Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
FOMO dan Dampaknya: Bagaimana Media Sosial Mempengaruhi Kesehatan Mental
5 Maret 2025 18:04 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Muhammad Haikal Al Kiram tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pernahkah kamu merasa takut ketinggalan hal-hal yang sedang tren di media sosial? Jika iya, itu bisa jadi tanda kamu sedang mengalami FOMO (Fear Of Misssing Out). Fenomena ini sangat mempengaruhi kalangan generasi muda, yang setiap hari terpapar oleh update kehidupan teman atau orang lain di media sosial. Setiap hari, kita disuguhi berbagai momen yang tampaknya sempurna, dan tanpa disadari, kita mulai membandingkan diri kita dengan apa yang kita lihat di layar. Lalu, apa sebenarnya FOMO itu? Bagaimana FOMO bisa mempengaruhi kesehatan mental kita, dan apa yang bisa kita lakukan untuk menjaga keseimbangan hidup di tengah dunia digital yang terus berkembang ini?

Pasti disini kalian sudah tau apa itu FOMO, tetapi disini aku ingin menjelaskan sedikit tentang FOMO. FOMO, atau Fear of Missing Out, yang menggambarkan perasaan takut dan cemas akan ketinggalan sesuatu yang bagi dirinya itu sangat penting atau menarik, seperti bakti sosial, kesempatan kerja, atau mungkin tren terbaru yang sedang ramai dibicarakan di media sosial. Menurut Patrick McGinnis: “FOMO itu seperti merokok. Buruk bagi anda, buruk bagi orang-orang di sekitar anda karena FOMO adalah tentang mencoba meminimalkan dan menghilangkan setiap risiko dalam sebuah keputusan, yang sebenarnya tidak mungkin dilakukan.” Jadi, FOMO itu tidak hanya buruk bagi diri sendiri, orang-orang di sekitar kamu juga dapat terkena dampaknya, seperti keluarga. FOMO juga dapat membuat kamu merasa tertekan untuk selalu mengikuti tren atau mendapatkan informasi terbaru, sehingga sering kali kita terjebak dalam perasaan cemas dan tidak puas dengan kehidupanmu sendiri.
ADVERTISEMENT
Misalnya, ada tren gadget terbaru atau pakaian yang modis, tetapi sebenarnya kamu tidak terlalu membutuhkan barang tersebut karena kamu masih mempunyai barang yang cukup baik. Namun, rasa takut ketinggalan membuatmu merasa harus membelinya agar tidak merasa tertinggal atau "ketinggalan zaman" di dunia digital. Akibatnya, kamu menjadi terus merasa harus mengikuti apa yang sedang tren, meskipun itu tidak selalu mencerminkan kebutuhan atau dirimu yang sesungguhnya. Dalam jangka panjang, FOMO seperti ini dapat memengaruhi kesejahteraan mental, membuat kamu merasa tidak pernah cukup, dan selalu berusaha mengejar kesempurnaan di dunia maya, padahal kebahagiaan sebenarnya sering kali ditemukan dalam kenyataan yang lebih sederhana.
Setiap peristiwa dalam hidupmu pasti membawa dampak, baik yang dapat kamu rasakan secara langsung maupun yang baru muncul seiring berjalannya waktu. Menurut dr. Rizal Fadli (2023), terdapat beberapa dampak negatif dari FOMO terhadap kesehatan mental:
ADVERTISEMENT
1. Kecemasan dan Stres
Orang yang mengalami FOMO akan merasa khawatir karena mereka melewatkan pengalaman positif yang dialami orang lain. Kecemasan dan stres ini dapat memengaruhi kualitas tidur, menyebabkan kecemasan berlebihan, dan bahkan berpotensi menimbulkan depresi.
2. Perasaan Tidak Puas
Terkadang kamu merasa bahwa kehidupan orang lain lebih baik daripada kehidupanmu dan merasa tidak puas dengan diri sendiri. Padahal, kamu tidak tahu apa yang terjadi di balik layar, yang mungkin sebenarnya lebih sulit daripada apa yang kamu alami. Kondisi ini dapat memengaruhi harga diri dan kepercayaan diri, yang pada akhirnya akan berdampak pada kesehatan mental.
3. Merasa Tidak Puas Dalam Hidup
Seseorang sering kali merasa bahwa mereka melewatkan pengalaman yang lebih baik, sehingga sulit menikmati momen hidup yang sedang dijalani. Hal ini dapat berdampak negatif pada kualitas hidup seseorang dan memunculkan perasaan tidak bahagia.
ADVERTISEMENT
4. Terganggunya Produktivitas dan Konsentrasi
Seseorang mungkin terus memantau media sosial untuk mengikuti perkembangan terbaru atau merenungkan pengalaman yang terlewatkan. Kondisi ini pada akhirnya dapat berdampak pada produktivitas dan kinerja, baik di tempat kerja maupun di sekolah.
