Peranan Penting Bahasa Inggris yang Tidak Bisa Dihindari Hari ini dan Besok

Haiyudi
Dosen Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung
Konten dari Pengguna
12 September 2021 11:27 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Haiyudi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
The Importance of English for Islamic Boarding School Students (Doc. Penulis)
zoom-in-whitePerbesar
The Importance of English for Islamic Boarding School Students (Doc. Penulis)
ADVERTISEMENT
Sabtu (11/09/2021) Yayasan Assalafiyyah Mlangi, Yogyakarta, melalui Assalafiyah Language Center (ALC) mengadakan talkshow terkait dengan peranan bahasa inggris bagi santri. Tema yang diangkat dalam program tersebut adalah pentingnya pentingnya Bahasa Inggris bagi pelajar pesantren. Dalam acara tersebut, penulis, Haiyudi, S.Pd., M.Ed, diundang sebagai nara sumber untuk menyampaikan materi.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan itu, penulis menyampaikan setidaknya ada beberapa peranan penting bahasa inggris yang tidak terelakkan bagi siapa saja, termasuk pelajar pesantren utamanya. Sebelum itu penulis mengilustrasikan posisi bahasa sebagai media komunikasi di antara ide atau gagasan dan juga tujuan. “Bayangkan ketika teman-teman memiliki ide yang cemerlang, namun tidak bisa menyampaikan dalam bentuk narasi baik tertulis ataupun lisan, maka gangguan komunikasi akan muncul” ungkap penulis. Selanjutnya penulis juga mengilustrasikan gangguan dalam komunikasi terutama gangguan bahasa. Penulis mengilustrasikan berdasarkan hasil kajian para ilmuan sebelumnya seperti yang tertera dalam figur di bawah ini. Hal ini menjadi landasan betapa pentingya bahasa, terutama dalam era kontemporer saat ini.
Communication Process (Haiyudi & Art-in, 2020)
Selanjutnya, Penulis juga menyampaikan mengapa sampai saat ini Bahasa Inggris masih belum tergantikan. Hal ini setidaknya menjadi alasan bagi semua untuk senantiasa tidak mengabaikan bahasa inggris. Ada beberapa alasan di antaranya; yang pertama bahasa inggris merupakan bahasa yang digunakan di kurang lebih 65 negara. Yang kedua bahasa inggris sampai saat ini digunakan di lebih dari 50 negara sebagai bahasa resminya. Yang selanjutnya yaitu posisi bahasa inggris yang hingga kini dipakai lebih dari 400 juta orang di dunia sebagai bahasa pertamanya, dan juga sebanyak 600 juta lebih orang menjadikan bahasa inggris sebagai bahasa keduanya. “Tidak terhitung banyaknya orang yang menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa asingnya, termasuk kita di Asia dan terutama di Indonesia” imbuh penulis.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, penulis menuturkan setidaknya ada 5 peranan penting mengapa Bahasa Inggris juga perlu dipelajari terutama bagi pelajar pesantren. Pertama, tentu alasan komunikasi global yang saat ini masih belum tergantikan seperti yang dituturkan di atas. “Oleh karena itu, maraknya tes bahasa inggris sebagai syarat untuk kuliah, kerja maupun kepentingan lainnya. Hal ini karena hingga saat ini komunikasi internasional masih menggunakan bahasa inggris, sekalipun di negara yang tidak berbahasa inggris” ungkap penulis.
Kedua, Bahasa Inggris digunakan sebagai bahasa yang digunakan dalam teknologi dan pemrograman. “Kehadiran dan perkembangan teknologi yang semakin pesat saat ini menuntut semua untuk mengerti akan hal tersebut. Maka, seiring dengan hal tersebut bahasa inggris juga menjadi tidak terelakkan. Keduanya saling berdampingan” jelas penulis. Oleh karena itu, para pelajar pesantren juga dituntut untuk lebih mengambil peran dalam dunia teknologi, salah satu cara paling awal yaitu mengerti bahasa programming terlebih dahulu dengan belajar bahasa inggris.
ADVERTISEMENT
Ketiga, Bahasa Inggris juga dipakai sebagai bahasa industri dan media secara masif. Ada banyak sekali media media besar yang mengunakan bahasa Inggris dalam memberitakannya. Dalam poin ini, penulis menyampaikan pentingnya bahasa inggris juga untuk memahami keadaan internasional. Sebagai ilustrasi, penulis menggambarkan bagaimana dunia barat memberitakan muslim. Tentunya, sebagai muslim ini sangat penting sekali. Agar supaya menjaga marwah dan harga diri sebagai seorang muslim. Selanjutnya penulis juga berharap akan banyak muncul cendekiawan muslim yang berani tampil di dunia internasional. Penulis memberikan contoh salah satunya adalah Eyang Habibie. Bahkan ia tidak hanya menguasai Bahasa Inggris saja, namun beberapa bahasa lainnya.
Yang keempat, penulis menyampaikan kegunaan bahasa Inggris bagi pelajar maupun lulusan pesantren adalah untuk memperluas dunia dakwah. Tentunya hal ini harus menjadi target penting mengingat dakwah saat ini bisa dilakukan melalui berbagai platform, maka penulis berharap akan banyak lulusan lulusan pesantren yang mendakwahkan Islam tidak hanya secara lokal, namun secara masif di dunia internasional. Tentunya dengan menyesuaikan dengan perkembangan zaman di mana tidak selalu melalui mimbar masjid. “Sebagai calon intelektual muda muslim, ada banyak cara dakwah, misalnya dengan cara tampil di panggung suatu ajang yang menuntut kita untuk uji kecerdasan dan lain sebagainya” tutur penulis.
ADVERTISEMENT
Yang terakhir yaitu pentingnya menguasai bahasa inggris yaitu untuk melakukan transaksi perdagangan secara meluas. Target pasar yang ada saat ini tidak boleh hanya sebatas local. Dengan didukung oleh kecanggihan teknologi yang ada, maka transaksi perdagangan bisa dilakukan dengan cara meluas ke luar daerah ataupun ke luar negeri. “Terlepas dengan status keshahihan hadisnya, namun rasanya saat ini kita mengakui bahawa perdagangan merupakan pintu rejeki yang menjanjikan. Bisa dikatakan 9 dari 10 pintu rejeki datangnya dari sana” imbuhnya.
Dalam penutupannya penulis menyampaikan bahwa pelajar pesantren memiliki bekal yang sangat bagus. Jangan memilih untuk mempelajari bahasa Inggris saja, lalu meninggalkan bahasa Arab, atau sebaliknya, jangan hanya belajar bahasa Arab namun mengabaikan bahasa Inggris. Tapi pelajari saja keduanya. Sebab dengan bahasa inggris kita bisa menyesuaikan dengan perkembangan era terutama di era kontemporer sekarang ini. “Jangan membandingkan kedua bahasa tersebut, tapi coba sandingkan keduanya bersama-sama” tutup penulis dalam sesi Talkshow tersebut. (*hyd)
ADVERTISEMENT
*Haiyudi, S.Pd., M.Ed. M.Ed in Curriculum and Instruction, Khon Kaen University