Konten dari Pengguna

Pentingnya Keamanan Digital di Era Revolusi Industri 4.0

Hasan Widiatmoko
kumparan adalah platform media berita digital terdepan merupakan wadah membaca, membuat, dan berbagi beragam berita dan informasi
24 Januari 2021 6:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hasan Widiatmoko tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Source : Pinterest
zoom-in-whitePerbesar
Source : Pinterest
ADVERTISEMENT
Di era digital saat ini, dimana segala hal sudah memanfaatkan high technology sehingga begitu banyak dan tidak terbatasnya akses dan jumlah pengakses dalam dunia digital. Tidak semua diantara pengakses merupakan orang yang baik karena setiap celah keamanan dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan keuntungan, mulai dari pencurian data hingga bentuk perusakan sistem. Maka dari itu, setiap individu harus bertanggung jawab atas keamanan diri dalam dunia digital seperti halnya, memasang antivirus, tidak menyebarkan data-data pribadi yang bersifat rahasia, selektif dalam mengakses informasi yang ada dan sebagainya. Selain melalui upaya dari masing-masing individu, pemerintah dan para ahli juga terus mengupayakan keamanan digital yang dapat melindungi privasi individu, karena peran keamanan digital sangatlah penting bagi siapa saja yang menggunakannya. Keamanan digital atau cyber security merupakan aktivitas pengamanan terhadap sumber daya telematik. Penggunaan keamanan digital sendiri ditujukan untuk pengamanan sumber daya telematika (Shella, 2020). Secara khusus, keamanan digital berfungsi untuk melindungi informasi dari terjadinya tindakan cyber-crime atau cyber-attack. Biasanya cyber-attack terjadi karena ada seseorang yang ingin mengganggu secara logic atau fisik sebuah sistem untuk mengganggu kerahasiaan (confidentiality), integritas (integrity), dan ketersediaan (availability) informasi.
ADVERTISEMENT
Di tengah revolusi industri yang terus berkembang dari masa ke masa, dimulai dari industri 1.0 hingga saat ini Industri 4.0 yang merupakan kolaborasi antara teknologi cyber dengan teknologi automation. Transformasi Digital mempunyai berbagai bentuk di berbagai belahan dunia. Di Jepang dinamai sebagai “Society 5.0,” di Eropa dikenal dengan “Industrial Revolution 4.0,” di China disebut “Made in China 2025,” di Amerika dicanangkan dengan “Industrial Internet,” dan di Asia dinamai “Smart Cities” (Admin Sobatcyber, 2020). Transformasi Digital sudah dan akan terus mengubah segala sesuatu secara mendasar. Konsepnya yakni penerapan berpusat pada otomatisasi yang dilakukan oleh teknologi tanpa memerlukan tenaga kerja manusia dalam proses pengaplikasiannya. Terlepas dari peran teknologi dalam bidang industri, manfaat dengan adanya revolusi industri 4.0 penyampaian informasi dan pertukaran informasi dapat disampaikan secara cepat, mudah dan kapan saja hanya dengan koneksi internet, membuat hampir semua perangkat elektronik saling terkoneksi, terutama dengan cloud computing dan big data. Aktivitas pengamanan terhadap sumber daya telematik. Penggunaan keamanan data sendiri ditujukan untuk pengamanan sumber daya telematika. Secara khusus, keamanan digital berfungsi untuk melindungi informasi dari terjadinya tindakan cyber-crime atau cyber-attack.
ADVERTISEMENT
Revolusi industri 4.0 dan peningkatan konektivitas antara bisnis dengan kehidupan sehari-hari kini tengah mendorong transformasi bisnis dan memajukan para karyawan dan pelanggan di seluruh dunia. Akan tetapi fenomena revolusi industri 4.0 ini membawa banyak pengaruh, baik positif maupun negatif bagi masyarakat. Dimana semua lini tengah berlomba untuk melakukan digitalisasi agar tidak terlindas oleh teknologi yang terus berkembang. Terlebih lagi masyarakat millennials menjadi salah satu ujung tombak yang penting untuk di berikan ruang dan kesempatan untuk berinovasi. Salah satu dampak negative dibalik kecanggihan yang ada, yakni keamanan dan data pribadi yang rentan bocor kepada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan kelengahan sistem keamanan.
