bisa diambil antara lain:
ADVERTISEMENT
1. Terapi Psikologis: Terapi kognitif perilaku (CBT) dapat membantu individu mengidentifikasi dan mengubah pola pikir yang menyebabkan stres atau kecemasan yang memicu gejala fisik.
2. Manajemen Stres: Mengelola stres dengan teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau latihan pernapasan bisa membantu mengurangi gejala psikosomatik.
3. Pola Hidup Sehat: Olahraga teratur, tidur yang cukup, dan makan makanan bergizi juga penting untuk menjaga keseimbangan tubuh dan pikiran.
4. Bantuan Profesional: Jika gejala psikosomatik parah, berkonsultasilah dengan dokter atau psikolog untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Fenomena psikosomatik yang semakin banyak dialami oleh orang-orang adalah dampak dari tekanan hidup yang terus meningkat dan kurangnya kesadaran mengenai keterkaitan antara kondisi psikologis dan fisik. Penting untuk menyadari bahwa meskipun gejalanya fisik, penyembuhan terbaik berasal dari pengelolaan kesehatan mental yang baik. Dengan pendekatan yang tepat, gejala psikosomatik bisa dikelola, dan kualitas hidup bisa ditingkatkan.
ADVERTISEMENT
Referensi:
Alexander, F. (2008). Psychosomatic Medicine: Its Principles and Applications. University of Chicago Press.
Jellinek, M. S. (2017). Psychosomatic Disorders and Their Treatment. Cambridge University Press.
American Psychological Association. (2020). Psychosomatic Disorders and Their Management. https://www.apa.org/topics/psychosomatic