Konten dari Pengguna

Masjid Saka Tunggal: Cagar Budaya Sekaligus Tempat Wisata Religi

Hana Aisia Sofiana
Mahasiswa UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto
14 Desember 2022 15:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hana Aisia Sofiana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gapura Masjid Saka Tunggal. Foto: Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Gapura Masjid Saka Tunggal. Foto: Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Masjid Saka Tunggal merupakan masjid kuno yang terletak di Jawa Tengah tepatnya di Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, Banyumas. Pendirinya adalah Kiai Mustolih. Masjid ini dibangun pada tahun 1288 dan disahkan sebagai cagar budaya oleh Pemerintah Banyumas pada tahun 1989. “Berdasarkan penuturan sejarah dari para leluhur, Masjid Saka Tunggal dibangun sebelum adanya Masjid Demak kemungkinan di awal Majapahit dan di akhir Singosari,” kata Sulam, selaku juru kunci dan Imam Masjid Saka Tunggal. Berdasarkan pernyataan tersebut masjid ini dianggap sebagai masjid tertua di Indonesia. Konsep arsitektur yang digunakan Masjid Saka Tunggal dibentuk dengan mengikuti konsep syiar Islam dan mengusung tema bangunan tradisional Jawa.
Saka Tunggal/Tiang Penyangga Utama. Foto: Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Saka Tunggal/Tiang Penyangga Utama. Foto: Dokumentasi Pribadi
Luas Masjid Saka Tunggal yaitu 16 × 16 meter. Masjid ini memiliki lima pintu di bagian luar dan tiga pintu di bagian dalam. Alasan dinamakan Masjid Saka Tunggal oleh Pemerintah Banyumas dikarenakan terdapat satu tiang penyangga utama (tunggal) yang memiliki corak dan ukuran yang lebih besar daripada tiang-tiang lain. Tiang penyangga utama berwarna merah, kuning, dan hijau. Bagian tengah tiang penyangga utama memiliki empat sayap dari kayu yang memiliki corak. Selain itu, adanya tulisan angka Arab di tiang penyangga utama melambangkan tahun berdirinya masjid . Atap dan dinding masjid terbuat dari anyaman bambu. Pintu dan jendela menggunakan ruji-ruji dari kayu. Salah satu benda peninggalannya yaitu bedug tua dan lampu gantung. Bentuk bedug tua seperti bentuk bedug pada umumnya dan ukurannya tidak terlalu besar, namun bedug tua ini sudah tidak dapat berfungsi. Sedangkan, lampu gantung di dalam masjid ini masih berfungsi dengan baik.
ADVERTISEMENT