Dalam setiap kabar miring tentang tunggakan gaji pemain di klub mana pun di Indonesia, biasanya yang terjadi seperti ini: pemain dirugikan, suporter dipermalukan, manajemen klub cuci tangan, dan PSSI memutar kaset rusak. Saya bilang biasanya. Artinya tidak selalu begitu, tapi kebanyakan demikian.
Nah, dalam kasus Marko Simic, saya sangat menantikan langkah strategis dari manajemen Persija Jakarta. Tentu saja klarifikasi di media sosial dan mengirim rilis pers ke berbagai media tidaklah cukup. Mengapa begitu? Sebab, setuju atau tidak, Persija merupakan salah satu klub yang dijadikan referensi pengelolaan klub profesional di tanah air.
Namun, kasus Simic dengan Persija ini hanyalah puncak gunung es. Ia terlihat karena sang pemain mengungkapnya ke publik. Di bawah permukaan, ada jauh lebih banyak kasus. Baik melibatkan pemain asing maupun pemain lokal. Ada yang sampai dibawa hingga ke FIFA dan ada yang bisa terselesaikan tanpa harus saling berkirim surat klarifikasi di media sosial.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814