Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Apakah Buang Air Kecil Sambil Duduk Berpengaruh Dalam Kesehatan?
29 Desember 2024 14:37 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Hanif Ijlal tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apakah Buang Air Kecil Sambil Duduk Berpengaruh dalam Kesehatan?
Oleh: Hanif Ijlal Aflah
Buang air kecil adalah aktivitas sehari-hari yang sering dianggap sepele. Namun, cara seseorang melakukannya—baik berdiri maupun duduk—ternyata dapat memunculkan berbagai diskusi, terutama terkait pengaruhnya terhadap kesehatan. Dalam konteks budaya, agama, dan kebiasaan, pilihan cara buang air kecil sering kali berbeda. Tetapi, apakah dari sisi medis ada keuntungan tertentu dari buang air kecil sambil duduk? Artikel ini berusaha mengeksplorasi hal tersebut secara objektif dengan mempertimbangkan data ilmiah dan perspektif kritis.
Secara umum, buang air kecil sambil duduk cenderung lebih dianjurkan untuk pria, terutama bagi mereka yang memiliki gangguan prostat. Penelitian menunjukkan bahwa posisi duduk membantu relaksasi otot dasar panggul dan sfingter uretra, yang mempermudah pengosongan kandung kemih secara lebih efisien dibandingkan posisi berdiri.
Menurut studi yang diterbitkan di PLOS ONE oleh Schneider et al. (2014), pria yang buang air kecil sambil duduk memiliki aliran urin yang lebih lancar dan residu urin di kandung kemih yang lebih sedikit. Hal ini terutama penting bagi pria yang menderita pembesaran prostat atau benign prostatic hyperplasia (BPH). Dengan posisi duduk, tekanan pada kandung kemih berkurang, sehingga proses buang air kecil menjadi lebih efektif dan mengurangi risiko infeksi saluran kemih akibat urin yang tersisa.
Sebaliknya, buang air kecil sambil berdiri dapat menyebabkan kandung kemih tidak sepenuhnya kosong. Jika terjadi secara terus-menerus, ini berpotensi menyebabkan penumpukan bakteri yang memicu infeksi. Selain itu, penelitian lain menunjukkan bahwa postur duduk mengurangi ketegangan pada otot perut bagian bawah, sehingga memberikan rasa nyaman terutama bagi mereka yang memiliki gangguan kesehatan tertentu.
Meskipun data ilmiah menunjukkan manfaat kesehatan dari buang air kecil sambil duduk, praktik ini sering kali mendapat resistensi budaya. Banyak pria merasa bahwa buang air kecil sambil berdiri lebih praktis dan sesuai dengan "kodrat" maskulin. Di sisi lain, dalam beberapa tradisi dan agama tertentu, buang air kecil sambil duduk dipandang sebagai tindakan yang lebih higienis dan sopan.
Selain itu, ada juga argumen bahwa manfaat kesehatan ini lebih relevan untuk pria yang sudah memiliki gangguan kesehatan seperti BPH. Pria yang sehat dan tidak memiliki masalah kandung kemih atau prostat mungkin tidak merasakan perbedaan signifikan antara buang air kecil sambil berdiri atau duduk. Oleh karena itu, efektivitas posisi ini bergantung pada konteks individu, termasuk usia, gaya hidup, dan kondisi medis.
Penelitian lain yang mendukung argumen ini berasal dari Journal of Urology (2012), yang menemukan bahwa posisi duduk secara signifikan meningkatkan aliran urin pada pria berusia di atas 50 tahun. Penelitian ini menyimpulkan bahwa postur duduk dapat menjadi alternatif sederhana untuk membantu mengurangi gejala terkait saluran kemih.
Namun, dari perspektif kebersihan, buang air kecil sambil duduk juga memiliki keuntungan. Sebuah studi oleh Lowe et al. (2019) menunjukkan bahwa cara ini mengurangi penyebaran percikan urin ke lingkungan sekitar, sehingga menjaga kebersihan kamar mandi. Faktor ini penting, terutama dalam lingkungan publik, untuk mencegah penyebaran bakteri atau virus.
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa buang air kecil sambil duduk memang memiliki manfaat kesehatan yang signifikan, terutama bagi pria dengan gangguan saluran kemih atau prostat. Selain itu, praktik ini juga lebih higienis dalam konteks kebersihan lingkungan. Meski demikian, efektivitasnya sangat bergantung pada kondisi individu, dan tidak semua orang perlu mengubah kebiasaan jika tidak ada masalah kesehatan yang relevan.
Sebagai saran, pria yang mengalami kesulitan buang air kecil atau memiliki riwayat gangguan prostat sebaiknya mempertimbangkan untuk buang air kecil sambil duduk. Sementara itu, edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan saluran kemih perlu ditingkatkan tanpa memaksakan satu cara tertentu sebagai standar universal.
Dengan pendekatan yang bijak dan didukung data ilmiah, diharapkan masyarakat dapat lebih terbuka terhadap diskusi mengenai kebiasaan sehari-hari yang ternyata memiliki dampak besar terhadap kesehatan.
ADVERTISEMENT