Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Halloween dan Ekspansinya Dalam Rekonstruksi Histori Tanah Saudi
14 Desember 2022 12:49 WIB
Tulisan dari HANDI WAHYU PURNOMO tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Tahukah kalian, setiap tanggal 31 Oktober, sebagian masyarakat di barat umumnya memperingati Hari Halloween. Halloween sendiri termasuk dalam peringatan Internasional yang dirayakan hampir di seluruh dunia. Hari yang satu ini sangat identik dengan kostum berbagai macam karakter. Mulai dari cosplay suatu karakter tertentu, hingga mengenakan kostum dan atribut yang terkesan menyeramkan.
ADVERTISEMENT
Tapi bagaimana jika budaya Pagan dan Kristen yang satu ini justru diadopsi bahkan diminati oleh ikonik negara muslim terbesar di dunia. Tentu ini akan menjadi sebuah pelecehan bahkan pencemaran nama baik Islam nantinya. Bahkan, terdapat satu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri, yaitu ekspansi hari yang satu ini justru sudah berhasil merenggut hati pemilik ikonik islam lebih dari sekali. Rekonstruksi histori secara terang-terangan muncul cepat ke permukaan.
Arab Saudi tercatat sebagai negeri yang mayoritas penduduknya muslim di dunia. Negeri yang satu ini juga dianggap sebagai titik tolak eksistensi agama Islam terbesar yang pernah ada. Bahkan, negeri ini memiliki dua tempat paling suci bagi semua umat muslim, yaitu Mekkah dan Madinah. Namun, belum lama ini kontrovesi bermunculan menyerang negeri yang seharusnya menjadi panutan ini. Riyadh dengan inovasi barunya tengah menjadi perbincangan paling hangat kali ini.
ADVERTISEMENT
Laman-laman lokal maupun internasional mencuit berbagai ekspresi pro-kontranya. Beberapa media mendeskripsikan hulu-hilir
meriahnya suasana saat itu. Halloween memabukkan perilaku negeri ini yang seharusnya menjadi pedoman semua negri muslim.
Warga berkumpul di boulevard dengan kostum-kostum budaya barat, kostum cosplay, bahkan kostum-kostum menyeramkan. Riyadh disulap menjadi tempat terselenggaranya “Pekan Menyeramkan/Scary Event”. Acara saat itu berlangsung pada Kamis dan Jum’at.
Pengunjung dapat masuk secara gratis ke Boulevard dengan syarat harus memakai kostum menyeramkan. Salah satu warga, Abdulrahman, dia datang dengan kostum makhluk mitologi Amerika Utara, Wendigo. Abdulrahman diduga baru pertama kalinya merayakan Halloween di negaranya. “Ini perayaan yang keren, dan terdapat spirit kegembiraan. Menyangkut haram atau halal, saya tidak menahu soal itu. Kami merayakannya hanya untuk seru-seruan dan itu saja,” ujarnya penuh ekspresi menyenangkan.
ADVERTISEMENT
Miris sekali, menyaksikan negeri yang seharusnya menjadi titik kiblat umat muslim dalam berperangai namun malah melakukan hal yang tak sepantasnya dilakukan. Budaya pagan dan kristen yang satu ini bisa menjadi masalah serius jika tidak ditindak langsung oleh pemerintah saudi. Mungkin faktanya mungkin sebaliknya, ekspansi Halloween ke negeri ini justru terang-terangan disambut oleh mereka.
Seluruh umat muslim seharusnya sadar, acara yang berbau keagamaan seperti itu seharusnya tak usah digubris. Terlebih yang dapat memicu kontroversi yang berkepanjangan. Bahkan bisa menjadi pelecehan bahkan pengotoran suatu nama jika dilakukan tanpa dasar yang dapat diterima. Tidak ada yang bisa dilakukan umat muslim sekarang selain mengkritisi kebijakan penguasa di Arab Saudi.
Pengaruh budaya barat berhasil menjauhkan penganut beragama jauh dari agama mereka sendiri. Nilai-nilai Islam akan semakin mudah ditinggalkan, sehingga paham budaya barat mudah merasuki tubuh mereka. Mereka tak lagi memandang hukum halal atau haramnya, dibolehkan atau malah dilarang dalam syariat, membuat nilai-nilai Islam mulai terkikis. Yang terpenting bagi mereka adalah ekonomi yang membaik dan beberapa kesenangan.
ADVERTISEMENT
Perayaan Halloween yang saat ini dirangkul akan membawa dampak buruk bagi generasi muslim kelak, khususnya generasi di Arab Saudi itu sendiri. Sebab, dengan adanya Perayaan Halloween di Arab, generasi selanjutnya akan menganggap bahwa perayaan ini ternyata boleh dilakukan. Yang pada dasarnya, perayaan tersebut tidak boleh dilakukan karena sangat bertentangan dengan Islam.
Dalam Islam, seseorang yang turut merayakan hari raya sekelompok umat, sama dengan meniru kebiasaan mereka. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Meskipun di sebagian negara tidak ada unsur ritual peribadatan, perayaan seperti itu tidak sepantasnya dimeriahkan oleh orang mukmin. Sebagaimana ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang di Kota Madinah, beliau mendapati bahwa penduduk kota tersebut merayakan dua hari raya, Nairuz dan Mihrajan. Beliau lantas bersabda di hadapan penduduk madinah:
ADVERTISEMENT
قدمت عليكم ولكم يومان تلعبون فيهما إن الله عز و جل أبدلكم بهما خيرا منهما يوم الفطر ويوم النحر
“Saya telah mendatangi kalian dan kalian memiliki dua hari raya, yang kalian jadikan sebagai waktu untuk bermain. Padahal, Allah telah menggantikan dua hari raya terbaik untuk kalian; Idul fitri dan Idul Adha.” (HR. Ahmad, Abu Daud, dan Nasa’i).
Telah terbukti nyata bahwa akhir zaman semakin dekat. Rambu-rambunya pun sudah berpendar ke seluruh seantero negeri. Mulailah kembali kepada ajaran Islam yang luhur, dengan meninggalkan perkara-perkara yang bertentangan dengannya. Masih banyak sekali kesenangan yang bisa dilakukan tanpa membawa hal yang haram dilakukan. Sekali kita menyentuh apa yang dilarang agama, itu sama saja membuka pintu maksiat yang lainnya. Bahkan mungkin saja diwariskan ke generasi kita selanjutnya. Maka, sudah menjadi kewajiban kita mengemaskan agama ini lebih dari yang lainnya. Mendakwahkan agama ini dengan semua daya upaya.
ADVERTISEMENT