Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Takdir dan Ikhtiar: Tinjauan Islam Mengenai Kehidupan di Tengah Pandemi
29 Agustus 2021 13:07 WIB
Tulisan dari Haiyudi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sabtu (28/08/2021), Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Thailand bekerja sama dengan Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat (MKM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar pegajian bertajuk takdir dan ihktiar. Pengajian yang terbuka untuk umum tersebut disampaikan oleh drh. Asep Rustiawan, M.Si, dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat, UAD. Pengajian tersebut dilakukan secara virtual melalui Zoom, yang dimoderatori oleh Ns. Fauzan Saputra, S.Kep., MNS, dari Majelis Tabligh dan Publikasi PCIM Thailand.
ADVERTISEMENT
Pengajian tersebut merupakan pengajian rutin yang akan dilaksanakan setiap bulannya. Sebagai pembukaan program tersebut, Dr. Sitti Nur Djannah, mewakili dekan FKM UAD, menyampaikan bahwa program ini diharapkan dapat berjalan dengan tema yang sesuai dengan keaadaan yang sedang terjadi. Selain itu, ketua PCIM Thailand, Chandra Kurnia Setiawan, S.P., M.Sc juga menyampaikan hal serupa. Ia juga mengucapkan terimakasih kepada UAD, khususnya FKM yang sudah menawarkan PCIM Thailand untuk mengadakan program ini, mengingat PCIM Thailand merupakan salah satu PCIM yang paling muda.
Banyak sekali hal-hal menarik yang disampaikan oleh narasumber selama acara berlangsung. Salah satu yang menjadi titik terangnya adalah bahwa Islam sangat menganjurkan umatnya untuk berusaha lebih. “Usaha, doa dan tawakkal, merupakan tiga hal yang tidak bisa terpisahkan. Hal tersebut harus berurutan. Jika kita tawakkal namun tidak didahului usaha dan doa, itu juga tidak dibenarkan” Ungkap Asep Rustiawan (Sabtu, 28/08/2021).
ADVERTISEMENT
Selain itu, beliau juga mengisahkan bagaimana Rosullullah Muhammad SAW memberikan contoh untuk umatnya terkait usaha yang harus dilakukan. Salah satunya adalah ketika Rosul hendak berangkat perang. Rosul selalu mempersiapkan pakaian dan peralatan yang dapat melindungi diri dari musuh. “Kita ingat ada kisah ketka Rasulullah Muhammad SAW hendak berangkat perang, Beliau mengguanakan pakaian dan peralatan yang lengkap guna melindungi diri. Padahal, semua juga tahu bahwa beliau merupakan kekasih Allah SWT, yang mana akan dilindungi oleh-Nya langsung. Namun, usaha itu tetap Rasul lakukan. Oleh karena itu, kita tidak bisa semata-mata pasrah dengan dalih bahwa Takdir itu sudah ditetapkan” Pungkasnya.
Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa manusia berusaha itu bukan untuk lari dari takdir Allah SWT, melainkan berpindah dari takdir yang satu ke takdir yang lain. Sebagimana Qadha dan Qadar, yang menjadikan patokan bahwa Qadha ketetapan Allah SWT dan Qadar merupakan perwujudan dari ketetapan Allah tersebut. Ia juga mengibaratkan Qadha seperti sebuat Renstra (Rencana/ Rancangan Strategis) yang mana masih bisa berubah. sementara Qadar merupakan perwujudan dari rancangan tersebut. Selain itu, dalam pemaparannya ia juga menyelipkan beberapa Joke (candaan) terkait bagaimana usaha yang seharusnya dilakukan oleh umat beragama, khususnya umat Islam itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Di akhir sesi, ia menyampaikan bahwa usaha Lahir dan Batin wajib dilakukan oleh umat Islam. Usaha/ ihktiar lahir bisa dilakukan dengan menerapkan prokes yang dianjurkan pemerintah. Jangan sampai memahami takdir secara mentah-mentah sehingga mengabaikan ikhtiar. Selain itu, usaha/ ikhtiar bathin juga tentunya harus dilakukan yaitu dengan berdo’a dan bertawakal/ berserah diri kepada Allah SWT, sehingga semuanya berjalan seimbang antara ikhtiar lahir dan batin. (*hyd)
*Haiyudi, S.Pd.,M.Ed.
Ketua Majelis Hubungan Luar Negeri PCIM Thailand