Konten dari Pengguna

Turbin Angin Lepas Pantai Adalah Masa Depan Indonesia

Muhammad Hammam Bukhari
Mahasiswa Teknik Kelautan ITS
11 November 2020 13:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Hammam Bukhari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang dibutuhkan oleh setiap masyarakat Indonesia, dan kebutuhan tersebut wajib dipenuhi oleh negara. Kebutuhan listrik ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, maupun kebutuhan industry. Berdasarkan info dari Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Kebutuhan listrik Indonesia per Juli 2020 mencapai 20,18 Terra Watt Hour (TWH). Mayoritas kebutuhan listrik tersebut dipenuhi melalui Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) seperti PLTU Paiton, PLTU Suralaya, dan sebagainya. Dalam menjalankan Pembangkit Listrik Tenaga Uap tersebut diperlukan bahan bakar berupa batu bara yang digunakan untuk membakar air panas, sehingga menghasilkan uap panas yang bisa memutarkan turbin generator. Dalam proses pemanfaatannya, PLTU setiap tahunnya menghabiskan berton-ton batu bara. Sedangkan cadangan batu bara Indonesia diperkirakan akan habis dalam 25 sampai 50 tahun kedepan.
ADVERTISEMENT
Turbin Angin Hywind Norwegia (Wikipedia)
zoom-in-whitePerbesar
Turbin Angin Hywind Norwegia (Wikipedia)
Solusi terbaik dalam mengatasi permasalahan cadangan batu bara yang akan habis dalam 25 sampai 50 tahun kedepan terletak pada potensi wilayah perairan kita terutama wilayah laut lepas yang kurang di eksplorasi. Dalam trend dunia sekarang, energi baru terbarukan merupakan penelitian utama dalam mengembangkan pembangkit energi baru. Energi baru terbarukan yang cocok dikembangkan di daerah lepas pantai adalah turbin angin, dan panel surya. Namun, dalam pengembangannya turbin angin ternyata lebih cocok apabila dikembangkan di daerah lepas pantai Indonesia. Sedangkan, dalam pengembangan pembangunan panel surya ditemukan banyak kendala. Kendala utama dalam pembangunan panel surya di daerah lepas pantai adalah biaya perawatan dan proses perawatan peralatan panel surya yang terbilang sangat mahal dan sangat sulit. Mulai dari membutuhkan lokasi yang luas, sedangkan dalam proses pembangunan wilayah yang luas di daerah lepas pantai membutuhkan biaya yang sangat tinggi. Oleh karena itu, dalam pengembangan pembangkit listrik energi baru terbarukan yang cocok di Indonesia adalah Wind Turbin di daerah lepas pantai.
ADVERTISEMENT
Pembangunan Turbin Angin di daerah lepas pantai, terbagi menjadi dua wilayah pembangunan. Pembagian wilayah pembangunan ini terbagi berdasarkan kedalaman laut, yang pertama adalah untuk laut yang memiliki kedalaman hingga 300 kaki, dan yang kedua adalah untuk laut yang memiliki kedalaman diatas 300 kaki. Sedangkan untuk pembangunan struktur penunjang turbin angin dalam beroperasi di tengah laut terbgi menjad dua juga, yaitu struktur tetap dan struktur terapung. Dalam proses produksi, fabrikasi, maupun instalasi struktur penunjang maupun turbin angin sendiri lebih mudah dan terjangkau apabila proses-proses tersebut dilakukan di daerah pantai dan dilakukan proses instalasi di daerah laut lepas. Hal ini ternyata memerlukan biaya yang lebih terjangkau daripada proses produksi, fabrikasi, maupun instalasi turbin angin apabila turbin angin berlokasi di daratan. Pemilihan struktur penunjang didasarkan oleh lokasi tempat turbin angin beroperasi yaitu lokasi laut maupun kedalaman laut. Untuk kedalaman hingga 300 meter lebih cocok menggunakan struktur tetap, sedangkan untuk kedalaman diatas 300 kaki lebih cocok menggunakan struktur terapung. Apabila turbin angin lepas pantai dapat direalisasikan oleh Pemerintah Republik Indonesia, Indonesia akan mandiri secara energi listrik dari bahan bakar fosil.
ADVERTISEMENT