Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Problematika Keluarga dalam Film Dokumenter Position Among the Stars
2 Agustus 2024 6:08 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Hani Maghfiroh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Film Position Among the Stars merupakan film dokumenter karya sutradara berkebangsaan Belanda yang bernama Leonard Retel Hemrich. Film ini rilis pada tahun 2010 sebagai film pembuka International Documentary Film Festival Amsterdam (IDFA). Film Position Among the Stars berfokus pada suatu keluarga yaitu nenek Rumidjah, Tari (cucu nenek Rumidjah), dan Bakti (anak nenek Rumidjah yang juga paman dari Tari).
ADVERTISEMENT
Kisah film ini diawali pada saat nenek Rumidjah yang tinggal di desa dijemput oleh anaknya Bakti untuk menjaga cucunya yang bernama Tari di Jakarta. Pada saat itu Tari baru saja lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA) dan akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, sedangkan Bakti baru dipilih menjadi ketua RT. Dari sinilah terlihat perjuangan nenek Rumidjah dalam menghadapi problematika anggota keluarganya di Jakarta.
Setiap anggota keluarga nenek Rumidjah memiliki permasalahan yang berbeda-beda; nenek Rumidjah yang ingin Tari melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi agar Tari mendapatkan pendidikan yang baik dan dapat membawa keluarganya keluar dari garis kemiskinan, Tari sebagaimana anak remaja pada umumnya dengan kondisi psikologis yang belum stabil memiliki permasalahan dengan pergaulan dan egonya, Bakti yang ketagihan berjudi ikan cupang yang juga dijadikan sebagai salah satu penghasilannya, istri Bakti yaitu Sri yang tak kunjung mendapat keturunan bersama Bakti, kakak Bakti yaitu Dwi yang ingin mendapatkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) dengan mengandalkan posisi Bakti sebagai ketua RT, dan anak dwi yaitu Bagus yang mendapatkan dua pembelajaran agama dari orang tua dan nenek Rumidjah yaitu agama Islam dan Kristen.
ADVERTISEMENT
Film ini memuat berbagai macam gambaran kehidupan sosial dan budaya seperti, isu toleransi beragama, dampak globalisasi, menilik kinerja pemerintah, harapan akan generasi baru. Isu toleransi beragama yang diangkat pada film ini yaitu bagaimana bentuk toleransi yang terjadi di dalam sebuah keluarga yang memiliki perbedaan keyakinan, selain itu diberi gambaran juga bagaimana tiap-tiap agama yang terlibat mematenkan ajarannya kepada para umatnya. Dimana hal tersebut dapat menimbulkan kehidupan beragama yang fanatik, maka dari itu harus didampingi dengan toleransi antar agama.
Secara keseleruhan film ini dapat diakui sebagai film yang sangat baik dari segi jalan cerita, pengambilan gambar, dan pesan moral yang terkandung dalam film ini. Walaupun alur cerita tergolong klise, justru hal ini yang membuat penonton seperti terjun langsung di dalam film tersebut dikarenakan dalam film ini semua adegan menggambarkan kejadian sehari-hari yang sebenarnya dan tanpa narasi dari sang sutradara. Pengambilan gambar pun diambil seapik mungkin tanpa banyak transisi yang membingungkan.
ADVERTISEMENT
Pesan moral dari film ini sendiri dapat dirasakan dari awal hingga akhir film. Diawal film kita sudah disajikan dengan kedekatan antara orang tua dan anak. Dipertengahan film disajikan suatu toleransi antarumat beragama khususnya di dalam keluarga nenek Rumidjah. Selain itu terlihat bagaimana orang tua menjadi perantara dalam penyelesaian masalah keluarganya, sesulit apapun masalah yang dihadapi. Di dalam film ini juga dapat diambil pelajaran bahwa pendidikan adalah suatu hal yang penting demi kemajuan bersama.