Pementasan Drama: Kaidah dan Tahapan Drama

Handhyka Permana
Pekerja/Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
15 Desember 2022 18:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Handhyka Permana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Foto oleh Enes Bayraktar: https://www.pexels.com/id-id/foto/cahaya-orang-orang-hotel-kamar-14725587/
Drama adalah bentuk produksi sastra yang meliputi pertunjukan panggung dan akting atau pertunjukan. Cari tahu sekarang tentang tahapan permainan, termasuk struktur bahasa dan aturan. Drama atau biasa disebut Pertunjukan teater menyajikan cerita secara optimal melalui ekspresi, gerak tubuh, suara, dan sarana lain yang mendukung pertunjukan. Layaknya sebuah film, drama yang dipentaskan membutuhkan banyak aspek antara lain persiapan naskah, pemilihan karakter, pengembangan karakter dan pementasan.
ADVERTISEMENT
Drama biasanya menggunakan bahasa sehari-hari semi formal, berbeda dengan konvensi bahasa yang digunakan dalam prosa dan banyak makna yang sering ditemukan dalam puisi. Berikut ini adalah beberapa aturan bahasa dramatis, termasuk penggunaan kata-kata dalam periode waktu seperti besok, hari ini, sekarang, nanti, nanti, suatu malam. Skrip drama juga biasanya menggunakan kata kerja yang terkait dengan peristiwa seperti perintah, hancurkan, angin, bicara, dan kejar.
Gunakan kata kerja untuk mendeskripsikan apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh karakter dalam drama tersebut, seperti liar, lebar, sempit, cerah, mendung.
Kaidah atau sifat linguistik yang paling kuat dari teks lakon adalah hampir semuanya berbentuk dialog atau tuturan langsung para tokohnya dalam bentuk tuturan langsung. Seperti percakapan sehari-hari, tuturan langsung banyak digunakan dalam drama, sehingga dialog dalam teks drama sering kali menggunakan kosa kata percakapan, seperti: oh ya, oh, pokoknya, dan dong.
ADVERTISEMENT
Set drama sebenarnya berisi berbagai pelajaran yang bisa digunakan pemain. Mereka mengembangkan ekspresi yang fleksibel, ketekunan untuk menghidupkan peran tertentu, kepekaan terhadap interaksi antar pemain, dan ketekunan untuk menyelesaikan permainan. Semua hal tersebut tentunya membutuhkan proses yang singkat dan paling lama beberapa bulan. Akting adalah kerja keras bagi kebanyakan orang, tapi itu bukan lelucon. Agar proses produksi panggung berjalan lancar, semuanya harus dimulai dari awal. Fase pertama dimulai dengan pemain berlatih pernapasan dan bernyanyi. Keduanya merupakan faktor kunci kesuksesan drama tersebut. Padahal, penulis ingin lagunya cukup keras untuk didengar orang-orang di barisan belakang. Pernapasan perut juga berfungsi sebagai dasar untuk bernyanyi dalam lingkaran. Biasanya para penampil membuat suara-suara ini sebelum memulai pertunjukan. Pada saat yang sama, pemain tidak boleh terlalu mengandalkan pernapasan dada untuk membiasakan diri dengan pernapasan perut. Anda juga harus berlatih melafalkan huruf vokal dengan sempurna agar audiens dapat mendengar dialog Anda dengan jelas. Latihan ini juga bisa dipadukan dengan bisikan berpasangan untuk menciptakan ikatan yang kuat antar pemain. Kebebasan berekspresi sangat penting dalam pelatihan vokal. Keduanya harus saling melengkapi untuk menciptakan scene demi scene yang mampu menyita perhatian penonton. Aplikasi pertama yang bisa dilakukan biasanya relaksasi otot leher, lengan dan kaki. Format lain yang dapat digunakan adalah pemain yang memainkan sejumlah lapangan tertentu. Fase kedua yaitu seorang aktor. Aspek ini sejalan dengan mempekerjakan pemain dalam peran kinerja tertentu. Sikap itu tercermin dari kepekaan melatih daya ingat pemain terhadap dialog yang disampaikan. Kepekaan tersebut tidak hanya terletak pada kemampuan aktor dalam menghafal setiap kata dalam dialog, tetapi juga pada makna kata yang disampaikan dalam pementasan. Paling-paling, pemain dapat menjaga peran mereka terpisah dari identitas mereka yang sebenarnya. Fase ketiga Pertunjukan teater dilengkapi dengan kemampuan mengarahkan panggung dan para aktor. Konsep panggung yang ingin dihadirkan oleh produser merupakan bagian dari seni desain panggung. Konsep ini dapat disesuaikan dengan pesan yang ingin Anda sampaikan kepada audiens Anda. Konsep desain panggung bersifat realistik, sugestif, surreal dan formal, konsep realistik dan konkrit dapat disampaikan dalam bentuk lingkungan nyata yang asli. Seperti pementasan sebelumnya di Teater Satulampung yang berlatarkan pemakaman. Bentuk representasi lainnya adalah bentuk sugestif. Jadi sajikan latar belakang yang menunjukkan bahwa penonton berada dalam latar yang dramatis. Bentuk pertunjukan panggung surreal terdiri dari pencahayaan yang menciptakan efek tertentu. Secara umum representasi visual panggung adalah bentuk formal dengan latar belakang tarian, dengan langkah-langkah untuk setiap tingkatannya. Artinya, dalam potongan yang mirip dengan fenomena gunung es. Pertunjukan satu atau dua jam sangat mudah untuk ditonton publik. Bahkan, harus melalui beberapa tahapan produksi sebelum pertunjukan berakhir. Semua kolaborator memainkan peran yang sama pentingnya dalam mendukung kinerja.
ADVERTISEMENT