Penelitian yang dilakukan oleh perusahaan security McAfee mengatakan bahwa Kejahatan cyber terjadi tanpa henti, jumlahnya tidak pernah berkurang dan terjadi begitu masif setiap saat di berbagai belahan dunia. Pelaku kejahatan internet memanfaatkan celah untuk mengeksploitasi sebuah sistem dan meminta sejumlah bayaran atas ulahnya. Mereka bergerak sangat cepat, mengadopsi teknologi cloud serta enkripsi yang sulit untuk diketahui jejaknya. Kejahatan cyber semakin berkembang dengan kurangnya security awareness perusahaan terhadap revolusi industri menjadikan perusahaan tersebut menjadi sasaran yang mudah sekali dimonetasi. Bank menjadi target favorit para penjahat dunia maya, dan hal ini telah terjadi lebih dari satu dekade. Kejahatan cyber dapat mengakibatkan kebocoran data nasabah serta uang yang besar. Hal tersebut tentunya menjadi ancaman serius oleh bank serta nasabah yang menyimpan uang.
ADVERTISEMENT
Selain itu, di Indonesia yang sudah mulai menggarap Revolusi Industri 4.0, hal ini terlihat dari banyaknya pabrik-pabrik yang telah menerapkan sistem jaringan internet untuk memudahkan akses-akses informasi internal, pengawasan karyawan, dan pembukuan. Pabrik-pabrik tersebut sering disebut dengan istilah Smart Factory. Menghadapi era Revolusi Industri 4.0 yang masih tergolong baru, perlu adanya persiapan khusus yang mendukung. Menyadari pentingnya digitalisasi dalam kehidupan, pemerintah dan perusahaan sepakat bahwa transformasi digital menjadi prioritas utama. 90% dari mereka percaya bahwa berpikir dan bertindak seperti bisnis digital adalah kunci penting untuk pertumbuhan di masa depan, dan 27% pemimpin bisnis telah merumuskan strategi transformasi digital yang cermat. Digitalisasi akan mempengaruhi aspek bisnis dan ekonomi yang lebih luas, baik itu negara, pemerintah, organisasi bisnis, atau masyarakat. Data menunjukkan bahwa pada tahun 2017, produk atau layanan digital menyumbang 4% dari PDB Indonesia, dan diperkirakan akan tumbuh hingga 40% pada tahun 2021. Tentunya ini merupakan potensi yang sangat besar.
ADVERTISEMENT
Tingkat digitalisasi yang tinggi juga berdampak negatif. Menurut data dari Frost & Sullivan, sebanyak 49% organisasi Indonesia pernah mengalami serangan siber, merugikan Indonesia sebesar US $ 43,2 miliar, atau 3,7% dari total PDB Indonesia. Untuk Indonesia, diperlukan strategi dan taktik keamanan siber yang efektif, karena Indonesia merupakan negara ketiga yang paling rentan terhadap serangan malware. Baik individu maupun organisasi dapat memulai kesadaran keamanan siber. Keamanan cyber harus menjadi bagian dari rencana transformasi digital Indonesia. Menghadapi era Revolusi Industri 4.0, masyarakat harus mampu memahami apa yang terjadi dan bersiap menghadapi perubahan yang akan terjadi di masa depan. Contoh perubahan besar yang terjadi sekarang adalah ketergantungan kita pada teknologi Internet.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengatakan, kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sangat berperan dalam meningkatkan kecepatan dan efisiensi di berbagai layanan. Namun di sisi yang lain juga memberikan resiko penyalahgunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam bentuk cyber threat untuk hal-hal yang merusak atau membahayakan. Dalam sistem pengoperasian melalui automasi sistem, sistem kendali dan supervisi jarak jauh, akuisisi data serta kecerdasan buatan secara terintegrasi dan terkoneksi. Keamanan digital atau cyber security perlu menjadi perhatian penting.
ADVERTISEMENT
Dengan penggunaan teknologi informasi yang bisa dibilang menjadi kebutuhan penting untuk saat ini, karena hampir seluruh masyarakat menggunakan waktu senggangnya untuk gawainya. Tentunya hal tersebut memiliki ancaman yang tidak bisa kita hindari. Keterbukaan informasi seseorang menyebabkan kurangnya security digital saat ini yang mana menjadi kewajiban kita untuk berhati-hati dalam memberikan suatu informasi / identitas pribadi ketika membuka situs tertentu. Bijaklah dalam menggunakan dan memaanfaatkan kecanggihan teknologi saat ini, karena baik buruknya teknologi tergantung pada penggunanya.