Selamat Jalan Sang Jenderal Penjaga Konstitusi – Letjend Achmad Roestandi

Hani Adhani
PhD Candidate, Faculty of Law, International Islamic University Malaysia (IIUM) - Alumni The Hague University. Alumni FH UI dan FH UMY.
Konten dari Pengguna
30 Agustus 2022 20:10 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hani Adhani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Oleh
Hani Adhani
Pada saat kita ditanya siapa Ketua Mahkamah Konstitusi pertama, pastinya semua orang akan menjawa cepat, pastinya Prof. Jimly Asshidiqie.
ADVERTISEMENT
Apabila melihat catatan sejarah berdirinya MK, jawaban tersebut sebenarnya agak kurang tepat, oleh karena sebelum terpilih Prof. Jimly, ada sosok Hakim Konstitusi yang paling senior yang memimpin jalannya persidangan MK (Rapat Permusyawaratan Hakim) pertama kali yang merupakan Hakim Konstitusi tertua, sosok Hakim Kostitusi senior tersebut adalah Letjend Achmad Roestandi.
Dalam catatan sejarah Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Ketua Mahkamah Konstitusi pertama memang Prof Jimly, namun sidang pertama Mahkamah Konstitusi yakni untuk memilih Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi pertama adalah Hakim Konstitusi Tertua saat itu yakni Letjend Achmad Roestandi. [Lihat Pasal 4 UU MK]
Pak Roestandi menjadi salah satu sosok penting dalam catatan sejarah berdirinya Mahkamah Konstitusi.
Salah satu karya buku Hakim Konstitusi Letjend Achmad Roestandi
Pak Roestandi dipilih oleh DPR bersama Prof. Jimly dan Pak Palguna untuk “membangun pondasi awal” Mahkamah Konstitusi. Pak Roestandi bersama dengan delapan hakim MK generasi pertama bekerja keras bahu membahu mengenalkan MK kepada masyarakat dan membuka lebar jendela bagi masyarakat tentang arti penting hak konstitusional warga negara.
ADVERTISEMENT
Sosok Yang Ramah dan Egaliter
Meski Pak Roestandi adalah seorang Letnan Jenderal TNI AD, namun tidak terlihat sedikitpun dalam diri Pak Roestandi kesan bahwa Pak Roestandi sangat militeristik ataupun otoriter.
Mantan dosen SESKOAD yang salah satu anak didiknya adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini, juga dikenal oleh pegawai MK sebagai sosok yang sangat ramah, humble dan juga egaliter. Ini terlihat sejak Pak Roestandi datang ke lobby MK pada pagi hari hingga saat Pak Roestandi bertatap muka dengan para pegawai MK.
Pada saat datang ke lobby MK pada pagi hari, Pak Roestandi menyalami semua satpam, petugas resepsionis, staf ahli, office boy dan semua pegawai yang ditemui dengan “salam yang khas” yang disebut "salam MK" yang sengaja dibuat sendiri oleh Pak Roestandi dengan tujuan untuk mengakrabkan dirinya dengan seluruh pegawai MK.
ADVERTISEMENT
Begitupun saat makan siang, Pak Roestandi tidak segan membagi makanannya kepada para pegawai ataupun mengajak para pegawai MK makan bersama di ruangannya dengan makanan yang dibawa dari rumah Pak Roestandi.
Selain itu, Pak Roestandi juga dikenal menjadi sosok Hakim Kostitusi yang sangat dekat dengan pegawai dan ramah dengan dengan semua orang.
Penyuka Olahraga Badminton
Hal luar biasa yang juga dimiliki oleh Pak Roestandi adalah Pak Roestandi sangat menyukai olahraga Badminton. Hampir setiap minggu Pak Roestandi berolahraga badminton bersama para pegawai MK.
Dengan fisik yang sudah terbilang tidak muda lagi pada saat itu (2003-2008), namun kekuatan fisik Pak Roestandi sungguh memang tidak ada duanya.
