Konten dari Pengguna

SIGESIT, Ketika Pelayanan Berlari di Tengah Pandemi

Norvi Handayati
Pranata Humas Badan Informasi Geospasial
16 Juni 2021 12:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Norvi Handayati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pandemi Covid-19 dan Dorongan Inovasi Layanan Publik
Sudah mendekati 1,5 tahun, Indonesia bersama negara-negara lain di dunia, mengalami pandemi Covid-19. Kondisinya fluktuatif namun terkendali. Keadaan ini tak jarang menuntut kewaspadaan ketat tiap warga negara, agar terhindar dari penularan yang ganas. Salah satu jalan keluar memutus mata rantai penularan, disampaikan langsung Presiden Jokowi dan ditekankan terus-menerus oleh otoritas pengendali penularan Covid-19, BNPB maupun Kementerian Kesehatan. Caranya, “Bekerja di rumah, Belajar di rumah, dan Beribadah di rumah”. Cara itu diiiringi penegakan protokol kesehatan yang semula 3M dan berkembang jadi 5M. Itu meliputi memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghidari kerumunan dan mengurangi mobilitas kecuali sangat diperlukan. Harapannya, keadaan segera terkendali seraya diupayakannya vaksinasi bagi 70 persen masyarakat Indonesia, untuk mendapat kekebalan komunitas, herd immunity.
ADVERTISEMENT
Himbauan “bekerja belajar dan beribadah di rumah” mengubah rumah jadi pusat aktivitas, dengan mediasi teknologi berbasis internet. Tatap muka tetap berlangsung, namun diperantarai teknologi informasi. Dengan cara ini diharapkan, produktivitas tetap terjaga. Tak heran, walaupun tak serta merta semua himbauan 5M dipatuhi seluruh warga negara, adaptasi perilaku baru yang telah berlangsung lama, memunculkan perubahan pola hidup. Ini termasuk pola mengakses informasi bagi kebanyakan orang. Masyarakat makin akrab dengan aktivitas daring, online: sekolah daring, rapat virtual, belanja bahkan berwisata daring.
Pelayanan publik jadi salah satu sektor yang terdampak pandemi. Para penyelenggara layanan publik dituntut tetap memberikan layanan prima, namun juga harus menjaga kesehatan petugas maupun penerima layanan. Jalan keluarnya, mendorong penciptaan inovasi layanan dalam keadaan yang tak terlalu leluasa, akibat mencegah penularan. Dorongan itu kemudian diformalisasi KemenpanRB. Kementerian ini menyebut, inovasi layanan publik adalah terobosan berupa gagasan atau ide kreatif, yang asli maupun adaptasi yang bermanfaat bagi masyarakat langsung maupun tak langsung. Penciptaan inovasi layanan di tengah pandemi, sekaligus momentum memperbaiki pelayanan publik yang ada, berikut percepatan transformasi layanannya.
ADVERTISEMENT
BIG (Badan Informasi Geospasial), mengadaptasi dorongan KemenpanRB itu. Bentuknya, semua layanan produk dan jasa BIG yang dijalankan oleh Balai Layanan Jasa dan Produk Geospasial, diwujudkan dalam Pelayanan Terpadu Informasi Geospasial (PTIG). Pengguna jasa dapat mengaksesnya melalui aplikasi PTIG berbasis web, SIGESIT.
Pelayanan melalui SIGESIT, sumber: dokumen PTIG
SIGESIT dibangun dengan tujuan mempermudah pengguna layanan informasi geospasial baik dari kementerian/lembaga, pemerintah daerah, institusi pendidikan maupun swasta dalam mendapatkan layanan produk dan jasa geospasial. Tentu saja kemudahan ini jadi relevan di masa adaptasi kebiasaan baru, saat ini. Para pengguna layanan bisa mengakses SIGESIT melalui http://sigesit.big.go.id/
Aplikasi SIGESIT, sumber: screenshot SIGESIT
Jenis Layanan melalui SIGESIT
Terdapat tiga jenis layanan yang dapat diakses melalui aplikasi SIGESIT, yaitu layanan jasa, layanan produk, dan layanan konsultasi teknis serta diklat. Jenis layanan pada kategori jasa, berupa layanan informasi geospasial. Ini termasuk pembuatan peta dasar desa, konsultasi tata ruang, pembuatan simpul jaringan dan pembuatan unsur peta dasar. Sedangkan pada kategori layanan produk, meliputi akses pada produk-produk geospasial yang dihasilkan oleh BIG. Termasuk pada kategori ini berupa Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI), Atlas, Buku/Pedoman informasi geospasial, serta plotting peta. Dan jenis layanan berikutnya, berupa konsultasi teknis terkait 12 unit teknis yang ada di BIG, termasuk layanan pendidikan dan pelatihan. Ini diberikan BIG dalam posisinya sebagai pembina jabatan fungsional surveyor pemetaan, seperti diklat surveyor pemetaan dan diklat SIG.
