Konten dari Pengguna

Cyber Bullying Tidak Mencerminkan Nilai Pancasila

Hana Araminta
sekolah di SMA Cenderawasih 1 Jakarta
6 Desember 2021 20:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hana Araminta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
kredit ; pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
kredit ; pixabay.com
ADVERTISEMENT
Udah pada tahu belum sih apa itu cyber bullying?
Pada dasarnya cyber bullying merupakan perilaku menghina, memojokkan, atau melakukan kejahatan verbal melalui ketikan atau media lainnya (teknologi digital) yang dapat menyebabkan korban merasa tidak nyaman atau dirugikan. Pelaku cyber bullying sendiri yakni orang yang tidak memiliki cukup keberanian untuk berhadapan pribadi pada seorang atau menggunakan kata lain pelaku cyber bullying yaitu orang yang lemah. Masalah cyber bullying juga dianggap melanggar pancasila yang ke 2 yaitu, kemanusiaan yang adil dan beradab karena cyber bullying tidak menghargai martabat dan hak seseorang.
ADVERTISEMENT
Contohnya apa saja yaa?
Contohnya lumayan banyak loh guys, seperti menyebarkan berita palsu tentang seseorang, memberi pesan ancaman terhadap seseorang, menghina, mengejek, menjelek jelekan, mengolok postingan seseorang itu sudah termasuk pada cyber bullying nih.
Mengapa cyber bullying dapat terjadi?
Alasannya bermacam macam seperti untuk membalas dendam, terpengaruh oleh lingkungan, pelaku membenci korban, juga bisa karena kurangnya perhatian dari orang tua. Itulah mengapa orang tua harus lebih perhatian sama anaknya yaa, supaya bisa mencegah hal-hal seperti cyber bullying ini.
Bahaya/dampak cyber bullying apa sih?
Tau tidak guys? Cyber bullying dapat menyerang fisik dan mental loh. ihh serem banget yaa.. Jadi korban itu bisa mengalami depresi, stress, kehilangan percaya diri, takut, marah, cemas, bahkan bisa menyalahkan diri sendiri dan bisa berpikiran untuk bunuh diri loh.
ADVERTISEMENT
Bagaimana cara mencegah terjadinya cyber bullying?
Untuk korban, bila terkena cyber bullying bisa simpan bukti-bukti yang didapat dari pelakunya lalu melaporkan tindakan itu ke platform atau media sosial itu sendiri, dan korban juga mampu memblokir pelaku cyber bullying tersebut. Untuk mencegahnya, disarankan buat berhati-hati memilih teman/sahabat dan disarankan tidak terlalu terbuka pada media sosial misalnya seperti curhat, apakah itu baik diceritakan kebanyakan orang di media sosial atau lebih baik cerita personal ke orang yang kita percaya. Jadi kita harus pintar memilih apa yang harus diunggah dan tidak diunggah serta pikirkan apa itu berdampak baik (bermanfaat) untuk orang lain atau tidak.
Intinya apa?
Jadi penelitian menunjukkan bahwa anak muda yang diintimidasi sering sekali mempunyai kesehatan mental yang tidak baik, kesepian, dan mungkin tidak mencari bantuan atau dukungan guys. Wah bahaya sekali bukan? Ini menandakan bahwa terhubung dengan orang-orang di sekitar sangat penting, dan meminta bantuan bukanlah tanda kelemahan. Usahakan kita semua tetap terhubung dengan keluarga dan teman supaya dapat memberi peluang lebih baik untuk tetap positif dan akan mengurangi kemungkinan menderita kesehatan mental yang buruk. Jadi pentingnya bagi orang tua, guru, dan sekolah untuk memahami bahwa beberapa anak mungkin merasa sangat terhubung dengan dunia di sekitar mereka saat mereka online, jadi menghilangkan teknologi mungkin tidak menjadi solusi untuk cyber bullying ya. Ada kemungkinan bahwa koneksi online seorang anak mungkin merupakan cara terbaik bagi orang tersebut untuk mengatasi cyberbullying. Perlu diingat juga! koneksi sosial adalah hal yang sangat penting untuk tetap bahagia dan sehat.
ADVERTISEMENT