Pak Roestandi sanggup bermain badminton tiga set tanpa henti dan tanpa minum. Tentunya teknik permainannya pun sudah selayaknya seperti atlit badminton profesional. Service dan smash-nya luar biasa menyulitkan para pemain muda MK dan para pegawai tidak pernah menang bertanding melawan pak Roestandi.
ADVERTISEMENT
Dua orang pegawai MK yang paling “jago badminton” pun yakni Adam Tamsah dan Hanindio pun mengakui kehebatan permainan badminton Pak Roestandi.
Kenangan Tas Pak Roestandi
Hal lain yang juga menjadi saksi sejarah kehadiran Pak Roestandi di MK adalah tas kulit warna coklat tua yang dijadikan tempat pemungutan suara pada saat sidang pertama Mahkamah Konstitusi (RPH) pada tahun 2003 yakni sidang pertama untuk memilih Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi Pertama yang saat itu terpilih Prof Jimly Asshidiqie sebagai Ketua dan Prof Laica Marzuki sebagai Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi.
Saat ini tas tersebut masih bisa lihat di Museum Mahkamah Konstitusi di Gedung MK Jalan Medan Merdeka Barat Lantai 5 dan lantai 6.
ADVERTISEMENT
Tas Pak Roestandi tersebut berdampingan dengan Handphone Prof Jimly yang dijadikan alamat pertama MK sebelum MK memiliki Gedung sendiri dan menjadi saksi bisu sejarah berdirinya MK pada tahun 2003.
Orang Sunda Yang Ramah dan Murah Senyum
Pak Roestadi yang lahir di Banjaran, Bandung, Jawa Barat pada tanggal 1 Maret 1941 merupakan sosok “urang sunda sejati”.
Pak Roestandi terkadang sering sengaja mencampurkan adukan bahasa sunda dalam kesehariannya saat berinteraksi dengan seluruh pegawai MK dan malah apabila Pak Roestandi sudah tahu pegawai tersebut “urang sunda” pasti obrolannya akan berlanjut menggunakan bahasa sunda.
Penyuka sup ikan gurame ini memang sangat kental memiliki culture sunda. Pak Roestandi mungkin menjadi satu-satunya Hakim Konstitusi yang pernah mensosialisasikan tentang pentingnya Hak Konstitusional Warga Negara dan pentingnya Mahkamah Konstitusi dengan menggunakan bahasa sunda. Saat itu di tahun 2005, Pak Roestandi bersilaturahmi dengan masyarakat adat kampung Naga di Kabupten Tasikmalaya dengan menggunakan bahasa sunda.
ADVERTISEMENT
Pak Roestandi juga yang merekomendasikan agar Undang-Undang Dasar 1945 hasil amandemen juga diterjemahkan ke dalam semua bahasa daerah termasuk bahasa sunda.
Menurut Pak Roestandi, tujuan diterjemahkannya Undang-Undang Dasar 1945 ke dalam berbagai bahasa daerah agar seluruh masyarakat adat di seluruh Indonesia memahami hak konstitusionalnya dan juga mengenal peradilan baru yang dapat memulihkan kerugian konstitusional masyarakat adat yakni Mahkamah Konstitusi.
Berita Duka Pak Roestandi
Hari ini tanggal 30 Agustus 2022, kita mendengar berita duka bahwa Sang Jenderal penjaga Konstitusi Bapak Achmad Roestandi telah dipanggil oleh Allah SWT.
Tentunya Bangsa Indonesia sangat kehilangan sosok Pak Roestandi.
Kita mendoakan agar Pak Roestandi diterima amal ibadahnya serta ditempatkan di tempat yang terbaik dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan.
ADVERTISEMENT
Selamat Jalan Sang Jenderal Penjaga Konstitusi – Selamat Jalan Bapak Roestandi.
*****