Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Melawan Politik Uang: Memperjuangkan Demokrasi Yang Sehat
21 November 2024 18:36 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Haikal Yafiq Anwar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Politik uang telah menjadi momok dalam setiap ajang pemilihan suara, merusak esensi demokrasi yang seharusnya menempatkan rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi. Dalam konteks ini, praktik politik uang tidak hanya mencederai keadilan, tetapi juga mengancam masa depan bangsa.
ADVERTISEMENT
Pertama-tama, politik uang menggeser fokus pemilih dari kriteria substantif seperti visi, misi, dan kapasitas calon pemimpin. Pemilih yang seharusnya memilih berdasarkan kualitas dan integritas kandidat, sering kali terjebak dalam iming-iming materi. Ini menciptakan budaya di mana suara rakyat bisa dibeli, sehingga pemimpin terpilih tidak lagi mencerminkan aspirasi masyarakat, melainkan kepentingan pihak-pihak tertentu yang memiliki daya finansial.
Selanjutnya, praktik ini menciptakan ketidakadilan di antara calon. Calon yang memiliki sumber daya lebih, baik finansial maupun jaringan, akan lebih mudah untuk mengakses media, melakukan kampanye, dan menjangkau pemilih. Sementara itu, calon yang berkualitas namun kurang beruntung secara finansial terpaksa berjuang lebih keras, bahkan sering kali terpaksa mundur karena tidak sanggup bersaing. Ini menghilangkan keberagaman dalam kepemimpinan dan mempersempit pilihan bagi pemilih.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh, politik uang dapat memperburuk masalah korupsi. Calon yang terpilih melalui jalur uang cenderung merasa memiliki kewajiban untuk "mengembalikan" modal yang telah dikeluarkan selama kampanye, yang sering kali mengarah pada praktik korupsi di kemudian hari. Lingkaran setan ini sangat merugikan masyarakat, karena memunculkan pemimpin yang lebih loyal kepada penyokong finansial daripada kepada rakyat yang diwakilinya.
Oleh karena itu, untuk membangun demokrasi yang sehat, kita perlu secara kolektif menolak praktik politik uang. Edukasi kepada pemilih mengenai pentingnya memilih berdasarkan integritas dan kapasitas, serta dukungan terhadap regulasi yang lebih ketat terkait pembiayaan kampanye, adalah langkah-langkah penting yang harus diambil. Hanya dengan cara ini, kita dapat memastikan bahwa pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili aspirasi rakyat dan berkomitmen untuk memajukan bangsa. Mari kita wujudkan pemilihan yang bersih dan adil, demi masa depan yang lebih baik bagi kita semua.
ADVERTISEMENT
Penulis adalah: Mahasiswa Pengantar Ilmu Politik, Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik, Univ Sultan Ageng Tirtayasa