Degradasi Moral Bahasa Media Sosial Generasi Milenial

Hanama Wirda
Mahasiswa Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
30 Maret 2022 20:01 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hanama Wirda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi generasi milenial sumber (pixabay.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi generasi milenial sumber (pixabay.com)
ADVERTISEMENT
Degradasi merupakan suatu keadaan kemerosotan atau penurunan dari sesuatu hal, sedangkan moral bisa diartikan akhlak atau budi pekerti menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Jika kita gabung kan keduanya maka degradasi moral merupakan suatu fenomena adanya kemerosotan atas budi pekerti suatu oknum.
ADVERTISEMENT
Begitu besar harapan masyarakat untuk generasi milenial agar mereka bisa membawa Indonesia menjadi negara maju. Namun, terdapat suatu masalah yang menjadi sebab-akibat generasi milenial tidak dapat mewujudkan cita-cita bangsa tersebut.
Selain berdampak postif, nyatanya globalisasi juga memiliki dampak negatif terutama pada remaja. Saat ini globalisasi khususnya informasi masih terus menguasai pikiran generasi muda, baik di kota maupun di pedalaman. Jadi, tidak asing lagi bagi anak yang masih duduk di bangku SD bisa kecanduan gadget karena peradaban yang ada.
Sebuah fenomena tersebut membuat mereka merasa lebih akrab dengan media sosial ketimbang lingkungannya sendiri. Hal ini diperlukan peran orang tua untuk mengawasi serta memberikan arahan lebih dalam kepada anak agar menggunakan media sosial dengan bijak.
ADVERTISEMENT
Tayangan di televisi telah menggerus moral bangsanya sendiri. Sinetron dengan adegan tidak senonoh banyak ditampilkan, seperti nuansa romansa yang lazim menjadi tonton bahkan dijadikan contoh. Sedangkan tayangan kartun yang sangat layak justru dilarang.
Jika kita lihat peradaban anak-anak muda, kurangnya bimbingan dengan senang berjoget di lampu merah hanya untuk konten semata, hingga membuat resah masyarakat sekitar. Bahkan tidak jarang ada orang yang ingin membantu sesama dengan motif memamerkan hartanya.
Adapun yang harus menjadi perhatian oleh orang tua maupun pemerintah mengenai segala hal yang dapat merusak perkembangan psikologi.
Lunturnya nilai kesopanan dan tata krama siswa terhadap gurunya menjadi hal yang viral untuk saat ini, khususnya di Indonesia. Padahal guru merupakan figur yang patut dihormati dan dihargai. Dapat diambil contoh yaitu melawan atau membantah gurunya ketika diberikan nasihat.
ADVERTISEMENT
Perilaku tersebut berpotensi besar terhadap kualitas dan karakter penerus tonggak kepemimpinan bangsa. Entah hal apa yang telah merusak tatanan karakter mereka ini hingga krisis moral di dunia pendidikan semakin terdegradasi.
Pendidikan karakter bangsa sebaiknya segera ditata dengan semestinya sehingga dapat memperbaiki kompetensi moral siswa. Karena dengan moral dan perilaku yang apik, dapat diciptakan insan-insan luhur yang pantas menjadi penerus di masa yang akan datang, karena sikap suatu bangsa adalah cerminan pada negara itu sendiri.