Konten dari Pengguna

Untuk Kamu yang Introvert Jangan Pernah Merasa Lelah Jadi Introvert

Hajar Aryani
Mahasiswi Komunikasi Penyiaran Islam semester 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
29 November 2021 20:21 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hajar Aryani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bahagia Menjadi Introvert. Sumber: Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Bahagia Menjadi Introvert. Sumber: Pribadi
ADVERTISEMENT
Sudah bukan rahasia umum lagi jika seorang introvert dikenal dengan sosoknya yang pendiam, pemalu, suka menyendiri dan juga lebih suka tinggal di rumah. Untuk kamu yang memiliki kepribadian introvert tentunya sudah lelah dengan pertanyaan seperti, apa tidak bosan selalu menyendiri? Apa kamu pernah merasa kesepian? Apa tidak bosan di rumah terus? Kenapa diam saja? Kamu diam karena sedang marah ya? Pertanyaan itu adalah pertanyaan menyebalkan yang kadang seorang introvert pun sukar untuk menjelaskannya karena hanya orang yang memiliki kepribadian introvert yang dapat mengerti hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Namun, pernahkah terpikir oleh anda darimana asal kepribadian introvert ini? Apakah introvert merupakan genetik yang diwariskan oleh orang tua? Atau ada faktor lainnya? Nah, jika anda penasaran mari baca uraian singkat berikut ini.
Mengenal sedikit tentang kepribadian introvert.
Pencetus gagasan pertama tentang introvert-ekstrovert adalah Carl Gustav Jung. Beliau ini adalah seorang psikiater dan ahli psikoanalisis asal Swiss. Carl Gustav Jung atau yang kerap disapa Jung ini mendeskripsikan introvert sebagai orang yang lebih memfokuskan energi mereka ke “dalam” yang menuju pada aktivitas dengan diri sendiri atau yang disebut dengan thoughtful activities. Energi psikis yang dimiliki si introvert ini berputar dalam diri mereka yang kemudian beroriestasi ke subjektif. Inilah yang membuat mereka suka merenung, suka menyendiri, sibuk berimajinasi, bermimpi, berfantasi sehingga ada banyak hal yang terjadi dalam kepalanya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan teori Jung dalam Eysenck, menyebutkan beberapa ciri-ciri orang introvert, yakni orang dengan dengan kepribadian introvert cenderung untuk menarik diri dan menyendiri. Mereka lebih menyukai pemikiran sendiri daripada berbicara dengan orang lain. Mereka lebih cenderung pesimis, kritis, berhati-hati dan selalu berusaha mempertahankan sifat-sifat baik untuk diri sendiri sehingga dengan sendirinya mereka sulit untuk dimengerti.
Orang dengan kepribadian introvert memiliki sifat tenang, suka merawat diri, bersikap hati-hati, pemikir, kurang percaya pada keputusan implusif, lebih suka hidup teratur, suka murung, khawatir, kaku, sederhana, pesimis, suka menyendiri, kurang suka bergaul, pendiam, pasif, berhati-hati, tegang hati, damai, terkendali, dapat diandalkan, menguasai diri (Pelvin 1994).
Apakah seseorang menjadi introvert sejak lahir?
Tentunya, banyak orang yang bertanya-tanya tentang hal ini. Apakah seseorang yang memiliki kepribadian introvert itu menurun dari orang tuanya atau tidak.
ADVERTISEMENT
Menurut Jung sendiri, kepribadian dipengaruhi oleh faktor genetik seperti tempramen dan lain-lain. Menurut Dr. Marti Olsen Laney dalam bukunya yang berjudul The Hidden Gifts of the Introverted Child: Helping Your Child Thrive in an Extroverted World menyebutkan bahwa otak manusia memiliki campuran lebih dari 60 neurotransmitter yang menentukan dengan tepat bagaimana otak bekerja dan dasar seseorang dapat dikatakan sebagai introvert terletak pada biokimia. Perbedaan pada neurotransmitter di otak inilah yang membentuk kepribadian introvert ditentukan oleh gen. Faktor tersebut sudah ada sejak seseorang dilahirkan. Ia juga menjelaskan bahwa seseorang tidak bisa memilih ingin menjadi introvert atau ekstrovert karena itu adalah bagian dari DNA mu.
“Ya, anak-anak dilahirkan dengan tempramen bawaan dan orang tua punya peranan penting untuk bagaimana kondisi itu dipelihara,” ungkap Dr. Laney.
ADVERTISEMENT
Kita pun sudah sering mendengar peribahasa buah jatuh tak jauh dari pohonnya yang artinya sifat seorang anak tentu saja tidak akan jauh berbeda dari sifat orang tua. Seorang ayah atau seorang ibu yang memiliki kepribadian introvert maupun ekstrovert akan menurunkan tipe kepribadian tersebut kepada anaknya.
Namun, saya pernah menemukan beberapa kasus, ada seorang anak yang tipe kepribadiannya bertolak belakang dengan kedua orangtuanya. Misal, ada seorang anak yang suka berbicara tapi kedua orang tuanya pendiam kemudian ada juga anak yang pendiam dan pemalu tapi kedua orangtuanya suka berbicara dan mudah bergaul. Bagaimana dengan hal tersebut? Bukankah introvert-ekstrovert itu sendiri merupakan hal yang diturunkan dari orang tua?
Jawabannya, introvert-ekstrovert memang dipengaruhi oleh faktor genetik dari orang tua, tapi hal itu tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh faktor genetik saja. Ada faktor lain yang bisa mempengaruhi tipe kepribadian seseorang.
ADVERTISEMENT
Faktor lain itu bisa karena dipengaruhi oleh lingkungan. Orang tua di sini juga berperan sangat besar dalam lingkup non biologis sehingga faktor yang satu ini tidak ada sangkut pautnya dengan gen dari orang tua.
Orang tua yang membiasakan anaknya untuk tinggal di rumah, jarang melakukan komunikasi akan membuat seorang anak menjadi introvert. Orang tua yang tidak membiasakan anaknya untuk bersosialisasi dengan orang lain sehingga anak hanya terbiasa untuk melakukan komunikasi dengan orang terdekatnya saja.
Ilustrasi anak introvert Foto: Thinkstock
Jangan lelah jadi introvert
Tak sedikit dari mereka yang introvert menganggap bahwa dirinya mengalami kegagalan dalam bergaul. Mereka terjebak dalam pikiran mengapa dirinya tidak seperti orang lain yang mudah untuk bergaul dengan orang lain. Dan dengan begitu mereka mencoba untuk keluar dari kebiasannya sehingga yang didapat hanyalah energinya terkuras cepat dan realita pahit yang jauh dari ekspektasi karena mereka sulit untuk mengatakan sesuatu.
ADVERTISEMENT
Untuk kamu yang merasa buruk menjadi seorang introvert dan sudah lelah dengan kebisingan dalam pikiranmu sendiri. Jangan menyalahkan diri sendiri atau kepribadianmu. Coba untuk kembangkan pandangan positif tentang introvert. Introvert biasanya sering dikenal dengan sosoknya yang mampu menjadi pendengar yang baik, berpikir dua kali sebelum berbicara. Kamu bisa gunakan itu untuk mendapatkan teman.
Dan juga jangan sekali-kali untuk menjadi orang lain, bagaimana pun juga kamu harus menjadi dirimu sendiri. Meskipun introvert, kamu juga harus bersosialisasi dengan orang lain. Gunakan cara yang menurutmu nyaman dalam bersosialiasasi. Jangan sampai kamu menjadi orang lain.