Konten dari Pengguna

Jejak Berlumpur

21 Mei 2018 0:04 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Puu alliswell tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Jejak Berlumpur
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Tangan halus itu melingkarkan tangannya dipinggangku dari belakang. Sesaat kemudian dia sudah berada dihadapanku, mata bulat dan sayu itu menatapku sendu , sesekali mengkerlingkan matanya menggodaku. Aku hanya diam mematung. Tidak seperti biasanya , disaat seperti ini biasanya dengan segera aku mengecup bibirnya yang mungil tanpa perduli tatapan tatapan tajam disekitar kami berdua. Cacian,hinaan,makian , tatapan tatapan tajam penuh geram seakan sudah menjadi hal yang biasa buat kami.bergandengan tangan, berpelukan bahkan berciuman ditempat tempat umum seperti di dalam MTR, di area taman sering aku lakukan bersama Lani dengan rasa tidak sungkan sama sekali.
ADVERTISEMENT
“cup “, tiba tiba saja Lany mengecup halus bibirku, spontan aku mendorong tubuhnya hingga jatuh tersungkur. Seketika pipi Lani yang chubby mendadak memerah menahan malu dan amarah. Beberapa orang disekitarku tampak tajam melihat ke arah kami, sadar dengan hal itu aku segera membawanya ke tempat yang jauh dari keramaian .
“maafkan aku Lan, yang kita lakukan ini salah, aku ingin kita memperbaiki semuanya, aku ingin kita hidup normal “ aku menatap Lani serius. Seakan tak mau kalah , Lani menatapku lebih tajam.
“ ini yang kamu mau kan?’’ Lani mengambil cutter dari dalam tas dan mengarahkan ke pergelangan tangannya. Secepat kilat aku merebut dan mebuangnya ke tong sampah. Kupeluk dan dia menangis tersendu sendu. Lani , gadis mungil itu sangat rapuh hatinya, dia kehilangan kepercayaan diri dan juga sangat membenci laki laki sejak setahun lalu ditinggal menikah oleh tunangan dimana hubungan mereka terjalin selama 5 tahun. Setiap kali aku meminta mengakhiri hubungan terkutuk ini, selalu saja Lani mengancam akan mengakhiri hidupnya.
ADVERTISEMENT
Hampir sebulan ini hatiku begitu gundah , jiwaku memberontak. Aku ingin layaknya seperti wanita lain , mempunyai rambut indah panjang terurai, dan berpenampilan benar benar seperti wanita pada umumnya. Kulit mulus, rambut hitam berkilau,wajah yang terbilang cantik adalah dambaan setiap wanita . semua itu aku miliki , namun justru karena itulah aku selalu dilanda nestapa. Aku bekerja ke Hong Kong sejatinya untuk mengindari saudara tiriku yang berulang kali bersikap kurang ajar terhadapku, aku sudah pernah mengadu ke Ibu , namun justru aku dimarahi. Kuberanikan diri merantau ke Hong Kong , namun ini dua kali sudah aku berganti majikan. Entah itu majikan kakek , majikan laki laki, kelakuannya sama seperti saudara tiriku. Majikanku yang ketiga inipun sama, sehingga majikan perempuanku menyarankan aku untuk merubah penampilanku. Memotong cepak rambut indahku, memakai kaos kaos longgar dan bergaya seperti laki laki. Sejak itulah aku bergaul dengan teman teman yang tomboy dan akhirnya bertemu dengan Lani. Lambat laun aku menikmati perubahan penampilanku, majikan laki lakiku tidak berani lagi menggodaku, urusan pekerjaanku lancar. Pergaulan dan perubahan penampilanku ternyata merubah semua kebiasaanku juga, baju baju, tas, sepatu bermerk yang harganya ribuan dolar tidak tanggung tanggung aku beli. Semuanya demi terlihat gaul dan modis dimata teman temanku. Aku tidak memiliki tabungan sama sekali.
ADVERTISEMENT
Suatu hari , di dalam kereta aku bertemu dengan ibu ibu yang berjualan baju muslim, dia memberikan mukena kepadaku. Aku kaget, namun aku tidak mau menerima cuma cuma , kuberikan uang dan meminta satu lagi mukena . saat itu dalam benak ku terpikir Lani. Sampai rumah kupandangi mukenaitu, entah mengapa menetes air mataku, aku menangis. Setelah bertahun tahun hatiku beku, sama sekali tidak bisa menangis. Bahkan aku pernah menonton acara acara yang katanya sedih menyayat hati, namun tetap saja aku tidak bisa menangis.
Kupandangi e tiket ditanganku , jam 3 sore ini aku terbang ke Indonesia. Tekadku sudah bulat, ini adalah jalan terbaik bagi semuanya. Aku ingin memulai hidup baru lagi, menjalani kehidupan normal pada umumnya. Sudah kupikirkan semuanya matang matang . selama aku masih disini aku tidak bisa keluar dari lingkaran setan ini, kubungkus rapi mukena yang aku beli dari ibu ibu di kereta dulu serta kutulis surat buat Lani. Aku yakin dia akan mengerti, karena sebenarnya Lani adalah gadis yang baik. Hidup adalah pilihan , dan ini adalah pilihanku. seperti kata kata ibu yang kemarin bahwa Dia akan memberikan ujian sesuai dengan kemampuan hambaNya, yang paling penting kita harus berprasangka baik terhadapNya.Niat hati yang tulus pasti akan diridoi. Aku ingin meninggalkan semua jejak jejak berlumpur , dan membasuhnya demi melangkah ke jalan yang lebih terang.
ADVERTISEMENT