Konten dari Pengguna

Optimalisasi Pembangkit Listrik Tenaga Air sebagai Pusat Pendidikan dan Inovasi

Hajar Mutmainah
Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Airlangga
3 November 2024 9:47 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hajar Mutmainah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) (Sumber: https://pixabay.com/)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) (Sumber: https://pixabay.com/)
ADVERTISEMENT
Banyaknya isu dan data yang telah beredar terkait menipisnya jumlah energi tak terbarukan, membuktikan bahwa tingginya angka penggunaan energi tersebut. Seharusnya pada zaman ini, kita sudah beralih ke penggunaan energi baru terbarukan. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) merupakan inovasi energi baru terbarukan. PLTA memanfaatkan aliran air sebagai energi potensial yang akan dirubah menjadi energi listrik.
ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi yang besar untuk pembangunan PLTA ini. Menurut data BMKG, rata-rata jumlah curah hujan tahunan wilayah Indonesia secara normal adalah 2.000 mm. Tingginya curah hujan setiap tahun dapat menjadi salah satu pendukung pasokan air untuk PLTA. Dalam mendukung SDG’S No. 7, yaitu Affordable and Clean Energi tentunya kita turut membantu menggunakan energi hasil PLTA secara maksimal. PLTA merupakan bentuk energi ramah lingkungan karena penggunaannya tidak menimbulkan polusi dan ketersediaannya melimpah.
Pemanfaatan PLTA tidak hanya sekedar sebagai penghasil energi listrik saja, melainkan kita juga dapat memanfaatkannya sebagai pusat pendidikan lingkungan. Pengunjung yang datang dapat mempelajari berbagai hal, seperti terkait ekologi sungai, teknologi tenaga air yang digunakan maupun siklus airnya. Pusat pendidikan ini khusus untuk para pelajar, mahasiswa, maupun para peneliti. Tujuannya agar generasi saat ini dan mendatang dapat lebih memahami teknologi ini.
ADVERTISEMENT
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) mempunyai prinsip kerja dengan mengubah energi potensial, yaitu gaya jatuh air menjadi energi mekanik. Turbin yang melakukan konversi energi tersebut. Selanjutnya, generator mengkonversikan energi mekanik menjadi energi listrik. Hasil energi listrik tersebut akan melalui proses penyaluran energi dari pembangkit menuju pusat industri dan rumah.
Segala kelebihan yang dimiliki oleh PLTA ini, tentunya mempunyai beberapa kekurangan yang layak untuk menjadikannya sebagai bahan pertimbangan. Kekurangan tersebut antara lain, dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) memerlukan biaya yang besar dan lahan luas yang mendukung. Karena PLTA merupakan bangunan yang besar tentunya akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk masa pembangunan. Serta dalam pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Air sangat bergantung dengan curah hujan. Karena PLTA tidak bisa beroperasi secara baik ketika curah hujan dalam kondisi rendah.
ADVERTISEMENT
Penulis : Hajar Mutmainah, Mahasiswa Teknik Elektro
DAFTAR PUSTAKA
Diqi, H. H., Ratnaya, I. G., & Adiarta, A. (2020). Pengembangan Media Pembelajaran Pembangkit Listrik Tenaga Air. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro Undiksha, 9(2), 93-103.
Hasriani, H., & Jafar, A. F. (2017). PENERAPAN MEDIA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA) TERHADAP KETERAMPILAN SISWA. JPF (Jurnal Pendidikan Fisika) Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 5(2), 89-95.
Hidayat, W. (2019). Prinsip Kerja dan Komponen-Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Lumbantoruan, E. (2017). STUDI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA) SIGURA-GURA PT. INALUM POWER PLANT.