Konten dari Pengguna

Sampah, Dalang di Balik Terkikisnya Keasrian Taman Kota Pekanbaru

Hanifah Salsabila
Mahasiswi program studi Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran
25 April 2022 14:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hanifah Salsabila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sampah yang diselipkan pengunjung di tanaman Taman Kota Pekanbaru (dok. pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Sampah yang diselipkan pengunjung di tanaman Taman Kota Pekanbaru (dok. pribadi)
ADVERTISEMENT
“Di mana dia duduk, di situ dibuangnya sampahnya.”
Itulah yang disaksikan Siti, salah satu petugas kebersihan di Taman Kota Pekanbaru setiap harinya.
ADVERTISEMENT
2022 masih buang sampah sembarangan? Jangan kaget. Manusia dan sampah memang tidak bisa dipisahkan, sampai-sampai manusia tidak rela membuangnya ke tempat sampah, malah meletakkannya tepat di sisinya. Hal kecil, remeh, sederhana, yang ternyata berdampak besar karena dilakukan oleh banyak orang.
Siti menyebutkan, pengunjung taman lebih sering meninggalkan sampah –yang didominasi dengan sampah sisa makanan, di tempat mereka duduk, bahkan di pot dan sela-sela tanaman. Analoginya, para pengunjung ini tidak ingin ditinggalkan dan memilih meninggalkan sampah mereka.
Taman Kota ini diresmikan pada Juni 2017 oleh Gubernur Riau H Arsyadjuliandi Rachman dengan nama Ruang Terbuka Hijau Tunjuk Ajar Integritas dan sejak itu digunakan sebagai tempat wisata bagi warga lokal dan pendatang. Sebagaimana seharusnya, tempat ini memiliki banyak pohon rindang, sehingga cocok untuk dijadikan tempat bersantai bagi pengunjung. Bangku-bangku taman juga tersebar di seluruh taman. Asri, benar. Namun, keberadaan sampah-sampah di sekitarnya cukup mengganggu keasrian tersebut.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya di sekitar bangku, sampah juga menjamah kolam penampungan air hujan yang juga menjadi bagian dari taman. Di bagian sudut kiri, terdapat banyak sampah-sampah bambu yang menurut petugas kebersihan selama ini memang dibuang ke sana. Tumpukan sampah bambu tersebut kemudian menjadi lumut yang memicu bau kurang enak. Di sudut lainnya, terdapat tumpukan sampah plastik. Bukan tidak mungkin sampah tersebut terbawa angin dari tempat-tempat pengunjung membuangnya –selain tempat sampah.
“Gaji kami dikurangi, bahkan kadang terlambat dibayarkan,” cerita Siti dan petugas kebersihan lainnya di taman ini. Ketika ditanyakan apakah ada gerakan protes dari kalangan petugas kebersihan, Siti menjawab tidak ada. Selain karena tidak ada yang berani, para petugas kebersihan ini juga tidak tahu harus protes ke mana.
ADVERTISEMENT
Pandemi memang membuat penurunan jumlah pengunjung, tetapi pekerjaan petugas kebersihan di sini tidak berkurang, bahkan bisa lebih berat ketika sudah memasuki musim gugur, di mana pohon-pohon mulai merontokkan daunnya.
Tak hanya itu, kesejahteraan petugas kebersihan ini bisa dikatakan kurang. Siti dan dua rekannya sedikit bercerita tentang gaji mereka yang bukannya ditambah seiring dengan intensitas pekerjaannya yang meningkat, tetapi malah dikurangi, bahkan pernah mencapai 50% dari yang seharusnya mereka terima.
Taman Kota Pekanbaru (dok. pribadi)
Siti juga mengatakan, walaupun sudah ada papan imbauan yang mengajak pengunjung untuk membuang sampah pada tempatnya, masyarakat sudah terbiasa membuang sampah sembarangan di tempat lain. Jadi, kebiasaan tersebut akan turut mengikuti masyarakat ke tempat yang telah menyediakan banyak tempat sampah seperti taman ini. Sudah seharusnya tempat sampah difasilitasi pemerintah di seluruh penjuru kota, sambil terus menyerukan hal sesederhana membuang sampah pada tempatnya.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari riaupos.com, hal ini pernah disuarakan pada 2020 oleh petugas kebersihan saat itu. Yanti namanya. Ia mengatakan bahwa mereka telah melakukan tugasnya secara maksimal. Namun, tentu saja pekerjaan mereka harus didukung dengan kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya.
Pengunjung juga tidak bisa terus menggunakan, “Kan ada petugas kebersihannya,” sebagai pembenaran aksinya. Tidak ada alasan untuk pengunjung membuang sampah sembarangan, karena taman ini memiliki banyak tempat sampah yang tersebar, bahkan tidak jauh dari bangku-bangku taman yang artinya tidak jauh dari jangkauan pengunjung. Sudah seharusnya pengunjung, sebagai individu yang memiliki akal sehat, membuang sampahnya ke tempat yang telah disediakan demi kenyamanan bersama.
Tugas pemerintah bukan hanya menyadarkan masyarakat akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya, melainkan juga memperhatikan kesejahteraan orang-orang berjasa yang setiap harinya membersihkan fasilitas umum ini. Seperti yang dikatakan Siti, “Kami aja nggak dipantau pemerintah, apalagi orang-orang yang buang sampah sembarangan,” yang artinya, kesejahteraan petugas kebersihan ini perlu diperhatikan sebagai bentuk apresiasi dan terima kasih atas jasanya.
ADVERTISEMENT