Kota-kota Mahasiswa di hari-hari menjelang Idul FItri

Hamid Fadaq
Pegiat Kata
Konten dari Pengguna
21 Juni 2017 16:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hamid Fadaq tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menjelang idul fitri, kota-kota yang ramai dengan mahasiswa mendadak sepi. sebut saja Malang dan Yogyakarta. Mahasiswa mulai pulang kampung, warung-warung makan langganan mulai tutup dan menikmati liburan mereka, fotokopian, toko atk, dan penyedia jasa yang berhubungan dengan mahasiswa dan perkuliahan mulai tutup juga. Kota mendadak kembali ke rasa kota itu yang asli, atau kata teman-teman sesama perantau, "Hai orang Malang, ini kotamu kami kembalikan, sementara saja". di Malang, yang saya alami sendiri, ketika saya gak mudik, kota ini mendadak tenang, gak ada macet di jalan Soekarno Hatta atau Sumbersari. Mendadak sedikit adem lagi, meskipun gak seadem pertama kali saya ke sini. Taman-taman didatangi keluarga-keluarga yang sepertinya penuh senyum tenang. apakah mahasiswa-mahasiswa merusak ketenangan kota-kota ini? memang kalau saya lihat, pembangunan kampus-kampus di Malang sangat luar biasa, dalam tempo 5 tahun saja, perubahan kampus-kampus negeri maupun swasta sangat luar biasa, gedung makin banyak, makin tinggi, sampai ada yang punya rumah sakit, pom bensin, taman hiburan, segala macam hal yang membuat nyaman para mahasiswalah pokoknya. kecenderungan orang-orang asli Malang untuk turut menikmati fasilitas-fasilitas ini sepertinya sangat kecil. bahkan beberapa kampus melarang masyarakat umum untuk melewati jalan dalam kampusnya, untuk menghindari macet atau jalan memutar dengan dalih "bukan jalanan umum". sebegitu spesialnya mahasiswa-mahasiswa ini. jadi, saya akan mudik hari ini, orang-orang Malang, ini kotamu kukembalikan, sementara saja.
ADVERTISEMENT