Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
BELAJAR FILSAFAT PERANG DARI NARUTO
5 Oktober 2024 10:55 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Hangkoso Satrio tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Luar biasa bukan quote di atas tadi?
Quote tadi bukan gw dapatkan dari buku filsafat atau orang-orang terkenal. Tetapi dari suatu komik yang namanya NARUTO!!!
ADVERTISEMENT
Wahai para pegawai pemegang gawai sobat PULKAN. Pada suatu masa gw pernah berdebat dengan beberapa temen gw yang gak suka Naruto. Kira-kira temen gw itu bilangnya begini tentang Naruto:
“Ah lo suka Naruto? Itu kan isinya standard banget. Penjahatnya mau menguasai dunia terus mau bunuh-bunuhin jagoannya.”
Dengan tulisan ini gw akan membuktikan kalau Naruto itu tidak seperti pandangan teman gw dengan 3 hal yang gw liat di Naruto:
1. NARUTO ITU BERKISAH TENTANG PERDEBATAN FILSAFAT KLASIK ANTARA PANDANGAN LIBERALISME DAN KOMUNISME.
Jika dibaca secara mendalam, Naruto itu adalah cerita tentang dua orang yang mempunyai perbedaan pendapat untuk mengelola suatu negara yaitu desa Konoha dan dunia ninja.
Kubu Liberalisme diwakili oleh Hashirama Senju (Hokage pertama) dan Naruto (Hokage ketujuh).
ADVERTISEMENT
Kubu Komunisme diwakili oleh Kaguya Otsutsuki, Madara Uchiha, Nagato alias Pain (tobat), dan Obito Uchiha (tobat).
Untuk lebih jelas sebelum menulis gw akan menjabarkan apa itu definisi Liberalisme dan Komunisme.
Karena definisi Komunisme sedikit ribet (dan Wikipedia gak terlalu menggambarkan poin gw ditulisan ini), gw akan mengutip suatu perkataan Prof. Mr. Djokosoetono (Guru Besar bidang hukum yang istrinya pendiri Blue Bird):
(Djokosoetono, Kuliah Ilmu Negara, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1982), hlm. 32.)
Madara menemukan cara untuk menghancurkan siklus kehidupan, yaitu dengan cara mempersatukan seluruh umat manusia melalui monster besar yang dapat mengendalikan seluruh umat manusia menjadi satu pemikiran. Jadi Madara memaksakan kehendak untuk mencapai suatu tujuan, yaitu perdamaian (kaya Komunisme kan?).
ADVERTISEMENT
Madara harus membuat monster besar dengan cara mengambil monster (tailed beast) dari desa-desa ninja yang memiliki monster-monster tersebut dan monster tersebut dilebur menjadi satu. Desa-desa pemilik monster bertahan dan tidak mau monsternya diambil, ya jadi perang deh. Disini Madara tidak mengakui hak kepemilikan monster dari desa-desa itu, jadi dirampas aja deh sama Madara untuk tujuannya Madara sendiri.
Sebagai intinya, Madara mau memiliki senjata pemusnah masal untuk digunakan kepada orang-orang yang melawan Madara. Senjata pemusnah masal itu juga bisa mengendalikan pikiran manusia dan bisa menghilangkan free will. Jadi semua manusia terkoordinasi untuk kepentingan Madara tanpa membantah. Madara ini memang benar-benar berjiwa diktator!!! Benar-benar totalitarian!!.
Sedangkan Hashirama Senju tidak setuju kalau manusia dipaksa untuk menjadi satu tujuan. Ya karena Hashirama ini percaya kalau setiap umat manusia bisa saling memaafkan, jadinya Hashirama harus membebaskan seluruh manusia dari paksaan Madara. Karena menurut Hashirama perdamaian bisa terjadi kalau semua orang memaafkan dosa-dosa masa lalu pada saat perang.
ADVERTISEMENT
Ya berantem deh tuh bunuh-bunuhan karena gak ada yang mau ngalah. Tapi dua-duanya sebenernya tujuannya satu, yaitu mencapai perdamaian dan menghilangkan perang (dengan cara berperang juga Hahahah).
Kalo kata Prince di Call of Duty: Modern Warfare 3 begini:
Seperti dunia asli kan?
Senjata pemusnah masal diciptakan untuk mencapai perdamaian dengan cara menghancurkan lawan karena perdamaian bisa terjadi jika tidak ada pihak yang melawan. Tapi bedanya di dunia nyata yang menggunakan senjata pemusnah masal pertama kali dalam sejarah adalah pihak-pihak yang berpaham Liberalisme.
2. KEADILAN, DENDAM DAN PERANG
Dulu Hashirama Senju sebenernya pengen berteman dengan Madara Uchiha. Nampaknya beliau ini dimarahi oleh bapaknya, bapaknya bilang begini:
“Kamu mau berteman dengan orang-orang yang telah membunuh keluarga kita???”
ADVERTISEMENT
Madara punya filosofi sendiri. Madara tidak percaya bahwa manusia bisa bekerja sama karena dampak dari perang adalah dendam yang akan menimbulkan perang lagi. Jadi perdamaian adalah suatu siklus untuk menuju peperangan kembali karena manusia tidak akan bisa memaafkan dan saling mengerti satu sama lain.
Filosofi Madara ini dianut juga oleh Nagato.
Perang menimbulkan dendam karena kehilangan orang-orang yang dicintai. Pihak yang kehilangan tersebut menuntut suatu keadilan yaitu dengan cara membunuh orang yang membunuh orang-orang yang dicintainya (balas dendam). Jadi terus aja begitu, Nagato tidak percaya siklus itu bisa dihancurkan jadinya dia membantu Madara.
3. MUSUH BERSAMA MEMPERSATUKAN UMAT MANUSIA
Tadinya desa Konoha gak berteman dengan desa-desa ninja lainnya malah suka musuhan. Tetapi karena ada musuh yang kuat banget makanya mereka semua bersatu untuk mengalahkan musuh tersebut. Karena Madara kuat banget sampe-sampe dikeroyok aja gak mati-mati makanya desa-desa ninja pada bersatu berjuang melawan yang mereka anggap penjahat. Sebelum adanya musuh bersama tersebut desa-desa itu pada berantem.
ADVERTISEMENT
Sekian ulasan komik Naruto. Kalau orang lain yang baca Naruto yang setelah baca gak melihat poin itu, mungkin aja itu semua ada karena imajinasi gw yang sudah keterlaluan.
Sebenernya ada kesamaan tema dari komik-komik Jepang yang ada, yaitu jagoannya pantang menyerah sampe ngalahin musuhnya dan kebanyakan musuhnya itu mau menguasai dunia. Ya begitulah kira-kira.
Catatan: tulisan ini pernah dipublikasikan di website www.pulangkantor.com yang entah mengapa hilang dari peredaran karena suatu serangan siber. tanggal nya lupa