Menilik Geliat Hubungan Indonesia dan Kawasan Amerika Latin

HAIDHAR FADHIL WARDOYO
Mahasiswa hubungan internasional, Universitas Islam Indonesia
Konten dari Pengguna
26 November 2021 6:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari HAIDHAR FADHIL WARDOYO tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Pixabay
ADVERTISEMENT
Kajian ilmu hubungan internasional pada dasarnya selalu identik dan berhubungan dengan kawasan-kawasan yang secara langsung membentuk adanya dunia internasional. Hal ini kemudian memicu berkembangnya sebuah studi yang dikhususkan untuk membahas secara detail suatu kawasan tertentu, yakni studi kawasan. Ada begitu banyak kawasan-kawasan di dunia ini, seperti sebut saja Asia Timur, Asia Selatan, Amerika Selatan, Eropa Barat, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Lantas, membahas mengenai kawasan, kita sedikitnya mengetahui bahwasanya posisi Indonesia terletak di kawasan Asia Tenggara. Kawasan ini merupakan salah satu kawasan paling potensial dan berpengaruh baik dalam segi ekonomi maupun politik internasional. Lebih jauh, Indonesia sendiri juga berpartisipasi aktif dalam regionalisme kawasannya, yakni ASEAN dan turut serta menjalin kerja sama dengan negara-negara dari kawasan lain, yang salah satunya adalah kawasan Amerika Latin.
Hal ini kemudian membawa kita pada dua pertanyaan mendasar yang muncul ketika membahas mengenai hubungan antara Indonesia dengan kawasan ini, yaitu sejauh mana hubungan antara Indonesia dan negara-negara Amerika Latin dan mengapa harus Amerika Latin?
Hubungan Indonesia dan Amerika Latin
Kawasan Amerika Latin adalah sebuah kawasan yang terletak di bagian belahan selatan benua Amerika yang terdiri dari tiga sub-kawasan, yakni Amerika Tengah, Karibia, dan Amerika Selatan. Kawasan ini begitu menarik untuk dipelajari dan sudah sepatutnya diperhitungkan oleh Indonesia untuk menekankan kerja sama yang lebih strategis dalam berbagai aspek. Mengapa demikian?
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, hubungan yang terjalin antara Indonesia dan Amerika Latin hanya berfokus pada hubungan diplomasi dan politik semata. Adapun melihat situasi di mana Amerika Latin yang mulai semakin terbuka dan terintegrasi dengan perekonomian dunia, rasanya nilai perdagangan antara Indonesia dengan negara-negara Amerika Latin masih belum mencerminkan besarnya potensi yang dimiliki oleh kawasan tersebut.
Adapun baik itu kawasan Asia Tenggara maupun Indonesia secara spesifik memiliki berbagai kesamaan dengan kawasan Amerika Selatan, terutama dalam lingkup latar belakang sejarah. Menilik pada aspek kolonialisme, keduanya sama-sama mengalami penjajahan yang lama dan drainatif oleh bangsa Barat serta pada aspek pluralisme budaya, keduanya sama-sama memiliki variasi budaya yang sangat beragam.
Lebih jauh, Indonesia dan negara-negara Amerika Latin juga pernah mencoba berbagai sistem politik mulai dari otoritarianisme hingga demokrasi liberal. Masalah-masalah yang hadir pada pembangunan ekonomi keduanya juga nampak mirip seperti permasalahan debt trap atau jebakan utang luar negeri, model pembangunan industrial, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Namun, di balik begitu banyak fakta yang secara gamblang mengungkapkan kemiripan antara Indonesia dan kawasan Amerika Latin, kenyataannya hubungan Indonesia dengan kawasan itu masih sangat kurang intensif juga kurang strategis.
