Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.1
Konten dari Pengguna
Persahabatan Yang Abadi
10 Juni 2024 14:55 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Hanif Adhi Nugroho tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh: Hanif Adhi Nugroho Mahasiswa Penerbitan (Jurnalistik) Politeknik Negeri Jakarta
Dalam setiap lembaran kehidupan yang kita jalani, ada sosok-sosok yang secara tidak langsung memberikan warna dan makna, menjadikan hari-hari yang kelabu terasa lebih cerah. Bagi saya, sosok itu adalah sahabat laki-laki saya, Vikri. Menulis tentang Vikri adalah seperti membuka album kenangan yang penuh dengan tawa, haru, dan pelajaran hidup yang tak ternilai harganya.
ADVERTISEMENT
Sejak pertemuan pertama kami di bangku sekolah dasar, Vikri sudah menunjukkan bahwa dirinya adalah seseorang yang berbeda. Di antara kerumunan anak-anak yang sibuk dengan permainan dan kegaduhan khas mereka, Vikri tampak lebih tenang dan penuh perhatian. Dia selalu punya cara untuk membuat orang di sekitarnya merasa nyaman, dan itu adalah salah satu hal yang membuat saya langsung tertarik untuk berteman dengannya.
Kami mulai dekat ketika duduk di kelas lima. Saat itu, saya adalah anak yang pemalu dan sering merasa canggung di tengah teman-teman sekelas. Vikri, dengan caranya yang santai dan bersahabat, perlahan membuka pintu bagi saya untuk keluar dari cangkang saya. Dia sering mengajak saya bermain sepulang sekolah, menunjukkan permainan-permainan baru yang dia pelajari, dan mengenalkan saya pada teman-teman barunya. Dengan Vikri, saya merasa diterima apa adanya.
ADVERTISEMENT
Salah satu memori yang paling saya ingat adalah ketika kami mengikuti lomba lari estafet di sekolah. Saya bukanlah pelari cepat, dan saat itu saya sangat gugup karena takut mengecewakan tim. Vikri, yang juga ikut dalam tim, menepuk pundak saya sebelum lomba dimulai dan berkata, “Kita lakukan yang terbaik. Tidak apa-apa kalau tidak menang, yang penting kita berusaha.” Kata-katanya yang sederhana namun penuh makna itu menghilangkan sebagian besar kecemasan saya. Dan benar saja, meskipun kami tidak menang, momen itu mengajarkan saya tentang arti kerjasama dan dukungan.
Kehidupan kami terus berjalan, dan persahabatan kami pun tumbuh semakin kuat. Memasuki masa remaja, kami sering menghabiskan waktu berdua, berbicara tentang impian, harapan, dan kadang-kadang, tentang kekhawatiran yang kami alami. Vikri selalu menjadi pendengar yang baik, dan dia punya cara untuk membuat masalah-masalah yang saya hadapi terasa lebih ringan. Dia mengajari saya untuk melihat sisi positif dalam setiap situasi, untuk selalu mencari pelajaran di balik setiap kesulitan.
ADVERTISEMENT
Ada satu kejadian yang benar-benar mengubah cara pandang saya terhadap hidup dan persahabatan. Saat itu, kami berdua sudah duduk di bangku SMA. Vikri harus menghadapi ujian hidup yang berat: ayahnya meninggal dunia karena sakit. Di tengah duka yang mendalam, Vikri tetap menunjukkan ketabahan yang luar biasa. Saya melihat bagaimana dia merawat ibunya, menjadi tulang punggung keluarga di usia yang masih begitu muda. Dari Vikri, saya belajar tentang arti tanggung jawab dan keteguhan hati.
Saya ingat suatu malam ketika saya berkunjung ke rumahnya untuk menemani Vikri yang sedang berduka. Kami duduk di teras rumah, memandang langit malam yang bertabur bintang. Vikri mulai berbicara tentang ayahnya, tentang kenangan-kenangan indah yang mereka bagi bersama. Dia bercerita dengan mata yang berbinar, seolah-olah ayahnya masih ada di sana, mendengarkan. Saya hanya bisa mendengarkan, mencoba memberikan dukungan sebisa mungkin. Malam itu, saya menyadari betapa pentingnya kehadiran seorang sahabat dalam masa-masa sulit.
ADVERTISEMENT
Waktu terus berjalan, dan kami pun melangkah menuju jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Vikri dan saya memilih universitas yang berbeda, namun kami selalu menjaga komunikasi. Setiap kali kami bertemu, meskipun jarang, perasaan hangat dan akrab itu selalu ada. Persahabatan kami tidak pudar oleh jarak atau waktu, tetapi justru semakin kuat. Kami berbagi cerita tentang pengalaman kuliah, tentang pertemuan dengan orang-orang baru, dan tentang mimpi-mimpi kami di masa depan.
Vikri adalah sosok yang selalu mendukung saya untuk berani bermimpi dan mengambil langkah-langkah besar. Dia yang mendorong saya untuk mendaftar beasiswa ke luar negeri, sesuatu yang pada awalnya terasa mustahil bagi saya. “Kamu pasti bisa, kalau kamu mau berusaha,” katanya. Dorongan dan keyakinan Vikri pada kemampuan saya adalah salah satu alasan saya akhirnya berhasil meraih beasiswa itu. Saya berhutang banyak padanya, tidak hanya untuk dukungan itu, tetapi juga untuk kepercayaan yang dia berikan pada saya.
ADVERTISEMENT
Ketika saya akhirnya kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan studi, Vikri adalah orang pertama yang saya temui. Kami bertemu di kafe favorit kami, tempat kami sering berbincang panjang lebar tentang berbagai hal. Malam itu, kami kembali membicarakan mimpi-mimpi kami, tapi kali ini dengan tambahan pengalaman dan wawasan yang lebih luas. Kami tertawa mengingat masa-masa lalu, berbicara tentang rencana masa depan, dan merayakan pencapaian-pencapaian kecil yang kami raih.
Persahabatan kami bukan hanya tentang tawa dan kesenangan, tetapi juga tentang dukungan tanpa syarat dan keberanian untuk menghadapi dunia. Vikri adalah sahabat sejati yang tidak hanya ada di saat-saat senang, tetapi juga di saat-saat sulit. Dia adalah cerminan dari nilai-nilai seperti ketulusan, keberanian, dan keteguhan hati. Dari Vikri, saya belajar bahwa persahabatan adalah salah satu anugerah terbesar dalam hidup, sesuatu yang harus dijaga dan dihargai.
ADVERTISEMENT
Kini, ketika saya melihat ke belakang dan mengenang perjalanan panjang persahabatan kami, saya merasa sangat bersyukur telah bertemu dengan Vikri. Dia adalah sahabat, saudara, dan mentor yang selalu memberikan cahaya dalam kegelapan, harapan dalam keputusasaan, dan kekuatan dalam kelemahan. Persahabatan kami adalah bukti bahwa hubungan yang dibangun atas dasar kepercayaan, penghormatan, dan cinta sejati akan selalu bertahan, tidak peduli berapa banyak waktu yang telah berlalu atau sejauh apa jarak memisahkan.
Dengan menulis ini, saya ingin memberikan penghargaan yang tulus kepada Vikri dan semua sahabat sejati di luar sana. Mereka adalah pilar-pilar kehidupan yang membuat perjalanan kita lebih berarti. Mereka adalah cahaya yang menerangi jalan kita dan memberikan warna dalam setiap langkah yang kita ambil. Karena pada akhirnya, dalam setiap persahabatan, ada cerita indah yang layak untuk dikenang dan dirayakan. (han)
ADVERTISEMENT