5. Menurunnya Kualitas Hidup
Mengalami FOMO tidak hanya menyulitkan, tetapi juga dapat berdampak negatif bagi kesehatan. Pada hari-hari ketika seseorang sering merasakan FOMO, mereka cenderung mengalami suasana hati yang buruk, merasa lelah, dan mengalami stres. Bahkan, gejala fisik dan gangguan tidur lebih mungkin terjadi. Dampak-dampak ini pada akhirnya bisa menurunkan kualitas hidup, baik secara bertahap maupun secara tiba-tiba.
Berdasarkan dampak di atas, pastinya kamu sudah menyadari betapa mengganggunya apabila kita terus-menerus mengalami FOMO. Oleh karena itu, menurut Dr. Chris Mosunic, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk menghentikan FOMO dan mengurangi pengaruh negatifnya dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
1. Berhenti Menggunakan Media Sosial (Setidaknya untuk Sementara Waktu)
Berhenti sejenak dari media sosial, baik itu beberapa jam, sehari, seminggu, atau bahkan sebulan, bisa menjadi langkah yang sangat membantu untuk mengurangi perasaan FOMO. Media sosial sering kali menjadi penyebab utama munculnya FOMO karena kita terus-menerus terpapar dengan pembaruan yang membuat kita merasa tertinggal atau kurang dari orang lain. Dengan beristirahat sejenak, kita memberi kesempatan pada diri kita untuk fokus pada hal-hal yang lebih nyata dan penting dalam kehidupan, seperti berinteraksi langsung dengan orang-orang di sekitar kita atau menikmati waktu untuk diri sendiri.
2. Berlatih Kesadaran dan Meditasi
Jika kamu berlatif fokus penuh dan meditasi, hal ini dapat membantu agar pikiran tetap terkendali. Dengan begitu, kamu bisa lebih fokus pada apa yang ada di hadapanmu, tanpa terus memikirkan apa yang dilakukan orang lain. jika di lakukan secara rutin, latihan ini akan membantu kamu merasa lebih tenang dan tidak mudah mengalami FOMO. Pada akhirnya, kamu akan lebih bahagia dengan hidup yang sedang dijalani.
ADVERTISEMENT
3. Mulailah Berlatih Bersyukur
cobalah untuk menulis atau sekedar mengingat hal-hal yang kamu syukuri dalam hidup. Dengan begitu, kamu tidak lagi fokus pada apa yang tidak kamu miliki , melainkan lebih menghargai apa yang telah kamu miliki. Kebiasaan ini dapat membuat kamu merasa lebih bahagia dan lebih menyayangi hidup yang kamu jalani.
4. Tetapkan Ekspektasi yang Realistis untuk Diri Anda Sendiri
Bersikap baik sama diri sendiri itu penting banget. Ingatlah, bahwa tidak ada kehidupan yang sempurna, meskipun di media sosial kelihatan semuanya serba oke. Kamu tidak perlu memiliki segalanya, yang terpenting kamu adalah mengetahui apa yang benar-benar kamu inginkan dan memiliki harapan yang realistis. Nah, untuk lebih mengenal diri sendiri, kamu bisa menjadwalkan waktu khusus untuk refleksi diri. Dengan begitu, kamu kamu dapat memahami keinginanmu dengan lebih baik dan membangun hubungan yang lebih sehat dengan diri sendiri.
ADVERTISEMENT
5. Terhubung dengan Orang Lain di Kehidupan Nyata
luangkan waktu untuk bersama teman dan keluarga secara langsung, bukan hanya sekedar mengobrol melalui layar. Hubungan yang nyata dapat membuat kamu merasa lebih bahagia dan tidak khawatir akan hal-hal yang terlewatkan di media sosial.
Referensi:
Calm. (n.d.). How to deal with FOMO. Ditinjau oleh Dr. Chris Mosunic, PhD, RD, MBA. Diakses dari https://www.calm.com/blog/how-to-deal-with-fomo
Halodoc. (2023, 25 Oktober). 7 dampak negatif FOMO bagi kesehatan mental. Ditinjau oleh dr. Rizal Fadli. Diakses dari https://www.halodoc.com/artikel/7-dampak-negatif-fomo-bagi-kesehatan-mental?srsltid=AfmBOopJvXuGyu4XtjnfOS4110NcBoG22sSpOOQkWiS6xieF0MeL0sJW
McGinnis, P. (n.d.). Patrick McGinnis: FOMO (Fear of Missing Out) vs. FOBO (Fear of Better Option), overcoming career paralysis & VC & life decision frameworks - E394. BraveSea. https://www.bravesea.com/blog/patrick-mcginnis
Prudential Indonesia. (n.d.). Apa itu FOMO?. Diakses dari https://www.prudential.co.id/id/pulse/article/apa-itu-fomo/
ADVERTISEMENT