Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Sikap Kritis dalam Upaya Melestarikan Kebudayaan Lokal di Tengah Globalisasi
13 Juli 2021 14:47 WIB
·
waktu baca 4 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 14:04 WIB
Tulisan dari Hanakayda Khairunnisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seperti yang diketahui, adanya globalisasi di Indonesia, telah memberikan dampak positif bahkan negatif untuk Indonesia. Salah satu dampak positif globalisasi terhadap Indonesia adalah dibidang ekonomi. Kehadiran pasar Internasional dapat dimanfaatkan oleh sebuah perusahaan yang penjualan produk atau jasanya sudah melampaui kebutuhan dari konsumen di wilayah domestik tersebut, sehingga perusahaan tersebut bisa terjun ke pasar tradisional dan mencari konsumen di pasar yang lebih luas. Dengan adanya pasar tradisional akibat globalisasi menciptakan kemudahan dalam kegiatan ekspor dan impor. Kegiatan ekspor bermanfaat bagi sebuah negara untuk meningkatkan pendapatan negara, mengenalkan produk suatu negara, membuka lapangan pekerjaan, dan memperluas produksi. Sedangkan kegiatan impor, bermanfaat untuk menstabilkan harga, mempermudah memperoleh bahan baku, dan memudahkan pemenuhan kebutuhan produk/jasa yang tidak ada dalam negara tersebut.
Lalu, masuknya perusahaan asing ke sebuah negara. Perusahaan-perusahaan yang berasal dari luar negeri dapat leluasa masuk ke sebuah negara dan membuka peluang produk-produk yang berasal dari pasar global masuk ke dalam pasar domestik. Sehingga memiliki manfaat untuk memperluas lapangan kerja bagi masyarakat di negara tempat perusahaan tersebut beroperasi dengan memberikan kemudahan akses investor dari luar negeri. Kemudian, dapat meningkatkan sektor pariwisata. Adanya globalisasi dapat menjadi ajang antar negara untuk memperkenalkan objek wisatanya di media social, sehingga dapat menarik wisata domestik/mancanegara untuk datang ke tempat wisata tersebut. Selain untuk wisata, media social ini bermanfaat untuk bisnis E-Commerce, bisnis di dunia internet yang serba modern karena adanya perkembangan teknologi dan komunikasi. Seperti, market place dan shopping mal online.
Setelah mengetahui berbagai macam dampak positif dari globalisasi ini, ternyata semua bisa berbanding terbalik menjadi negatif jika kita mengabaikan kebudayaan lokal negara ini. Maka dari itu, sudah sepatutnya kita mengembangkan kebudayaan lokal di dalam era globalisasi. Selain untuk melestarikan kebudayaan lokal, berbagai upaya bisa sekaligus untuk meningkatkan pendapatan negara. Mari kita bahas berbagai upaya tersebut, sebagai berikut.
Upaya melestarikan kebudayaan lokal dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Contohnya, terjadinya proses pembentukan pemberdayaan komunitas lokal. Di mana adanya persatuan/perserikatan suatu profesi tertentu. Kemudian akan dikembangkan melalui pelatihan berdasarkan kompetensi yang dibutuhkan.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, dengan cara mewujudkan glokalisasi. Arti glokalisasi ini, yaitu adanya perpaduan antara istilah globalisasi dan lokalisasi yang berarti beradaptasi teknik bertani/teknik pemasaran yang digunakan untuk memasarkan produk/jasa agar sesuai dengan selera pasar (diinterprestasikan dengan nilai lokal). Tidak sedikit sekarang produk lokal yang menyatupadukan semenarik mungkin menyesuaikan dengan selera konsumen lokal maupun global. Contohnya, batik Indonesia. Memasarkan batik ke penjuru dunia dengan model yang modern (disesuaikan dengan selera masyarakat lokal maupun global) merupakan strategi sangat baik untuk tetap melestarikan kebudayaan lokal.
Selain itu, upaya yang dilakukan, menumbuhkan rasa bangga terhadap bangsa. Tercantum dalam pasal 27 ayat 3 UUD 1945, bahwa Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Lalu, dengan memakai produk dalam negeri merupakan salah satu cara menunjukkan kita cinta, bangga, dan mendukung akan sesuatu dari hasil tangan kreatif bangsa kita. Kemudian, peran pendidikan penting karena dapat mewujudkan rasa keinginan untuk mengembangkan kekayaan nasional sehingga seseorang akan menjunjung ilmu pengetahuan.
ADVERTISEMENT
Upaya melestarikan kebudayaan lokal berikutnya, diadakannya gerakan kembali ke alam (back to nature). Gerakan ini menghubungkan semuanya dengan alam dan keasrian budaya bangsa. Contohnya, kita sebagai warga negara mengobati berbagai jenis penyakit dengan mengonsumsi ramuan jamu atau rempah seperti kumis kucing, daun sirih, mahoni dan sebagainya sesuai dengan tradisi kebudayaan nenek moyang. Contoh lainnya, membuka tempat rekreasi ataupun penginapan di daerah yang masih asri, untuk mengenalkan kebudayaan dan kekayaan alam Indonesia.
Selanjutnya, upaya melestarikan kebudayaan lokal, yaitu berpegang teguh pada norma sosial. Menurut (Purwasih dkk, 2015) Norma merupakan aturan yang bersumber dari nilai (hal yang dianggap penting bagi masyarakat). Norma dibentuk untuk mengarahkan, mengatur, dan membatasi perilaku manusia agar sesuai dengan harapan dan tujuan hidup bersama. Dalam (Purwasih dkk, 2015) menghormati orang yang lebih tua mencerminkan sikap budaya ketimuran yang perlu dipelihara. Nilai menghormati, menghargai, mengasihi, dan santun merupakan nilai-nilai yang berharga dalam kehidupan sosial. Maka dari itu, jangan sampai munculnya globalisasi melunturkan nilai kebudayaan tersebut.
ADVERTISEMENT
Upaya berikutnya, seluruh warga Negara bekerja sama untuk menjaga kekayaan alam dan sumber daya Indonesia. Dengan adanya globalisasi, seluruh belahan dunia bisa masuk ke Indonesia. Kita harus lebih memilah dan teliti terhadap warga asing yang masuk ke Indonesia. Karena jika kita lengah, dengan mudahnya warga asing mengambil kekayaan alam dan menghilangkan kebudayaan Indonesia.
Dapat disimpulkan, globalisasi memberikan dampak positif sekaligus negatif. Dan tanpa disadari dampak negatif ini bukan sekadar berpengaruh ke diri kita tetapi ke kebudayaan negara. Maka dari itu, kita harus lebih memilah mana yang baik, dan mana yang buruk. Jika kita ceroboh, tanpa disadari kita akan kehilangan jati diri dan budaya asli Indonesia.