ADVERTISEMENT
Aplikasi SIGESIT merupakan prasyarat dalam proses kunjungan konsultasi ke BIG. Setiap pengguna layanan yang akan datang ke BIG wajib mengakses SIGESIT, untuk pengaturan jadwal kunjungan. Ini dilakukan melalui fitur “Buat Tiket”. Pengguna layanan bisa merencanakan tanggal kunjungan, maupun jenis layanan yang dibutuhannya. Hasilnya, berupa cetakan formulir tamu untuk dibawa saat berkonsultasi ke BIG. Adanya SIGESIT berguna untuk mengurangi antrian pengguna layanan yang datang ke BIG, sehingga risiko kerumunan bisa dikurangi. Selain itu terdapat fitur live chat. Ini memfasilitasi pengguna layanan melakukan transaksi layanan informasi, tanpa datang ke PTIG. Tim PTIG akan segera merespon kebutuhan layanan dengan meminimalkan tatap muka langsung.
Pada aplikasi SIGESIT juga terdapat menu layanan digital. Menu ini dimanfaatkan sebagai integrator portal-portal layanan yang ada di BIG. Yang termasuk menu layanan digital, adalah Ina-Geoportal, Sistem Referensi Geospasial Indonesia (SRGI), DEM Nasional (DEMNAS), Batimerti Nasional (BATNAS). Dengan mengakses tombol klik di gambar portal yang ada, pengguna layanan akan diarahkan ke alamat portal terkait. Tentu ini memudahkan pengguna layanan mendapat informasi yang diperlukan, tanpa perlu mencari alamat portalnya.
ADVERTISEMENT
Pengembangan SIGESIT: Integrasi Survei Kepuasan Masyarakat dan SIMPONI
Pengembangan aplikasi SIGESIT terus dilakukan tiap tahun. Ini bertujuan untuk meningkatkan kepuasan masyarakat. Salah satu agenda pengembangan SIGESIT di tahun 2021, adalah integrasi fitur Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) terhadap layanan BIG. SKM merupakan bentuk kerja sama antara penyelenggara layanan dengan masyarakat dalam rangka melakukan penilaian kinerja layanan. Tujuannya, penyelenggara layanan dapat meningkatkan kualitas layanannya dan masyarakat memperoleh kepuasan. Kegiatan SKM merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh penyelenggara layanan setiap tahunnya. Sebelumnya, pelaksanaan SKM dilakukan secara daring menggunakan aplikasi GoogleForm. Namun di tahun ini dilakukan terobosan dengan mengintegrasikan SKM pada aplikasi SIGESIT.
Nantinya masyarakat dapat menilai kinerja layanan BIG dengan mengisi SKM melalui SIGESIT. Hasil SKM berupa nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) akan ditampilkan pada laman SIGESIT, juga presentase karakteristik responden seperti jenis kelamin, asal instansi, pekerjaan, usia, tingkat pendidikan dan lainnya. Hal ini sesuai dengan prinsip transparan, dimana hasil SKM harus dipublikasikan dan mudah diakses ke seluruh lapisan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Ke depannya, BIG berencana melakukan interkoneksi aplikasi SIMPONI dan SIGESIT. SIMPONI, Sistem Informasi Penerimaan Negara Bukan Pajak Online, merupakan aplikasi yang dijalankan oleh Kementerian Keuangan. Dengan menggunakan aplikasi inilah proses pembayaran PNBP untuk layanan produk, jasa dan diklat BIG dilakukan secara daring. Sebuah proses pembayaran tanpa menggunakan uang tunai alias cashless. Pengguna dapat melakukan pembayaran 24 jam, lewat teller bank, ATM maupun internet banking.
Interkoneksi antara SIGESIT dan SIMPONI juga mendukung pelaksanaan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) di PTIG. Pada tahun 2020 lalu, BIG melalui Balai Layanan Jasa dan Produk Geospasial telah mendapatkan predikat sebagai Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dari KemenpanRB. Adanya interkoneksi antara SIGESIT dan SIMPONI, sangat mengurangi celah tindak korupsi, saat transaksi layanan.
ADVERTISEMENT
Pemanfaatan teknologi informasi di tengah pandemi, merupakan hal yang mutlak. Ini bertujuan tetap dapat menyelenggarakan layanan publik di tengah ketakleluasaan akibat pandemi, namun kualitas layanan tetap prima. Keberadaan teknologi informasi jadi pengganti tatap muka. Sehingga layanan tetap diberikan optimal, penularan Covid-19 tercegah. Yuk guys, akses SIGESIT!
Norvi Handayati
Pranata Humas Badan Informasi Geospasial