Konten dari Pengguna

Menjaga Harmoni dan Kekayaan Budaya : Solo, Kota Toleransi yang Menginspirasi

Hanifa Aqil
Mahasiswa Diploma III Perpajakan Universitas Jember
17 Juni 2023 0:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hanifa Aqil tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Solo, Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia

Potret Jalan Balaikota Surakarta. Sumber : Dokumen Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Potret Jalan Balaikota Surakarta. Sumber : Dokumen Pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Surakarta atau yang lebih dikenal dengan sebutan Solo, merupakan salah satu kota dengan kekayaan budaya dan tradisi yang kental di Indonesia. Wajarnya suatu kota pasti mempunyai bangunan ikonik yang berfungsi sebagai maskot dan ciri khas suatu wilayah. Kota Solo memiliki balai kota yang berfungsi bukan hanya sekedar bangunan ikonik di tengah kota. Lebih dari itu, balai kota Surakarta menjadi pusat kegiatan administratif dan operasional yang berfungsi sebagai "rumah" bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta. Dengan keindahan tatanan yang dirancang dengan apik dengan arsitektur ala jawa, bangunan ini dapat menjadi daya tarik bagi warga lokal maupun wisatawan yang berkunjung.
ADVERTISEMENT
Pentingnya toleransi antar umat beragama dalam membangun harmoni sosial di Surakarta tidak dapat diragukan lagi. Dalam masyarakat yang beragam seperti Surakarta, keselarasan antara umat beragama menjadi pondasi utama dalam menciptakan kerukunan yang langgeng. Melalui toleransi, masyarakat Surakarta mampu menjalin hubungan yang harmonis, menghormati perbedaan, dan saling mendukung dalam membangun kota yang lebih baik.
Potret lampion sepanjang jalan Balaikota Surakarta. Sumber : Dokumen Pribadi
Dalam upaya memperkuat dan mempromosikan toleransi antar umat beragama, Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta mengambil inisiatif dengan menghias halaman balaikota dan taman sepanjang Jalan balai Kota untuk setiap hari raya yang diperingati oleh masing-masing enam agama resmi di Indonesia. Seperti pada hari raya imlek Langkah ini bertujuan untuk menunjukkan komitmen Pemkot Surakarta dalam mewujudkan toleransi dan menghormati perbedaan agama sesuai dengan sila pertama Pancasila. Permulaan diawali dengan kegiatan Pemkot Surakarta untuk berkoordinasi dengan pemuka agama atau perwakilan komunitas agama terkait untuk memperoleh informasi mengenai tanggal dan makna penting dalam perayaan agama mereka. Hal ini penting supaya Pemkot Surakarta dapat mempersiapkan dan mengatur dekorasi yang tepat sesuai hari raya dari masing-masing agama tersebut.
Potret Taman Balaikota Surakarta. Sumber : Dokumen Pribadi
Taman Balaikota Surakarta juga menjadi tempat diadakannya berbagai acara budaya, seperti pertunjukan musik, tarian tradisional, dan pameran seni. Acara-acara ini memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk menghargai dan menghormati keanekaragaman budaya yang ada di Surakarta. Selain itu, taman ini juga menjadi tempat berkumpulnya komunitas lokal yang memiliki kepentingan yang sama, misalnya kelompok olahraga, kelompok seni, atau kelompok relawan. Ini membantu memperkuat hubungan antara anggota komunitas dan meningkatkan rasa persatuan di antara mereka. Dalam konteks toleransi, Taman Balaikota Surakarta berperan sebagai ruang netral tempat orang-orang dari berbagai latar belakang dapat bertemu dan saling menghormati. Taman ini mencerminkan semangat inklusivitas dan penghargaan terhadap perbedaan, dan memberikan kontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih toleran dan harmonis.
Potret Lampion di sepanjang jalan Balaikota Surakarta. Sumber : Dokumen Pribadi
