Konten dari Pengguna

Kisah Seorang Anak Bungsu

Handini Nuramelia
Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta
17 Mei 2020 17:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Handini Nuramelia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Cayahya dan Asyahr adalah pasangan suami istri yang dikaruniani 4 anak, diantaranya 2 anak laki-laki dan 2 anak perempuan. Mereka memiliki 2 anak laki-laki kembar bernama Hasan dan Husen, sedangkan 2 anak perempuanya bernama Hana dan Handini.
ADVERTISEMENT
Anak laki-laki kembar itu adalah kakaku, awalnya ibu dan bapakku tak mengira mereka memiliki anak kembar karena saat di USG tak menunjukan tanda bahwa didalam kadungan ada 2 orang, tetapi dokter hanya menyarankan beberapa minggu lagi periksa lagi untuk melanjutkan perkembangannya. Ternyata sebelum tanggal pemerikasaan ibuku sudah keburu ibuku melahirkan.
Saat karena ibuku memiliki anak kembaran dan disana posisinya ibuku juga bekerja untuk memenuhi kebutuhan. Jadi ibuku memutuskan anak pertama bernama Hasan tinggal dengan ibuku dan bapakku, sedangkan anak kedua bernama Husen tinggal bersama nene dan kakeku di Jawa.
Setelah beberapa tahun berlalu ibu dan bapakku dikaruniai seorang anak perempuan bernama Hana. Ia adalah kakak peremuanku. 6 tahun setelah kelahiran kakakku lahirlah diriku, ya aku adalah anak keempat dari 4 bersaudara bisa dibilang aku adalah anak bungsu/anak terakhir.
ADVERTISEMENT
Beberapa orang berfikir bahwa menjadi anak bungsu itu menyenangka karena selalu dimanja oleh orang tuanya dan bisa mendapatkan apa yang diinginkan. Padahal dalam kenyataanya tidak semuanya merasakan hal tersebut. Terlebih lagi saat kakak-kakakku sudah berkeluarga aku harus menjaga orang tuaku seorang diri dan terkadang aku merasa sepi karena tinggal aku dan orang tuaku, padahal biasanya terasa rame karena ada kakakku.
Mei 2011 kakak laki-lakiku yang pertama melangsungkan pernikahan. Ia menikahin seorang perempuan yang tinggal di Parung, Depok. Mereka kenal karena ia satu tempat kuliah. Setelah 9 tahun menikahi mereka di beri 1 anak laki-laki dan 2 anak perempuan.
September 2011 gantian kakakku yang ke dua juga melangsungkan pernikahan di Purbalingga, Jawa Tengah. Ia menikahi seorang perempuan yang awalnya adalah temen sekolah saat dibangku SMA. 8 tahun menjalin kehidupan rumah tangga mereka dikaruniai 2 anak perempuan.
ADVERTISEMENT
Rumah semakin sepi karena kepergian 2 kakak laki-lakiku yang sudah menjalani hidup bersama keluarga yang mereka bangun. Tapi aku bersyukur karena masih ada kakak peremuanku yang menemaniku. Ia juga sangat baik kepadaku. Jika aku kesulitan mengerjakan tugas sekolah ia siap membantu dan jika aku membutuhkan sesuatu ia mau memenuhinya.
Aku juga senang memilki kakak peremuan seperti dia, dia tidak pernah memarahiku walau aku suka berbuat jahil kepadanya. Terlebih lagi dia suka memasak dan masakan nya termasuk enak menurutku, bahkan saat ia kuliah terkadang ia menjual makanan yang ia buat sendiri, walau keuntungan yang ia dapat tidak seberapa ia tetap senang melakukannya.
2017 kakak perempuanku lulus dari Politeknik Negeri Jakarta. Setelah ia lulus dia bekerja dikantor kakakku, ya ia berkerja ditempat kakaku yang pertama karena kebetulan butuh pegawai dan terlebih lagi sulit mencari perkerjaan karena terlalu banyaknya lulusan sarjana tetapi kurangnya lapangan pekerjaan.
ADVERTISEMENT
Juni 2018 ia dilamar oleh seorang laki-laki bernama Leonardo, ia adalah kakak kelas saat kakakku duduk dibangku SMP. Setelah beberapa bulan dilamar akhirnya ia memutuskan untuk menikah pada 18 Desmber 2020. Setelah beberapa hari tinggal dirumahku, dia harus pergi ke Lampung Karena suaminya ditugaskan di Lampung, yang mengaruskan ia tinggal di Lampung dan jauh dari keluarga.
Yang menurut beberapa orang menjadi anak bungsu menyenangkan, menurutku tidak Karena satu persatu kakak-kakakku pergi. Bahkah aku tak tahu saat aku nikah nanti aku akan didampingin oleh orang tuaku atau tidak. (Handini Nuramelia/Politeknik Negeri Jakarta)