Resensi Novel Bendera Setengah Tiang Karya Annisa Lim

HANAN FARIHAH
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
28 Oktober 2022 11:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari HANAN FARIHAH tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber ilustrasi : Hak Cipta Gambar Milik Penulis
zoom-in-whitePerbesar
sumber ilustrasi : Hak Cipta Gambar Milik Penulis
ADVERTISEMENT
Judul : Bendera Setengah Tiang
Penulis : Annisa Lim
Penerbit : Coconut Books
ADVERTISEMENT
Tahun Terbit : 2022
Jumlah Halaman : 296
Harga Buku : Rp. 99.000.000
ISBN : 978-623-6456-29-3
Isi Resensi Novel
Novel ini menceritakan tentang sebuah perjuangan mahasiswa aktivis dari kampus Veteran. Mereka bersuara untuk meminta keadilan atas kejahatan hak asasi yang dilakukan oleh pejabat kampusnya sendiri. GEMARAN (Gerakan Mahasiswa Veteran) merupakan salah satu organisasi Universitas Veteran yang beranggotakan Aidan, Genta, Ashlan, dan Sabiru. Pada awalnya, mereka sama seperti mahasiswa lainnya yang hanya mendengarkan dosen dan mengerjakan tugas, namun mereka tidak bisa tinggal diam setelah mengetahui adanya pejabat yang melakukan kejahatan hak asasi dan pelecehan seksual. Mereka mencari tahu lebih dalam mengenai kasus tersebut. Betapa kagetnya Aidan dan teman-teman setelah mengetahui banyaknya teman mereka yang menjadi korban kejahatan dan banyak dari mereka yang tidak bisa melawan dikarenakan ancaman yang diberikan oleh para petinggi.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, GEMARAN juga harus melawan BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) dan DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa) yang dianggap menjadi budak pejabat kampus karena mereka sama sekali tidak mendukung mahasiswa. Di tengah gempuran kasus itu, suatu pemantik lain pecah yakni runtuhnya gedung UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa), dikarenakan gedung tersebut memang sudah tidak layak untuk ditempati. Padahal pengajuan proposalnya sedang diperjuangkan oleh GEMARAN. Akibat runtuhnya gedung tersebut, memakan banyak korban yakni 2 mahasiswa dinyatakan tewas, 3 mahasiswa mengalami kritis, dan 2 mahasiswa lainnya mengalami cacat permanen. Setelah kejadian itu, GEMARAN dan mahasiswa lainnya berusaha kembali menyuarakan kasus pelecehan, namun suara mereka tidak pernah didengar oleh pejabat kampus. Mereka selalu diawasi langkahnya dan tidak ada cara lain selain melawan.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, mereka nekat untuk melakukan aksi unjuk rasa. Aksi unjuk rasa ini dilakukan pada hari Sabtu. Seluruh mahasiswa Veteran diimbau untuk berkumpul di suatu tempat untuk diberi arahan pada saat turun aksi nanti. Setelahnya, mereka semua menuju gedung rektor dan meminta hak keadilan untuk para korban. Namun, sayangnya di tengah aksi unjuk rasa, Aidan dan teman-teman lainnya yang dikenal sebagai mahasiswa aktif dalam mengkritik kinerja kampus dan menyuarakan hak asasi dinyatakan menghilang. Beberapa hari kemudian, mahasiswa yang bernama Sabiru ditemukan tewas di dalam kos.
Sabiru diduga melakukan bunuh diri. Setelah mengetahui kejadian Sabiru, Aidan dan teman-teman lainnya berhasil ditemukan di sebuah tempat yang sangat kumuh. Ternyata, selama ini mereka disembunyikan oleh BEM dan disiksa sampai ada beberapa mahasiswa yang dinyatakan tewas. Hal ini menjadi sejarah kelam yang dijuluki sebagai "Tragedi Sabtu Berdarah". Setelah mereka berhasil kembali ke rumah masing-masing, seluruh mahasiswa diiimbau untuk berkumpul di kampus guna melakukan upacara bendera setengah tiang untuk menghormati kepergian teman-teman yang gugur pada saat aksi unjuk rasa.
ADVERTISEMENT
Kelebihan
Kelebihan dari novel ini banyak sekali hal positif yang dapat kita pelajari. Yakni, terdapat hal-hal positif yang disampaikan oleh penulis kepada pembacanya, penggambaran tokohnya sangat jelas, dan dapat membawa kita sebagai pembaca masuk kedalam suasananya.
Kekurangan
Kekurangan dalam novel ini yakni, banyak kalimat-kalimat yang saltik. Akan tetapi, kesalahan tersebut sama sekali tidak mengurangi minat saya untuk membaca novel ini.
Penutup
Saya sebagai mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia sangat tertarik dengan novel ini, karena novel ini sangat bagus untuk dibaca oleh berbagai macam kalangan. Terlebih permasalahannya cukup berkaitan dengan isu pendidikan dan politik yang ada di Indonesia.