Masalah Geopolitik dan Prospek Masa Depan
Melihat hal ini, sejatinya permasalahan yang melatarbelakangi kurang dinamisnya hubungan antara Indonesia dan negara-negara Amerika Latin adalah masih sangat terbatasnya pemahaman terhadap kawasan ini. Misal untuk menjalin hubungan dalam bidang ekonomi saja, Pemerintah Indonesia harus terlebih dahulu memetakan negara-negara yang berpotensi untuk dijadikan sebagai pasar prospektif bagi produk-produk tanah air. Apabila pemahaman terhadap kawasan dan negara terkait mengalami keterbatasan, maka proses pemetaan juga akan mengalami kendala.
Meskipun telah dijabarkan beberapa kesamaan mendasar antara Indonesia dan kawasan Amerika Latin. Namun pada hakikatnya, negara-negara di Amerika Latin memiliki karakter dan kondisi setempat yang berbeda-beda. Hal yang paling penting untuk dilakukan selanjutnya adalah memaham lebih dalam mengenai perbedaan dan keunikan dari setiap negara di Kawasan Amerika Latin.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh, faktor geopolitik juga mempengaruhi hubungan antara Indonesia dan Amerika Latin. Keduanya berada pada lingkup geopolitik yang berbeda dengan tantangan yang berbeda pula. Sebut saja masalah seputar jauhnya jarak dan letak geografis, produk ekspor yang kurang lebih sama, sedikitnya informasi dan pengetahuan mengenai transportasi, infrastruktur, dan koneksi yang berkembang, serta kompetisi pasar yang terjadi antara negara lain yang juga memiliki hubungan dagang dengan negara-negara Amerika Latin.
Beberapa hal tersebut harus dipertimbangkan mengingat Indonesia yang telah melirik Amerika Latin sebagai suatu kawasan yang memiliki potensi besar guna mengeksplorasi dan memperkuat kerja sama yang lebih strategis dan meluas pada berbagai macam aspek. Hal ini tentu saja dapat dilihat dari penyelenggaraan Indonesia Latin America and the Caribbean (INA-LAC) Business Forum sejak tahun 2019 yang menjadi langkah awal yang sangat baik guna mengevaluasi geliat hubungan antara Indonesia dan negara-negara Amerika Latin.
ADVERTISEMENT
Efektivitas Forum Bisnis Indonesia-Amerika Latin dan Karibia (INA-LAC) juga semakin terasa pada pertemuan ke-2 pada tahun 2020 dan ke-3nya pada tahun 2021 yang sama-sama diadakan secara virtual. Forum bisnis INA-LAC ke-3 mampu mencatatkan kesepakatan senilai US$88 juta atau sekitar Rp1,25 triliun yang mana jauh lebih tinggi dibandingkan yang dicatatkan pada tahun lalu, yakni US$71 juta.
Lebih jauh, adanya pandemi Covid-19 yang merugikan banyak negara ternyata memiliki sedikit dampak positif bagi hubungan Indonesia dan kawasan Amerika Latin. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2020 yang menunjukan nilai ekspor Indonesia ke kawasan Amerika Latin sebesar US$3,16 miliar. Lantas pada tahun 2021, nilai ekspor tersebut meningkat drastis dengan kenaikan sebesar 54,8% dibandingkan tahun lalu. Dampak positif pun ini tak bisa lepas dari peran UMKM Indonesia yang secara nyata menggejot dan menggerakan ekonomi di tengah pandemi dalam upayanya untuk memulihkan perekonomian nasional.
ADVERTISEMENT
Terakhir, sejalan dengan apa yang ditekankan Kementerian Luar Negeri Indonesia dalam 3rd Indonesia-Latin America and the Caribbean (INA-LAC) Business Forum, yakni memperkuat interaksi pebisnis melalui platform digital yang telah dibuat; memperdalam kerja sama dalam industri kreatif, digital ekonomi, dan konektivitas; serta menjalin kemitraan dalam pengembangan ekonomi hijau melalui teknologi rendah karbon. Hubungan antara Indonesia dan kawasan Amerika Latin ke depannya diharapkan dapat lebih terarah, insentif, serta strategis, seperti misal dengan memprakarsai pembentukan Free Trade Agreement (FTA) atau Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) antara Indonesia dan negara-negara di kawasan Amerika Latin.