Dengan mengedepankan nilai-nilai toleransi, pemerintah kota mampu menciptakan lingkungan yang aman, harmonis, dan stabil di tengah keragaman masyarakatnya. Hal ini menciptakan suasana yang kondusif bagi pertumbuhan sosial, ekonomi, dan kultural kota tersebut. Melalui kebijakan dan program yang mendorong dialog dan pemahaman antar umat beragama, pemerintah kota juga memperkuat identitas kota sebagai tempat yang inklusif dan ramah bagi semua warganya. Kota yang dikenal sebagai tempat yang menerima dan menghormati perbedaan akan menjadi tujuan wisata yang menarik bagi wisatawan lokal maupun internasional. Wisatawan akan merasa selamat dan dihargai dalam mengenal budaya, agama, dan tradisi yang beragam di kota tersebut. Selain itu, investor juga cenderung tertarik untuk berinvestasi di kota yang memiliki iklim sosial yang stabil dan inklusif. Pemerintah kota dapat memfasilitasi forum-dialog yang melibatkan semua pihak untuk mendengarkan aspirasi, menyelesaikan perbedaan, dan mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.
ADVERTISEMENT
Sila pertama dalam Pancasila, yaitu "Ketuhanan Yang Maha Esa", memiliki keterkaitan yang erat dengan nilai dan prinsip toleransi. Sila pertama menegaskan prinsip keberagaman dan pengakuan terhadap adanya Tuhan yang Maha Esa, serta memberikan kebebasan beragama bagi setiap warga negara Indonesia. Toleransi, dalam konteks ini, mencakup penghargaan dan penghormatan terhadap keyakinan agama dan kepercayaan masing-masing individu. Sila pertama menekankan pentingnya menghargai dan menghormati perbedaan dalam beragama, serta membangun kerukunan antarumat beragama. Dalam konteks ini, pemerintah kota memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa nilai dan prinsip toleransi terwujud dalam kebijakan dan programnya.
Pemberian penghargaan kepada kota Solo sebagai Kota Toleransi Nomor 4 di Indonesia. Sumber : Dokumen Pribadi
Pada survey yang dilakukan oleh SETARA Institute pada tahun 2022 menempatkan Solo, sebagai "Kota Toleransi Nomor 4" di Indonesia. Posisi Solo sebagai salah satu kota toleransi terbaik di Indonesia menunjukkan komitmen pemerintah dan masyarakat dalam membangun kerukunan dan harmoni di tengah keberagaman agama, budaya, dan suku. Keberhasilan Solo sebagai kota toleransi nomor 4 didasarkan pada sejumlah faktor. Pertama, adanya pemahaman dan kesadaran yang tinggi tentang pentingnya toleransi sebagai nilai fundamental dalam kehidupan masyarakat. Pemerintah dan masyarakat Solo secara aktif mempromosikan nilai-nilai toleransi melalui berbagai kegiatan, seperti festival budaya, dialog antaragama, dan kegiatan sosial yang melibatkan berbagai komunitas agama. Kedua, kebijakan dan regulasi yang mendukung keberagaman dan pengakuan terhadap hak-hak masyarakat untuk menjalankan keyakinan agama dan budaya mereka. Pemerintah kota Solo telah mengambil langkah-langkah konkret dalam memastikan kebebasan beragama dan melindungi hak-hak minoritas agama, sehingga semua warga dapat hidup dengan damai dan merasa dihormati. Ketiga, partisipasi aktif masyarakat dalam membangun kerukunan antar umat beragama. Solo memiliki beragam organisasi masyarakat sipil, kelompok keagamaan, dan komunitas yang secara proaktif bekerja sama untuk mempromosikan toleransi dan saling menghormati. Keempat, adanya dukungan pemerintah kota terhadap pendidikan multikultural dan pembelajaran nilai-nilai toleransi di sekolah-sekolah.
Potret acara SATERA Institute pada tahun 2022 menempatkan Solo, sebagai "Kota Toleransi Nomor 4" di Indonesia. Sumber : Dokumen Pribadi
Dengan predikat sebagai kota toleransi nomor 4 di Indonesia, Solo memiliki keunggulan dalam menarik wisatawan, investasi, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, gelar ini juga memperkuat identitas Solo sebagai kota yang terbuka dan inklusif bagi semua orang. Melalui upaya yang terus menerus dalam membangun kerukunan dan menghargai perbedaan, Solo menjadi contoh inspiratif bagi kota-kota lain di Indonesia dalam mewujudkan harmoni dan toleransi di tengah keberagaman.
ADVERTISEMENT

Hanifa Aqil, mahasiswa Universitas Jember